65 ketidakpastian baik dalam scoring maupun selama proses transformasi skor dan
ordinasi status keberlanjutan dilakukan analisissimulasi Monte Carlo Mamuaya, 2008.
Pembuatan skor dalam atribut setiap dimensi harus mempunyai dasar atau acuan ilmiah yang jelas sumbernya. Jika penentuan skor tidak ditemukan
acuannya, maka dapat ditentukan berdasarkan perhitungan-perhitungan atau analisis yang jelas mencerminkan dimensi yang bersangkutan Susilo 2003. Skor
yang diberikan berdasarkan nilai terburuk dan nilai terbaik secara kualitatif dan kuantitatif dari atribut yang mencerminkan persepsi dari dimensinya dan jelas
secara definisi dalam penentuan skornya. Oleh karena itu, penentuan skor sangat bergantung dari persepsi dimensi yang dianalisis, sebagai contoh semakin tinggi
tingkat eksploitasi perikanan maka secara ekonomi akan semakin baik, tetapi secara ekologi akan mengancam keberlanjutan sumberdaya perikanan tersebut.
Berdasarkan Tabel 9, 10, 11, 12, 13, skor setiap atribut dalam setiap dimensi mengacu pada FAO 1999; Kavanagh 2001, Pitcher dan Preiskhot 2001,
Susilo 2003 dan Hermawan 2006. 4.4.5 Analisis Kelembagaan
4.4.5.1 Analisis Tata Kelola Sumberdaya Perikanan
Kerangka analisis kelembagaan secara skematis dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Kerangka analisis kelembagaan diadopsi dari Pido et al. 1979 Analisis tata kelola sumberdaya perikanan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analisis yang merupakan pengembangan dari analisis
66 kelembagaan dan pembangunan The Institutional Analysis and Development
yang dikembangkan oleh Pido et al 1979 diacu dalam Suhana 2008 Dari Gambar 11 terlihat ada enam atribut yang memberikan pengaruh dalam
pengelolaan sumberdaya perikanan.
Atribut yang pertama atribut biofisik dan teknologi. Atribut ini adalah
pembatas atau kendala bagi pembangunan perikanan. Artinya dalam pelaksanaannya skala pembangunan perikanan meningkat seiring dengan besarnya
area dan jumlah potensi sumberdaya yang tersedia. Selain itu Atribut biofisik juga menentukan cara para pengguna sumberdaya terutama nelayan dapat saling
berinteraksi dan melakukan aksi individu atau aksi kolektif. Aksi teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan sumberdaya sangat tergantung pada jenis dan
jumlah sumberdaya perikanan yang tersedia. Semua teknologi yang diperbolehkan atau yang tidak diperbolehkan diatur serta ditentukan dalam hak-
hak pemanfaatan sumberdaya.
Kedua, atribut pasar yang elemen utamanya meliputi aspek permintaan
demand dan penawaran supply komoditas perikanan yang dihasilkan dari sumberdaya yang dikelola. Atribut pasar seperti harga dan struktur pasar
merupakan insentif dan dis-insentif bagi terbentuknya suatu tatanan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan serta derajat kepatuhan masyarakat atau
nelayan terhadap tatanan tersebut.
Ketiga, atribut pemegang kepentingan. Pemegang kepentingan utama
dalam pengelolaan sumberdaya perikanan adalah nelayan serta masyarakat lainnya yang memiliki kepentingan atau perhatian terhadap pemanfaatan
sumberdaya perikanan. Atribut ini adalah variabel sosial ekonomi yang melekat atau dimiliki nelayan dan masyarakat selaku pemegang kepentingan. Variabel
tersebut adalah kepercayaan, agama, tradisi, budaya, sumber mata pencaharian, derajat sosial ekonomi, homogenitas dan heterogenitas dalam masyarakat,
kepemilikan aset, norma masyarakat serta tingkat integritas dalam ekonomi politik.
Keempat , atribut tatanan dan indikator pengambilan keputusan. Atribut
pengambilan keputusan sangat tergantung pada cara tatanan kelembagaan, hak-