Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

4

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang mengenai pengelolaan sumberdaya hutan, maka beberapa permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1 Bagaimana pola pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan oleh pemerintah dan komunitas lokal? 2 Bagaimana persepsi pemangku kepentingan pemerintah, komunitas lokal, dan LSM terhadap pengelolaan sumberdaya hutan? 3 Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan persepsi komunitas lokal pada pengelolaan sumberdaya hutan? 4 Bagaimana persepsi pemangku kepentingan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan berhubungan dengan perbedaan pengelolaan kolaboratif bersifat top down dan bottom up sebagai upaya mencari titik temu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1 Pola pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan oleh pemerintah dan komunitas lokal. 2 Persepsi pemangku kepentingan pemerintah, komunitas lokal, dan LSM terhadap pengelolaan sumberdaya hutan. 3 Hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan persepsi komunitas lokal pada pengelolaan sumberdaya hutan. 4 Persepsi pemangku kepentingan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan berhubungan dengan perbedaan pengelolaan kolaboratif bersifat top down dan bottom up sebagai upaya mencari titik temu.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah: 1 Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran mengenai model pengelolaan kolaboratif yang menguntungkan semua stakeholder agar 5 dapat memanfaatkan sumberdaya hutan dengan tetap menjaga kelestarian hutan demi keseimbangan lingkungan. 2 Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat meningkatkan wawasan masyarakat dan mengubah pola pikir menuju pengelolaan sumberdaya hutan yang baik agar tidak memicu konflik terutama dengan pihak pemerintah. 3 Bagi pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merancang upaya pengelolaan kolaboratif dengan melibatkan pemangku kepentinganyang terkait. 4 Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Hasil penelitian ini diharapkan agar peran LSM dapat menjadi jembatan liason officer bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya hutan agar tidak memicu konflik seperti yang telah terjadi selama ini dan bersikap netral terhadap setiap keadaan.

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

Dokumen yang terkait

Identifikasi Dan Inventarisasi Pengelolaan Hutan Rakyat Di Kecamatan Biru-Biru

12 89 67

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Deindustrialisasi Pedesaan (Studi Kasus Desa Curug Bintang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 28 142

Peranan hutan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat desa hutan (Studi kasus kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 15 98

Analisa konflik pengelolaan sumberdaya alam masyarakat desa sekitar hutan studi kasus masyarakat Desa Curugbitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

3 24 110

Kinerja Agroforestri (Kasus Dudukuhan di Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat)

1 16 75

Analisis buangan berbahaya pertambangan emas di Gunung Pongkor (Studi kasus : Desa Cisarua, Desa Malasari, dan Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)

0 29 429

Struktur Agraria Masyarakat Desa Hutan Dan Implikasinya Terhadap Pola Pemanfaatan Sumberdaya Agraria (Studi Kasus: Masyarakat Kampung Pel Cianten, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 5 108

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36

Penyebaran Spasial Keanekaragaman Tumbuhan Pangan dan Obat di Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor.

4 71 91