Manfaat Penelitian The impact of Trade Facilitation on Trade Flows in ASEAN+3.

keuntungan akan menguntungkan negara-negara berkembang secara relatif dan tidak ada yang dirugikan. Hasil estimasi juga menunjukkan share perdagangan terhadap GDP akan meningkat lebih baik pada kawasan Timur Tengah Afrika Utara yaitu sebesar 0,27 persen, Non-OECD Asia Pasifik sebesar 0,25 persen, OECD Eropa sebesar 0,19 persen dan Sub-Sahara Afrika sebesar 0,18 persen. Penelitian Shepherd dan Wilson 2008, pada penelitian ini menunjukkan bahwa impor dan ekspor dengan biaya bervariasi di negara-negara anggota, mulai dari sangat rendah ke tingkat yang cukup tinggi. Tarif dan hambatan non-tarif pada umumnya rendah sampai sedang. Kualitas Infrastruktur dan layanan berbagai sektor memiliki daya saing dari tingkatan adil fair sampai tingkatan sangat baik excelent. Menggunakan model gravitasi standar, penulis menemukan bahwa arus perdagangan di Asia Tenggara sangat sensitif particulary sensitive untuk infrastruktur transportasi dan teknologi informasi serta komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi wilayah berada membuat keuntungan ekonomi yang signifikan dari reformasi perdagangan fasilitasi. Keuntungan ini bisa jauh lebih besar daripada yang dari reformasi tarif sebanding comparable tariff reforms. Diperkirakan bahwa meningkatkan fasilitas pelabuhan di kawasan itu, misalnya, bisa memperluas perdagangan hingga 7,5 persen atau 22 miliar US. Para penulis menafsirkan ini sebagai indikasi dari peran penting infrastruktur transportasi dapat berguna dalam meningkatkan perdagangan intra-regional. Kemudian penelitian Martinez dan Marquez 2008 menganalisis pengaruh trade facilitation terhadap arus perdagangan di tingkat sektoral. Data yang digunakan adalah prosedur dalam melakukan ekspor dan impor barang dengan fokus penelitian pada jumlah dokumen dan waktu yang dibutuhkan clearence time dalam menyelesaikan administrasi prosedur ekspor dan impor. Menggunakan model gravitasi dengan penduga OLS, PPML dan model Havey, pada 13 negara ekportir dan 167 negara importir. Penelitian ini menunjukkan arus perdagangan akan meningkat dengan menurunkan biaya transportasi dan menurunkan hari yang dibutuhkan untuk berdagang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan trade facilitation tidak hanya memberikan manfaat kepada negara yang sedang berdagang atau satu negara saja, tapi juga kepada negara tujuan yang berdagang. Sementara pada penelitian ini juga membandingkan dengan penelitian- penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang dampak trade facilitation terhadap arus perdagangan dan peranannya bagi perkembangan negara-negara yang diobservasi. Bedanya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada fokus penelitian yaitu mengakaji pada kerjasama yang lebih luas pada kawasan ASEAN, yaitu pada ASEAN+3 dimana perluasan ini akan memberikan dampak yang berbeda dan lebih besar terhadap perekonomian negara-negara ASEAN+3. Pada penelitian ini menggunakan model panel gravity yang menganalisis dampak trade facilitation terhadap arus perdagangan di negara-negara ASEAN+3. 2.9 Kerangka Pemikiran Kerjasama ASEAN+3 FTA yang ditandatangani pada bulan Oktober 2009, akan berimplikasi pada arus perdagangan di ASEAN+3 FTA. Implementasi ASEAN+3 FTA memberikan dampak yang terbatas terhadap arus perdagangan bilateral antar negara anggota. Sehingga menyebabkan perubahan pada nilai perdagangan antar negara anggota. Dalam merespon dampak yang terbatas tersebut maka diperkenalkan pengukuran trade facilitation. Dimana dengan adanya pengukuran trade facilitation ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada perekonomian masing-masing negara dalam rangka meningkatkan volume perdagangan diantara negara anggota ASEAN+3 FTA. Pemodelan yang dibangun disesuaikan dengan fenomena dan ketersediaan data yang ada, dengan batasan penelitian sebagai berikut: