Ekologi Politik dalam Diskursus Lingkungan Global
eksploitasi. Diskursus manajerial mendominasi di semua bidang, tetapi input yang penting juga dipasok oleh keputusan politik dari diskursus populis.
Masalah utama dalam ekologi politik lingkungan global adalah eksplorasi hubungan multi-level antara fenomena global dan lokal, tidak hanya mengenai
fungsi lingkungan tetapi juga dalam hal pengambilan keputusan dan hirarki kekuasaan. Hubungan di beberapa tingkatan datang melalui tindakan dan praktek
agen pemerintah, individu dan masyarakat sipil, dan aliansi yang dibentuk diantara mereka.
Diskursus secara luas didefinisikan oleh Adger et al. 2001 sebagai “berbagi makna mengenai suatu fenomena”. Fenomena yang mungkin kecil atau
besar, dan pemahaman mungkin dibagi diantara kelompok kecil atau kelompok besar baik di tingkat lokal, nasional, internasional atau global. Para aktor yang
terlibat melekat pada diskursus dengan cara mereproduksi, memproduksi dan mentransformasi istilah melalui tulisan atau pernyataan lisan. Oleh karena itu,
analisis diskursus datang untuk memaknai hal secara berbeda sebagaimana perbedaan dibanyak tempat Hajer 1995 dalam Adger et al. 2001. Dengan
membandingkan pesan, struktur narasi dan peran interversi eksternal. Adger et al. 2001 mengidentifikasi dua kluster diskursus yang utama, yaitu seperangkat
diskursus GEM yang mendominasi dalam istilah pengaruh pada kebijakan lingkungan dan seperangkat diskursus populis yang mengkonsitusikan reaksi
penolakan terhadap kebijakan dan juga memiliki dampak kebijakan yang cukup besar. Argumen utama dua diskursus tersebut terdapat pada Matriks 1.
Krisis lingkungan global yang tersirat dalam diskursus GEM mengharuskan adanya solusi global. Diskursus ini menghadirkan solusi terhadap
masalah lingkungan tersebut secara top-down, intervensionis dan teknosentris. Solusi didefinisikan di tingkat global. Oleh karena itu, tindakan internasional
diperlukan. Tindakan solusi harus terkoordinasi oleh lembaga multi-lateral dan kerangka peraturan. Meskipun penekanan dalam diskursus GEM adalah pada
peran negara, pada dasarnya neo-liberal dalam mengemban solusi berorientasi pasar. Elliot 1999 dalam Adger et al. 2001 menunjukkan bahwa diskursus
GEM, dalam Intinya, berdasarkan nilai neoliberal: respon politik internasional terhadap tantangan global perubahan lingkungan telah diakomodasi di dalam dan
diinformasikan oleh nilai neoliberal dan modalitas. Diskursus GEM bergema dengan konsep-konsep seperti modernisasi ekologi yang menurut Hajer 1995
dalam Adger et al. 2001 adalah diskursus hegemonik tentang isu lingkungan Utara. Diskursus GEM di keempat isu memandang intervensi eksternal sebagai
fitur kunci dari solusi terhadap masalah lingkungan. Tipe-tipe intervensi tersebut yaitu, 1 intervensi melibatkan teknologi atau transfer pengetahuan; 2 intervensi
menyangkut transfer keuangan atau kompensasi pembayaran dan yang umum di semua masalah; dan 3 intervensi insentif keuangan dengan penguatan dan
penciptaan pasar serta menilai atau memberi harga sumber daya dengan benar untuk membawa perubahan dalam pengelolaan sumberdaya.
Sebaliknya, diskursus populis sebagaimana yang ditunjukkan dalam Tabel 2 juga mencakup kepercayaan dalam krisis dimasa mendatang, namun narasi
mereka didasarkan pada pelaku adalah para kapitalisme global dan para korban adalah pengguna sumberdaya lokal yang dalam diskursus manajerial dianggap
penjahat. Hubungan ekonomi internasional termasuk bantuan pembangunan internasional digambarkan sebagai intervensi negatif dan sebagai neo-
kolonialisme tidak menawarkan alternatif perdagangan, pendapatan dan konservasi. pengetahuan lokal dan tradisional dipandang sebagai penyedia
praktek-praktek berkelanjutan, dan masyarakat lokal karena itu akan lebih baik ketika mandiri, terlepas dari ketergantungan terhadap dunia global. Diskursus
populis di masing-masing area menggambarkan kapitalisme global, perusahaan transnasional dan kekuasaan kolonial sebagai penjahat. Dengan demikian,
perusahaan penebangan kayu, peternak dan pemilik perkebunan adalah agen penyebab utama deforestasi. Oleh karena itu, diskursus populis dalam setiap isu
lingkungan melihat masyarakat lokal dan populasi penduduk asli sebagai fokus yang tepat untuk bertindak. Diskursus populis menekankan hak, keadilan,
menentukan nasib sendiri dan pemberdayaan sebagai sarana masalah lingkungan yang dapat diatasi dalam jangka panjang.
Matriks 1 Karakteristik Diskursus Manajerial dan Diskursus Populis dalam Isu Lingkungan Global
Isu Global Environmental Management
GEM Discorses Populist Discorses
Deforestasi Diskursus Neo-Malthus pada
peningkatan populasi dan pertanian konversi di
negara berkembang dengan pertanian ladang berpindah slash and
burn menjadi penjahat utama
Diskursus populis percaya bahwa masalah deforestasi menjadi
signifikan karena disebabkan oleh
marjinalisasi orang miskin pedesaan dan tekanan
eksternal globalisasi seperti konsumsi produk kayu negara-
negara Utara
Desertifikasi Diskursus Neo-Malthus menunjukkan
bahwa pengguna sumber daya lokal di lahan kering telah menurunkan
ekosistem di mana mereka bergantung. Hanya tindakan dan peraturan
internasional yang ketat dapat mencegah lebih lanjut
desertifikasi. Wacana populis mendapatkan bukti
bahwa penggurunan adalah masalah penting, namun menunjukkan
bahwa hal tersebut merupakan konsekuensi tak terelakkan dari
sejarah marginalisasi penggembala dan
petani kecil baik dimasa kolonial maupun pasca-kolonial.
Penggunaan Keanekaragaman
hayati Diskursus bioprospecting
mempromosikan pemanfaatan keanekaragaman hayati berkelanjutan
sebagai solusi untuk krisis kepunahan di masa yang akan datang. Solusi ini
dapat dipromosikan melalui kerjasama dan lembaga internasional.
Wacana biopiracy pembajakan menggambarkan sebuah krisis
kepunahan dipromosikan oleh lembaga dan kepentingan
kapitalisme yang mengancam baik kebudayaaan maupun
keanekaragaman hayati.
Perubahan Iklim Diskursus Manajerial pada tarikan ilmu
pengetahuan mengani perubahan iklim membutuhkan pasar baru untuk karbon
dan institusi global. Diskursus gaya hidup boros juga
menerima perubahan iklim sebagai masalah besar dan sebagai gejala
kunci di dalam krisis global konsumsi berlebihan yang
didukung oleh kapitalisme
Sumber: Adger et al 2001