Analisis Keberlanjutan Analisis Ekonomi Pengelolaan Optimal Sumberdaya Perikanan Pelagis Kecil di Pesisir Kota Ambon
40 karakteristik setiap kasus. MPE biasanya digunakan apabila penilaian
menggunakan nilai yang seragam, baik rentang dan arah penilaiannya serta menggunakan nilai ordinal.
Metode Perbandingan Eksponensial MPE merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak.
Penentuan tingkat kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat, sedangkan penetuan skor alternatif pada
kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan kriterianya.
41
3 KERANGKA PEMIKIRAN
Pengelolaan sumberdaya perikanan khususnya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk
dan kebutuhan terhadap ikan. Ekploitasi yang berlebihan terhadap suatu sumberdaya perikanan sangat mengancam keberlanjutan dari sumberdaya ikan
tersebut. Sangat tidak mudah untuk memadukan keberlanjutan sumberdaya perikanan dengan kebutuhan yang terus menerus meningkat. Terkadang karena
kebutuhan maka kurang adanya penghargaan terhadap sumberdaya perikanan guna keberlanjutannya.
Dampak dari masalah ini adalah persaingan antar nelayan dan overfishing pada sumberdaya perikanan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya hal ini, maka perlu adanya kebijakan yang mengarah pada pengelolaan sumberdaya perikanan secara bertanggungjawab, sehingga diperoleh manfaat
ekonomi yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya perikanan. Dengan demikian kajian bioekonomi tentang sumberdaya perikanan sangat
diperlukan, yaitu suatu kajian yang memadukan antara dinamika atau parameter biologi perikanan dan faktor ekonomi perikanan tangkap. Kajian bioekonomi,
berguna untuk memberikan informasi tentang keberadaan dan ketersediaan sumberdaya perikanan agar tingkat eksploitasinya dapat dikontrol dan sekaligus
mendorong melakukan upaya pengelolaan dengan keuntungan yang optimal secara berkelanjutan.
Kajian bioekonomi pada penelitian ini diawali dengan melakukan observasi lapang terhadap kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan pelagis kecil di
Pesisir Kota Ambon. Berdasarkan parameter biologi dan ekonomi akan ditentukan tingkat degradasi dan depresiasi serta pengelolaan optimalnya. Langkah terakhir
adalah melakukan analisis kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan ikan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon.
Obyek yang diteliti adalah jenis ikan pelagis kecil ikan layang, selar, tongkol dan kembung di Kota Ambon. Pemanfaatan sumberdaya perikanan
pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon dilakukan menggunakan pukat cincin purse seine dan jaring insang hanyut drift gillnet dan hasilnya didaratkan di Kota
42 Ambon. Data yang digunakan merupakan data time series tahun 1999-2008, yaitu
produksi ikan pelagis kecil, effort per tahun. Metode penelitian menggunakan studi kasus. analisis yang dilakukan adalah analisis bioekonomi, analisis status
keberlanjutan, analisis kelembagaan serta analisis kebijakan. Kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Kerangka Pemikiran Penelitian
Keterangan : Lingkup pembahasan analisis bioekonomi
Analisis bioekonomi dilakukan untuk menganalisis potensi sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon dengan cara mengetahui parameter
biologi dan parameter ekonomi. Parameter biologi antara lain laju pertumbuhan
Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Pelagis Kecil
Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan Pelagis Kecil
Potensi lestari
Parameter biologi Parameter ekonomi
Harga rata rata p Laju
pertumbuhan r Koefisien
tangkap q Biaya operasi
penangkapan c Discount rate i
Daya dukung k
Analisis Kebijakan
Analisis Keberlanjutan
Analisis Kelembagaan
Pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis kecil berkelanjutan
Analisis Bioekonomi
43 intrinsik r, koefisien tangkap q dan daya dukung lingkungan k. Parameter
ekonomi antara lain harga rata-rata p, Biaya operasi penangkapan c dan discount rate i.
Analisis status keberlanjutan dilakukan untuk menganalisis status keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon
berdasarkan lima dimensi dengan menggunakan alat analisis Rapfish Rapid Appraisal for Fisheries. Kelima dimensi tersebut adalah dimensi ekologi,
ekonomi, sosial, teknologi serta hukum dan kelembagaan. Analisis kelembagaan dilakukan untuk mengetahui desain kelembagaan
pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon. Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan formal dan informal
pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon. Analisis kebijakan dilakukan untuk mengetahui arah kebijakan pengelolaan
sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik MPE Metode Perbandingan Eksponensial.
45
4 METODOLOGI