BAB III PENDEKATAN LAPANGAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kampung Cisangku dan Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
Lampiran 1-3. Lokasi tersebut dipilih secara sengaja purposive sesuai hasil diskusi dengan pihak RMI- The Indonesian Institute for Forest and Environment
dikarenakan: 1 Desa Malasari termasuk ke dalam perluasan kawasan Taman Nasional
Halimun-Salak Lampiran 4. 2 Terdapat konflik dalam pengelolaan sumberdaya hutan.
3 Kampung Cisangku dan Kampung Nyungcung memiliki model pengelolaan kolaboratif yang berbeda.
Ciri khas penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang lain adalah terdapat model pengelolaan kolaboratif yang berbeda di kedua kampung tetapi
masih dalam satu desa. Dalam satu desa terdapat model pengelolaan kolaboratif yang berbeda, yakni di Kampung Cisangku dan Kampung Nyungcung. Model
pengelolaan kolaboratif di Kampung Cisangku berupa Model Kampung Konservasi MKK yang bekerjasama dengan pemerintah TNGHS dan bersifat
top down. Pada Kampung Nyungcung, model pengelolaan kolaboratif berupa Kampung Dengan Tujuan Konservasi KDTK dengan difasilitasi oleh pihak
LSM yang bersifat bottom up. Penelitian dilaksanakan dalam waktu satu bulan Lampiran 5. Kegiatan
penelitian meliputi pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dirancang dengan menggunakan metode survai yang bersifat deskriptif korelasional Singarimbun dan Effendi 1989. Pengumpulan data
dilakukan selama satu bulan pada bulan April 2011.
Data yang dikumpulkan mencakup data primer data kuantitatif maupun data kualitatif dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pertanyaan
terstruktur berupa kuesioner yang ditanyakan langsung kepada responden agar mendapatkan jawaban yang akurat dan wawancara mendalam kepada informan.
Informasi dari sumber lain sebagai data pendukung atau untuk verifikasi. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, yaitu Kantor Desa Malasari, Balai
Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah SPTNW II, Kabupaten Bogor, Resort Gunung Botol, Departemen
Kehutanan, RMI, serta dokumen-dokumen dan pustaka yang berhubungan dalam menunjang penelitian.
Populasi penelitian adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri- cirinya akan diduga Palte 1978 dalam Singarimbun dan Effendi 1989. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua individu yang menggarap lahan di kawasan Eks Perum Perhutani. Jumlah anggota masyarakat yang merupakan populasi di
Kampung Cisangku adalah 232 orang 3 RT dan Kampung Nyungcung adalah 184 orang RT 02 RW 05 dan RT 04 RW 06. Unit analisis penelitian ini adalah
individu yang menggarap lahan di kawasan Eks Perum Perhutani. Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 orang dari setiap kampung,
sehingga jumlah responden keseluruhan sebanyak 60 orang Lampiran 6 dan Lampiran 7. Setiap kampung diambil sebanyak 15 orang laki-laki dan 15
perempuan. Jumlah penggarap lahan di Kampung Cisangku diambil sebanyak 30 orang dengan masing-masing 10 orang pada tiap RT. Pada Kampung Nyungcung
dipilih RT 02 RW 05 sebanyak 15 orang, sedangkan di RW 06 dipilih RT 04 sebanyak 15 orang. Responden dipilih dengan teknik pengambilan sampel secara
acak random sampling. Pengambilan sampel tersebut dilakukan pada 30 orang tersebut pada setiap kampung.
Informan merupakan pihak yang memberikan keterangan tentang diri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya yang dilakukan dengan teknik bola salju
snowball sampling. Informan dalam penelitian ini adalah aparatur desa ketua RW dan ketua RT setiap kampung, tokoh masyarakat, dan perwakilan instansi
terkait petugas Resort Gunung Botol.
3.3 Teknik Analisis Data