Perekonomian Kota Ambon Gambaran Umum Kota Ambon .1 Letak Geografis

86 1.595 trip dan rente sebesar Rp.2.422.580.000,00 Tabel 25 dan Gambar 16. Effort pada kondisi aktual paling tinggi 3.717 trip, namun nilai produksinya terendah sebesar Rp.3.564.580.000,00. Hal yang seharusnya tidak terjadi adalah dengan nilai effort tertinggi namun produksi terendah serta angka produksi aktual lebih kecil dari kondisi MEY dan MSY. Tabel 25 Hasil analisis optimasi statik sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon Model Pengelolaan Sumberdaya Biomassa x ton Produksi h ton Effort E trip Rente π Rp juta Sole OwnerMEY 6.646,42 1.102,73 1.595,13 2.422,58 Open Acces 3.664,13 1.215,85 3.190,26 - MSY 4.814,36 1.289,46 2.575,04 1.508,34 Aktual 688,92 3.717,97 3.564,58 Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Gambar 16. Perbandingan pemanfaatan optimal statik sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon Tingkat produksi h aktual sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon selama kurun waktu 1999 sampai 2008 sebesar 688,92 ton per tahun. Tingkat produksi h aktual ini lebih kecil bila dibandingkan dengan tingkat produksi h optimal yaitu 1.102,73 ton per tahun. Pada kondisi pengelolaan Sole OwnerMEY, dan sebesar 1.289,46 ton per tahun. Pada kondisi MSY, bahkan lebih kecil dari OA yaitu 1.215,85 ton per tahun. Effort aktual sumberdaya perikanan pelagis kecil selama tahun 1999-2008 lebih besar dari tingkat effort optimal. Nilai effort E pada kondisi aktual 87 sebanyak 3.718 trip per tahun, sedangkan nilai effort pada kondisi pengelolaan Sole OwnerMEY adalah sebanyak 1.595 trip per tahun, kondisi pengelolaan MSY sebanyak 2.575 trip per tahun dan nilai effort kondisi pengelolaan OA yaitu sebanyak 3.190 trip per tahun. Tingkat keuntungan atau rente optimal dapat diperoleh sebesar Rp2.422,58 juta per tahun pada kondisi pengelolaan MEY atau Rp1.508,34 juta per tahun pada kondisi pengelolaan MSY. Berdasarkan kenyataan kondisi di lapangan, dengan tingkat keuntungan aktual sebesar Rp-3.564,58 ton per tahun, terjadi selisih jumlah keuntungan yang besar. Hal ini diakibatkan peningkatan effort dan rendahnya hasil tangkapan ikan pelagis kecil, sehingga total biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Kondisi ini mengindikasikan bahwa baik secara biologi maupun dari aspek ekonomi, sumberdaya perikanan pelagis kecil telah mengalami overfishing, karena itu perlu adanya pengurangan effort dan usaha pemulihan sumberdaya ikan. Perbandingan optimasi statik sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon pada empat kondisi pengelolaan lebih dijelaskan dalam Gambar 16. Pada Keuntungan atau rente ekonomi pada kondisi pengelolaan MSY dan MEY lebih tinggi dibandingkan kondisi aktual. Demikian pula dengan upaya penangkapan yang lebih tinggi pada kondisi aktual yang melebihi upaya penangkapan effort ikan pada kondisi pengelolaan MSY dan MEY, sehingga akan menimbulkan alokasi sumberdaya yang tidak optimal dan tidak berkelanjutan. Tingkat effort yang diperlukan untuk mencapai kondisi pengelolaan MEY tampak lebih kecil dibandingkan kondisi pengelolaan MSY. Oleh karena itu, keseimbangan kondisi pengelolaan MEY terlihat lebih conservative minded atau lebih bersahabatramah lingkungan dibandingkan dengan tingkat upaya pada titik keseimbangan kondisi pengelolaan MSY Hanneson 1987 di acu dalam Fauzi 2004. 5.4.2 Analisis Optimasi Dinamik Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Pelagis Kecil Hasil analisis optimasi dinamik terhadap pemanfaatan sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon, diperoleh discount rate yang