30
2.5 Analisis Keberlanjutan
Analisis keberlanjutan dari suatu perairan ataupun sumberdaya pada suatu wilayah atau tempat, dapat dilakukan dengan menggunakan metode Rapfish.
Rapfish Rapid Appraisal for Fisheries adalah salah satu alat untuk analisis status kelestarian sumberdaya, yang pada awalnya dikembangkan oleh Fisheries Centre,
UBC-Canada. Prinsip aplikasi alat analisis ini berbasis indikator dengan pendekatan penyelesaian berbasis Multi Dimension Scaling MDS. Rapfish
digunakan untuk menjelaskan dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan etika atau pengaturan governance yang mencakup atribut-atribut keberlanjutan.
Dimensi-dimensi beserta atributnya berfungsi sebagai indikator kinerja pembangunan berkelanjutan perikanan tangkap di suatu wilayah.
Rapfish memiliki beberapa kegunaan yaitu : 1 Mengukur dan menggambarkan kondisi lestari sumberdaya di suatu tempat
atau wilayah Tjahjo et al 2005; 2 Menganalisis seluruh aspek keberlanjutan dari perikanan secara sederhana dan
menyeluruh Fauzi dan Anna 2002; 3 Menangani data yang non metric dengan metode multivariate Legendre dan
Legendre 1983; 4 Keragaman multi dimensi dapat diproyeksikan bidang yang lebih sederhana
dan mudah dipahami Nijkamp 1980; 5 Dijadikan alat untuk menentukan snapshot atau analisis awal untuk
memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai
status keberlanjutan
sumberdaya yang sesuai dengan FAO code of conduct Fauzi dan Anna 2002; 6 Memberikan informasi kuantitatif dari nilai proyeksi yang dihasilkan
Nijkamp 1980; 7 Dijadikan sebagai acuan untuk mengevaluasi kondisi perikanan suatu wilayah
secara cepat Fauzi dan Anna 2002; 8 Menjembatani keterbatasan akan data dan penelitian yang masih minim
dengan tujuan untuk melakukan assessment terhadap perikanan; dan 9 D
ijadikan suatu “Triage” pemilah untuk perikanan Pauly 1998 dalam menentukan mana yang menjadi prioritas focus pada pembangunan
sumberdaya perikanan.
31 Dalam hasil analisis Rapfish akan ditemukan Rapfish ordination, Rapfish
ordination-Monte carlo scatter plot dan leverage atribute. Masing-masing bertujuan untuk menjelaskan angka-angka berdasarkan pengisian skor hasil
analisis. Di dalam Rapfish ordination ditemukan reference yang berisikan dua titik yang menjadi acuan yaitu baik good dan buruk bad, real fisheries yaitu
nilai stress dari dimensi yang dianalisis dan anchor yang adalah jumlah baris pola saat memasukkan nilai atau skor masing-masing dimensi. Hasil dari Rapfish dapat
direplikasi dan obyektif secara numerik Pitcher dan Power 2000. Khusus untuk implementasi di wilayah indonesia dengan karakteristik
tropical fisheries, multispecies, open access dan negara berkembang lainnya, Rapfish masih tetap aktual dalam mengukur dan menggambarkan kondisi lestari
kelautan dan perikanan. Masih relevannya penggunaan analisis Rapfish di Indonesia dikarenakan data aktual yang menggambarkan kondisi wilayah
pengelolaan perairan di Indonesia masih sangat minim. Disisi lain juga kebutuhan akan pengelolaan yang berkelanjutan atas wilayah Indonesia semakin mendesak.
Sejak didirikan pada tahun 2000, Departemen Kelautan dan Perikanan DKP dituntut untuk selalu mampu mengimbangi dinamika pembangunan ini
agar arahan kebijakan yang dikeluarkan terutama terkait misi DKP yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan sektor kelautan
dan perikanan berkelanjutan senantiasa sesuai dengan kondisi serta kebutuhan aktual. Dalam Tjahjo et al. 2005 dijelaskan bahwa kebutuhan DKP saat ini
terpenuhi karena salah satunya bersumber dari berbagai bahan dan informasi hasil kegiatan penelitian yang dapat tersedia secara akurat dan cepat. Namun demikian,
di Indonesia persyaratan ini masih merupakan kendala. Selama ini yang masih banyak dilakukan dengan pengkajian stok sumberdaya stok asssement spesies
target. Kendala lain adalah tidak cukup memadainya hasil kajian yang diperoleh untuk menilai kelestarian sumberdaya hayati perairan yang sangat bersifat
multidimensi. Sehinga perlu dikembangkan teknik penilaian kelestarian sumberdaya yang bersifat multidisiplin dan bersifat cepat.
Implementasi di wilayah Indonesia berdasarkan acuan-acuan yang digunakan dalam analisis ini diajukan lima dimensi dan atribut-atributnya dalam
mengkaji kinerja pembangunan perikanan tangkap. Seperti halnya dijelaskan di
32 atas bahwa analisis ini merupakan proses membumikan indikator yang
dikembangkan oleh Pitcher dan Preikshot 2001, dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi Indonesia termasuk karakteristik tropical fisheries, multispecies
dan open access. Kelima dimensi dan masing-masing atributnya, yaitu:
1. Dimensi Ekologi
Dimensi ekologi merupakan cerminan dari buruknya kualitas lingkungan dan sumberdaya perikanan tangkap berikut proses-proses alami didalamnya baik
yang dapat atau tidak dapat mendukung secara berkelanjutan setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam sektor perikanan tangkap. Dimensi ini
diterjemahkan dalam tujuh atribut PRPPSE, 2002 yaitu Exploitation Status k, Recruitment Variability, Change in trophic level, migratory range, range
collapse, catch before maturity dan discarded by catch. Di Indonesia atribut tambahannya yaitu size of caught dan primary production Hartono et al 2005.
2. Dimensi Sosial
Dimensi sosial merupakan dimensi yang mencerminkan bagaimana sistem sosial manusia masyarakat perikanan tangkap yang terjadi dan berlangsung
dapat atau tidak dapat mendukung berlangsungnya pembangunan perikanan tangkap dalam jangka panjang dan secara berkelanjutan. Dimensi ini ada 11
atribut PRPPSE 2002 ada dua atribut yang perlu dihilangkan jika diimplementasikan di Indonesia yaitu atribut Adjacency and Reliances dan
Influences Ethical Formation dan yang tetap diperlukan yaitu atribut Sozialization of Fishing, New Entrants into the fishery, fishing sector,
environment knowledge, education level, conflict status, fisher influence, fishing income dan kin participation Hartono et al 2005.
3. Dimensi teknologi
Dimensi teknologi merupakan dimensi yang menggambarkan derajat pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap dengan menggunakan suatu
teknologi. Teknologi yang dapat mendukung dalam jangka panjang dan secara berkesinambungan setiap ekonomi dalam sektor perikanan tangkap. Di dalam
dimensi ini ada 10 atribut PRPPSE 2002 semuanya bisa diimplementasikan di Indonesia yaitu atribut trips length, landing sites, onboard handing, pre sale