45
4 METODOLOGI
4.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan studi kasus case study. Studi kasus atau penelitian kasus adalah penelitian dengan karakteristik masalah yang
berkaitan dengan latar belakang masalah dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan Indriantoro 1999. Menurut Nazir
2009, penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas. Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari
kasus ataupun status dari individu. Kasus yang diangkat adalah pemanfaatan sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon. Lokasi penelitian
disajikan pada Lampiran 1.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang nilainya berbentuk numerik atau
angka, bersifat ringkas, sederhana, sistematis, terbakukan dan mudah disajikan Sitorus 1998. Data kualitatif adalah data deskriptif berupa kata-kata lisan atau
tulisan dari manusia atau tentang perilaku manusia yang dapat diamati Taylor dan Bogdan 1984 diacu dalam Sitorus 1998. Data kualitatif terbagi dalam tiga
kategori yaitu hasil pengamatan, hasil pembicaraan dan bahan tertulis. Berdasarkan sumbernya, jenis data dan informasi yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari pelaku perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon mencakup 30 orang nelayan
pukat cincin purse seine, 10 orang nelayan jaring insang hanyut drift gillnet melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara berdasarkan daftar
pertanyaan. Jenis dan sumber data secara lengkap disajikan dalam Tabel 5.
46 Tabel 5. Jenis dan sumber data
No Data
Jenis Sumber
1 Sosial Ekonomi
Jumlah Penduduk Pendidikan
Mata Pencaharian Sekunder
Sekunder Sekunder
Kota Ambon dalam Angka 2010 2
Parameter Biologi dan Ekonomi sumberdaya perikanan
Primer Hasil wawancara dengan nelayan
Sekunder Dinas Perikanan Kota Ambon
3 Perikanan Tangkap
Primer Responden
4 Produksi Perikanan tangkap kota
Ambon tahun 2000-2010 Sekunder
BPS Pusat Dinas Perikanan Provinsi
Maluku Dinas Perikanan Kota Ambon
5 Kebijakan Pengelolaan
Kebijakan Perikanan tangkap Program Kebijakan
Sekunder Sekunder
Dinas Perikanan Kota Ambon 6
Rapfish dan MPE Primer
Hasil wawancara dengan para Pakarahli
Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi Maluku maupun Kota Ambon dan Dinas Perikanan Kota Ambon. Data sekunder pada
penelitian ini berupa data time series sepuluh tahun terakhir yaitu tahun 1999-2008, terutama data statistik perikanan Kota Ambon maupun data statistik
perikanan Provinsi Maluku. Jenis dan sumber data untuk analisis bioekonomi seperti tercantum dalam
Tabel 6. Tabel 6 Parameter bioekonomi dan sumber data
No Jenis Data
Parameter Satuan
Sumber 1
Primer Discount rate i
Biaya Penangkapan c Harga rata rata p
Rptrip Rptrip
Rptrip Hasil wawancara
dengan nelayan
2 Sekunder
Produksi Effort E
CPUE Laju Pertumbuhan r
Koefisien Daya Tangkap q Kapasitas Daya Dukung k
ton trip
tontrip tonthn
tonunit ton
Dinas Perikanan dan statistik kota Ambon
47 Jenis dan sumber data yang ada digunakan sebagai sumber informasi yang
rinci serta memberi gambaran terkait pengelolaan sumberdaya perikanan di Pesisir Kota Ambon, serta memberi petunjuk untuk menetapkan kebijakan guna
pengembangan sumberdaya perikanan yang optimal dan berkelanjutan.
4.3 Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan dan wawancara. Pengamatan langsung dilakukan terhadap nelayan pukat
cincin purse seine, nelayan jaring insang hanyut drift gillnet. Wawancara dilakukan terhadap nelayan pukat cincin purse seine, nelayan jaring insang
hanyut drift gillnet dan pakar perikanan. Penentuan responden dilakukan menggunakan teknik purposive atau
judgement sampling. Nasution 2003 menyebutkan bahwa purposive sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain dan
dengan pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam pengisian kuesioner. Responden terdiri atas keterwakilan dari nelayan
pukat cincin sebanyak 30 orang nelayan dan 10 orang nelayan jaring insang hanyut, 3 orang pakar atau ahli untuk mendapatkan klarifikasi dari data atau
informasi yang diperoleh dari petugas Dinas Perikanan Provinsi Maluku, Dinas Perikanan Kota Ambon, Badan Pusat Statistik Pusat. Badan Pusat Statistik
Provinsi Maluku dan Badan Pusat Statistik Kota Ambon sebagai pelaksana kebijakan dan pemerintah daerah setempat. Tiga orang Pakar yang diwawancara
adalah Staf Pelaksana Program dinas Perikanan Provinsi Maluku, Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon dan Wakil
Ketua Yayasan ARMAN Alam Raya dan Masyarakat Niaga.
4.4 Metode Analisis Data 4.4.1. Analisis Bioekonomi Sumberdaya Perikanan
4.4.1.1 Catch per Unit Effort CPUE
Nilai CPUE dihitung setelah data produksi dan upaya input dan effort ditabulasi menurut jenis alat tangkap dan target penangkapannya. Menurut
Gulland 1983, penghitungan CPUE bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan
48 tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan pada suatu daerah perairan tertentu.
Nilai CPUE dapat dinotasikan sebagai berikut :
keterangan : CPUE = hasil tangkapan per upaya penangkapan pada tahun ke-t
Catch
t
= hasil tangkapan pada tahun ke-t effort
t
= upaya penangkapan pada tahun ke-t
4.4.1.2 Standarisasi Alat Tangkap
Standarisasi dilakukan karena alat tangkap yang digunakan oleh nelayan untuk menangkap target sumberdaya perikanan pelagis beragam, sehingga sangat
dimungkinkan satu spesies ikan tertangkap oleh dua jenis alat tangkap yang berbeda. Standarisasi dilakukan dengan maksud untuk bisa menjumlahkan input
upaya secara agregat karena kedua alat tangkap tersebut memiliki kemampuan daya tangkap yang berbeda.
Alat tangkap yang dijadikan standar adalah alat tangkap yang memiiiki produktivitas tertinggi dominan dalam menangkap sumberdaya perikanan
pelagis atau memiliki nilai rata-rata CPUE terbesar pada suatu periode waktu dan memiliki nilai faktor daya tangkap Fishing Power Indeks sama dengan satu
Gulland 1983. Secara matematis menurut Fauzi 2004, input alat tangkap yang akan distandarisasi merupakan perkalian dari fishing power indeks dengan input
upayaeffort dari alat yang distandarisasi. .................................................................... 4.2
........................................................................ 4.3 keterangan :
E
std
= effort standar U
i
= CPUE = Catch per Unit Effort tangkap ke-i U
std
= CPUE
std
= CPUE yang dijadikan standar