Sumberdaya Ikan Pelagis Analisis Ekonomi Pengelolaan Optimal Sumberdaya Perikanan Pelagis Kecil di Pesisir Kota Ambon

19 model ini banyak menjadi landasan bagi pengembangan model bioekonomi lainnya. Model Gordon-Schaefer dikembangkan oleh Gordon yang menggunakan fungsi pertumbuhan logistik yang dikembangkan oleh Schaefer. Model fungsi pertumbuhan logistik tersebut dikombinasikan dengan prinsip ekonomi, terutama konsep maksimisasi profit. Dalam model Gordon-Schaefer pendekatan statik dipergunakan tiga kondisi keseimbangan, yaitu: 1 Maximum Sustainable Yield atau MSY, 2 Maximum Economic Yield atau MEY dan 3 Open Access Equilibrium atau OAE. Kurva penerimaan total Total RevenueTR adalah sama dengan kurva produksi lestari, karena harga ikan diasumsikan konstan dan penerimaan total akan ditentukan langsung oleh hasil tangkapan ikan Gambar 4. Kurva biaya total Total CostTC berbentuk garis lurus, yang mengindikasikan bahwa besarnya biaya meningkat secara proporsional dengan meningkatnya effort Lawson, 1984. Pada setiap tingkat upaya yang lebih tinggi dari E2 , maka biaya total TC akan melebihi penerimaan total TR, sehingga banyak pelaku perikanan yang keluar dari perikanan. Sebaliknya pada tingkat upaya yang lebih rendah dari E2 , maka penerimaan total TR melebihi biaya total TC, sehingga dalam kondisi akses terbuka, hal ini akan menyebabkan bertambahnya pelaku yang masuk dalam industri perikanan. Kondisi ini akan terus terjadi hingga manfaat ekonomi terkuras sampai titik nol, atau dengan kata lain tidak ada lagi manfaat ekonomi yang bisa diperoleh. Gordon menyebut hal ini sebagai bioeconomic equilibrium of open Gambar 4. Model Gordon Schaefer Fauzi 2004 20 access fishery atau keseimbangan bioekonomi dalam kondisi akses terbuka Fauzi 2005. Berdasarkan Gambar 4, juga dapat dijelaskan bahwa keuntungan lestari yang maksimum akan diperoleh pada tingkat upaya E3, tingkat upaya ini disebut sebagai Maximum Economic Yield MEY atau produksi yang maksimum secara ekonomi karena lebih efisien dalam penggunaan faktor produksi tenaga kerja, modal serta merupakan tingkat upaya yang optimal secara sosial karena tingkat upaya yang lebih sedikit, sehingga lebih bersahabat dengan lingkungan. Kondisi ini secara matematik dapat dinotasikan sebagai Fauzi 2004 : εax π = pαE – p E 2 -cE = pα-β pE –c =0 ................................................... 2.21 sehingga diperoleh tingkat input yang optimal sebesar : E • = ........................................................... 2.22 Dalam model bioekonomi Gordon-Schaefer di atas, tampak bahwa beberapa parameter biologi penting seperti r, q, dan K tergantikan oleh koefisien α dan . Hal ini menyebabkan informasi mengenai perubahan biologi yang terjadi tidak akan pernah terakomodasi dalam model. Oleh karena itu diperlukan cara untuk memodifikasi model Gordon-Schaefer.

2.3.3 Model Optimasi Dinamik

Clark 1985 diacu dalam Fauzi 2004 menyatakan bahwa, pengelolaan sumberdaya ikan dengan pendekatan statik yang telah banyak digunakan untuk memahami sumberdaya ikan dalam kurun waktu yang cukup lama memiliki beberapa kelemahan mendasar yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman realitas sumberdaya ikan yang dinamis. Faktor mendasar dari kelemahan pendekatan statik adalah karena sifat statik itu sendiri yang tidak memasukkan faktor waktu di dalamnya. Hal ini lebih disebabkan karena sumberdaya ikan memerlukan waktu untuk memulihkan diri dan tumbuh dalam kondisi perairan tertentu maupun terhadap kondisi eksternal yang terjadi di sekitarnya Cunningham 1981 diacu dalam Fauzi 2004. Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang mampu secara tepat menangkap 21 perubahan-perubahan eksogenous yang terjadi pada parameter-parameter biologi dan ekonomi dari sumberdaya ikan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan dengan menggunakan model dinamis. Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan menggunakan pendekatan dinamis sudah dimulai sejak tahun 1970, namun pendekatan ini berkembang sepenuhnya dan banyak digunakan sebagai analisis setelah publikasi artikel Clark dan Munro 1975. Dalam artikel tersebut terungkap bahwa Clark dan Munro 1975 menggunakan pendekatan kapital untuk memahami aspek intertemporal dari pengelolaan sumberdaya ikan Fauzi 2004. Aspek pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pendekatan model dinamik bersifat intertemporal, maka aspek tersebut dijembatani dengan penggunaan discount rate, sehingga dalam konteks dinamik, pengelolaan sumberdaya perikanan yang optimal merupakan perhitungan tingkat upaya dan panen yang optimal yang menghasilkan discounted present value DPV surplus sosial yang paling maksimum. Surplus sosial ini diwakili oleh rente ekonomi dari sumberdaya resource rent Fauzi 2004. Optimalisasi pengelolaan sumberdaya perikanan dengan menggunakan formula model dinamik dalam bentuk fungsi yang kontinyu ditulis sebagai berikut : maxπt= ......................... 2.23 dengan kendala : 0 ≤ h ≤ h max dengan menggunakan teknik Hamiltonian, maka model kontinyu di atas menghasilkan Golden Rule untuk pengelolaan sumberdaya perikanan secara matematis ditulis sebagai berikut Fauzi 2004 : ............................................... 2.24 dan Fx = h ................................................... 2.25 yakni, adalah rente marginal akibat perubahan biomass, adalah rente marginal akibat perubahan tangkap panen, = 0, maka persamaan menjadi