Knowledge and Nature dalam Ekologi Politik Konservasi dan

2.4.3 Antara Diskursus Konservasionis, Eco-populis, dan Developmentalis

…….. dalam Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Witmer and Birner 2007 Perusahaan restorasi hadir sebagai konsekuensi lahirnya produk kebijakan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem IUPHHK-RE. Sebuah izin usaha baru bidang restorasi ekosistem yang diklaim sebagai inovasi dalam bidang penyelamatan hutan dan keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya. Menurut Burung Indonesia, pengelolaan hutan produksi dengan restorasi ekosistem memfasilitasi pemulihan kondisi hutan alam, utamanya di areal yang telah terdegradasi. Pendekatan pengelolaan ini tidak berorientasi kayu dan bahkan pada saat yang sama berupaya melakukan perbaikan kondisi hutan. Bagi organisasi konservasi, pendekatan ini juga tidak umum, karena upaya konservasi dilakukan di luar jaringan kawasan perlindungan. Sebagai sebuah produk kebijakan baru, konsep ideologi dan diskursus diperlukan dalam menganalisis masalah dikawasan konservasi alam. Dijk 1998 dalam Witmer and Birner 2007 mendefinisikan ideologi sebagai dasar dari representasi sosial yang dibagikan oleh anggota kepada kelompok yang mana memungkinkan orang, sebagai anggota kelompok, untuk mengatur banyak kepercayaan sosial mengenai apa yang terjadi, baik atau buruk, benar atau salah, bagi mereka, dan untuk bertindak sesuai. Dijk 1998 dalam Witmer and Birner 2007 memperlihatkan bahwa ideologi biasanya memberikan presentasi diri yang positif dan presentasi lainnya yang negatif, yang mana hubungan evaluasi kepercayaan merupakan karakteristik ideologi. Fungsi ideologi adalah melegitimasi dan memfasilitasi sebuah aksi kolektif. Dengan penciptaan makna baru dan perubahan pola kognitif, terlihat bahwa diskursus memainkan peran penting dalam perubahan kebijakan. Witmer and Birner 2007 menyatakan bahwa penerapan instrumen kebijakan tersirat oleh alur cerita story-line tertentu dan kebutuhan pelaku untuk merujuk kepada alur cerita untuk melegitimasi argumen mereka. Story line diartikan sebagai: “Generative sort of narrative on social reality through which element from many different domains are combined and that provide actors with a set of symbolic references that suggest of common understanding”. Dalam analisis perang diskursus resotasi ekosistem ini dapat memainkan alur-cerita dari masing-masing aktor mengenai keberdaan hutan dan dinamikanya berdasarkan konstruksi masing-masing atas pemaknaan hutan dan persoalan- persoalan di atasnya. Story-line menjadi dasar analisa dalam perang diskursus antara aktor, termasuk kemungkinan adanya koalisi atau kompromi dalam menegosiasikan kepentingan-kepentingan yang saling bertolak belakang tersebut. Witmer and Birner 2007 mengamati tiga diskursus yang berbeda dalam dua studi kasus Indonesia dan Thailand. Tiga diskursus yaitu konservasi, eko- populis dan developmentalis. Dua studi kasus menunjukkan bahwa orientasi nilai dari para aktor yang berbeda, hubungannya dengan ilmu dan pengetahuan lokal, serta kemampuan mereka untuk berhubungan, alur cerita untuk wacana sosial- politik yang lebih umum dan untuk membentuk koalisi diskursus memainkan peran penting bagi hasil dari konflik. Dua studi kasus juga berfungsi untuk mengidentifikasi mekanisme yang mana tiga diskursus yang direproduksi pada tingkat yang berbeda, mulai dari lokal ke internasional. Secara umum perbedaan ketiga disukrusus dapat dilihat pada Matriks 2. Matriks 2 Perbedaan Diksursus Konservasi, Ekopopulis dan Developmentalis Konservasi Eco-populis Developmentalis Tipe pendukung - Konservasi LSM - Biologi, ekologi - Budaya antropologi - Advokasi LSM - pengembangan organisasi negara,LSM, Donor - ekonomi Argumen sentra dari alur cerita Minimal sebuah wilayah terganggu alam perlu dipertahankan untuk menghindari hilangnya spesies dan untuk menjaga keseimbangan ekologi, termasuk fungsi hidrologi hutan Masyarakat lokaladat adalah hanya sebagai penjaga lingkungan. Mereka telah membuktikan bawah dapat melestarikan hutan lebih baik dari pada negara Peningkatan populasi dan kemiskinan adalah penyebab utama deforestasi dan hilangnya keanekaragaman hayati. Penangilangan kemiskinan penting untuk menyelamatkan lingkungan Prioritas misi Konservasi alam, perlindungan terhadap spesies langka Memberikan orang lokal untuk mempertahankan gaya hidup tradisional Pengentasa kemiskinsn Posisi pendukung Alam dan spesies langka Hak pribumi Kemiskinan Posisi lawan - Orang lokal melihat sebagi kerusakan sumber daya alam - Eco-populis LSM melihat sebagai mengabaikan kebutuhan ekologi - Negara dan sector swasta melihat menghilangkan masyarakat lokal - Konservasionis melihat mengabaikkan hak manusia - Eco-populis melihat romantisasi dan instrumentalizing masyarakat setempat - Konservasionis dilihat sebagai mengabaikan kebutuhan untuk mengentas kemiskinan Relasi keilmuan Ilmu alam konservasi, biologi, ekologi, hidrologi sebagai dasar yang tidak diragukan lagi untuk argumentasi Ilmu kritik postmodern. Ketergantungan pada kualitas studi ilmu sosial. Penilaian yang tinggi pada pengetahuan lokal Ketergantungan pada teknis disiplin agronomi, teknik,dll dan ilmu sosial- ekonomi, Sumber: Witmer and Birner 2007 Sementara itu, untuk memastikan interpretasi aktor terhadap realitas mendapatkan dukungan, dapat dilihat dari 1 kredibilitas 2 aksestablitias, 3 kepercayaan Witmer and Birner 2007. Kredibilitas tidak hanya tergantung pada masuk akalnya argumen, tetapi juga pada otoritas para penulis. Penerimaan mengimplikasikan bahwa posisi ini dianggap sebagai menarik atau perlu. Kepercayaan menyebabkan keraguan penindasan dan dapat diturunkan, misalnya, dengan mengacu pada prosedur di mana sebuah definisi realitas dicapai.