dengan Kampung Teluk Waru, Desa Curug Bitung, sebelah timur berbatasan dengan Kampung Nyungcung, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kampung
Malasari. Kampung Cisangku hanya terdapat 1 RW, yaitu RW 02 yang terdiri atas 3 RT. Penduduk di Kampung Cisangku adalah 472 jiwa dengan jumlah laki-
laki sebanyak 248 jiwa dan perempuan sebanyak 224 jiwa. Luas Kampung Cisangku mencapai 176,281 hektar Data Monografi Desa Malasari, 2010.
Batas-batas Kampung Nyungcung adalah sebelah barat berbatasan dengan Kampung Cisangku, sebelah utara berbatasan dengan Kampung Parigi, Desa
Cisarua, sebelah timur berbatasan dengan Kampung Pabangbon, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Babakan Jengkol. Kampung Nyungcung
terdapat dua RW, yaitu RW 05 dan RW 06. Pada RW 05 terdapat 3 RT dan RW 06 terdapat 6 RT. Jumlah penduduk di RW 05 adalah 586 jiwa dengan jumlah
laki-laki sebanyak 308 jiwa dan perempuan sebanyak 278 jiwa sedangkan di RW 06 adalah 913 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 476 jiwa dan perempuan
sebanyak 437 jiwa Data Monografi Desa Malasari, 2010. Luas Kampung Nyungcung mencapai 399,195 hektar. Penggunaan lahan
dibagi oleh masyarakat, seperti: lahan garapan SPPT seluas 46,194 hektar, pemukiman SPPT seluas 8,966 hektar, lahan GG tanah desa seluas 6,712
hektar, dan lahan pemakaman seluas 2,750 hektar. Beberapa bagian lahan yang pengelolaannya dikuasai oleh pihak lain, seperti: lahan yang masih terdapat pohon
pinusnya seluas 24,730 hektar dikelola oleh pihak Perum Perhutani yang sekarang dialihfungsikan oleh pihak TNGHS, lahan konservasi seluas 74,440 hektar oleh
TNGHS, pertambangan bentonit oleh PT SGI seluas 4,050 hektar, dan lahan tumpang tindih antara masyarakat dan pihak lain seluas 234,121 hektar RMI,
2007.
4.1.4 Karakteristik Sosial Ekonomi Komunitas Lokal
Karakteristik sosial ekonomi masyarakat dibagi lima, yaitu jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, luas lahan, dan pengalaman mengelola
sumberdaya hutan. Akan tetapi, jenis kelamin responden tidak dimasukkan dalam Tabel 6 karena pengambilan jumlah responden di setiap kampung sama, yaitu 30
orang 15 laki-laki dan 15 perempuan.
Tabel 6 Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Karakteristik Sosial Ekonomi Kampung Cisangku dan Kampung Nyungcung, Desa Malasari,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, 2011
Peubah Kategori
Kampung Cisangku Kampung Nyungcung
n n
Jenis Pekerjaan Pertanian
21 70,00
22 73,33
Buruh Pertanian 5
16,67 1
3,33 Non Pertanian
4 13,33
7 23,33
Jumlah 30
100,00 30
100,00 Tingkat Pendapatan
Rp Jutath Rendah
9,60-9,59 22
73,33 26
86,66 Sedang
9,60-15,59 5
16,67 2
6,67 Tinggi
15,60-21,60 3
10,00 2
6,67 Jumlah
30 100,00
30 100,00
Luas Lahan Hektar
Sempit 0,01-0,54
23 76,67
Sedang 0,55-1,08
23 76,67
3 10,00
Luas 1,09-1,63
7 23,33
4 13,30
Jumlah 30
100,00 30
100,00 Pengalaman
Mengelola Hutan Tahun
Rendah 3-18
9 30,00
17 56,67
Sedang 19-34
16 53,33
9 30,00
Tinggi 35-50
5 16,67
4 13,33
Jumlah 30
100,00 30
100,00
Keterangan: n = jumlah, = buruh gunung, buruh bangunan, warung, berjualan gorengan
Jenis pekerjaan masyarakat paling banyak terdapat pada bidang pertanian, yaitu sebagai petani Tabel 6. Jenis pekerjaan ini dipilih oleh mereka karena
terdapat lahan yang dapat digarap, baik berupa sawah, ladang, maupun kebun. Lahan ini dapat berupa lahan milik, lahan sewa, dan lahan garapan yang berada di
kawasan Eks Perum Perhutani. Menurut masyarakat, lapisan sosial pada dua kampung ini diukur
berdasarkan ukuran kekayaan yang dilihat berdasarkan tingkat pendapatan dan luas lahan. Tingkat pendapatan yang besar dapat terlihat dari bentuk rumah,
kendaraan pribadi, dan peralatan elektronik. Luas lahan sebagai pelengkap ukuran kekayaan bagi kampung ini.
Berdasarkan Tabel 6, lapisan atas dikategorikan memiliki tingkat pendapatan yang tinggi dibandingkan lapisan menengah dan bawah. Lapisan atas
biasanya lebih sedikit dibandingkan lapisan menengah dan bawah. Hal ini terlihat jelas di dua kampung tersebut. Luas lahan biasanya menggambarkan pelapisan
sosial. Akan tetapi, lahan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya, sehingga lahan yang dimiliki semakin sempit dan tidak akan bertambah luas dikarenakan
wilayah kampung termasuk ke dalam kawasan TNGHS dan terdapat kawasan yang tidak dapat dibuka lahannya.
Pengalaman mengelola sumberdaya hutan di Kampung Cisangku termasuk kategori sedang dan pada Kampung Nyungcung termasuk kategori tinggi.
Pengalaman ini berkaitan dengan usia karena mereka melakukan hal tersebut pada usia sekitar 20-an tahun. Semakin usia bertambah, semakin lama dalam mengelola
sumberdaya hutan.
4.2 Profil Taman Nasional Gunung Halimun-Salak