commit to user 120
‘Sirih itulah yang disuguhkan menantu perempuannya itu ke depan para tetua itu.’
Baris 3: Husurduon burangir i tu jolo ni hatobangon i.
kusuguhi sirih itu ke depan para tetua itu
[hùsùrdù¿n bùraNIri tu j¿lo ni hat¿baN¿ni] ‘Kusuguhi sirih itu ke depan para tetua itu.’
Baris 4: Andigan do disurduonho burangir i tu jolo ni hatobangon i?
kapan kah kausuguhkan sirih itu ke depan para tetua itu
[andIgan do dIsùrdù¿nho bùraNIri tu j¿lo ni hat¿baN¿ni] ‘Kapankah kausuguhkan sirih itu ke depan para tetua itu?’
Baris 5: Asi do disurduonia burangir i tu jolo ni hatobangon i?
mengapa kah diasuguhkan sirih itu ke depan para tetua itu
[asi do dIsùrdù¿nia bùraNIri tu j¿lo ni hat¿baN¿ni] ‘Mengapa diasuguhkan sirih itu ke depan para tetua itu.’
Contoh data morfem dasar intransitif BBA: 7. tangi [taNI] ‘dengar’
DERIVASIONAL I
B A
C -
TANGI -TANGION
[taNI] [taNI¿n]
‘dengar’ ‘dengarkan’
1. manangion
[manaNI¿n] ‘mendengarkan’
commit to user 121
I N
2. ditangion
F [ditaNI¿n]
L ‘didengarkan’
E K
3. hutangion
S [hutaNI¿n]
I ‘kudengarkan’
O N
4. ditangionho
A [ditaNI¿nho]
L
‘didengarkan oleh kamu’
‘kaudengarkan’ 5.
ditangionia [ditaNI¿nia]
‘didengarkan oleh dia’
‘diadengarkan’
Bagan 15. Contoh data 7 Infleksional
Bagian data 7 ini yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Paradigma ini adalah paradigma verba yang dibentuk dari morfem dasar harejo
[harEjo] ‘kerja’. Paradigma verba terbagi atas tiga kolom: kolom TANGI A, kolom - B, kolom TANGION C. Masing-masing kolom merupakan
paradigma infleksional dan masing-masing mempunyai bentuk kata baris 1-5 kecuali kolom A dan B karena alasan semantis. Pada kolom C dapat terlihat
bahwa bentuk kata dengan prefiks mang- sebagai bentuk pertama pada baris 1 diramalkan dapat digantikan dengan prefiks di- pada baris 2, hu- pada baris 3,
di- -ho pada baris 4, di- -ia pada baris 5. Untuk baris 4 dan 5 posisi afiks infleksi terdapat setelah verba karena alasan semantis, dan morfem dasar untuk
kedua baris ini dilekati oleh prefiks di- pada awalnya merupakan bentuk yang unik dan dapat diramalkan kemunculannya. Oleh karena itu, masing-masing
kolom merupakan paradigma infleksional. Kolom A dan B tidak menghasilkan
commit to user 122
bentuk-bentuk kata dari leksemnya. Hanya kolom C yang dapat menghasilkan bentuk-bentuk baru dari leksem ‘TANGION’ dengan ciri semantik ‘melakukan
dengan sungguh-sungguh intensif’. Selanjutnya, verba infleksi yang diturunkan dari leksem pada kolom C
tadi dicobakan dalam kalimat berikut. Kolom C:
Baris 1: Si Ucok ma na manangion aha na nidok ni umaknia.
si ucok lah yang mendengarkan apa yang dikatakan oleh ibunya
[si uc¿ ma na manaNI¿n aha na nId¿ ni umania] ‘Si ucoklah yang mendengarkan apa kata ibunya.’
Baris 2: Aha na nidok ni umaknia i ma na ditangion ni si Ucok i.
apa yang dikatakan oleh ibunya itu lah yang didengarkan oleh si ucok itu
[aha na nId¿ ni umania i ma na dItaNI¿n ni si uc¿i] ‘Apa yang dikatakan ibunya itulah yang didengarkan si Ucok.’
Baris 3: Hutangion
do aha na nidok ni umak i.
kudengarkan lah apa yang dikatakan oleh ibu itu
[hùtaNI¿n do aha na nId¿ ni umai] ‘Kudengarkanlah apa yang dikatakan oleh Ibu.’
Baris 4: Andigan do ditangionho na nidok ni umak i?
kapan kah kaudengarkan yang dikatakan oleh ibu itu
[andIgan do dItaNI¿nho na nId¿ ni umai] ‘Kapankah kaudengarkan apa yang dikatakan oleh ibu.’
Baris 5: Asi do ditangionia aha na nidok ni umak i?
mengapa kah diadengar apa yang dibilang oleh ibu itu
commit to user 123
[asi do dItaNI¿nho na nId¿ ni umai] ‘Mengapa diadengarkan apa yang dikatakan oleh ibu itu.’
10. ngot [N¿t] ‘bangun’ DERIVASIONAL
I B
A C
-NGOTI NGOT
-NGOTKON [N¿ti]
[N¿t] [N¿tk¿n]
‘banguni’ ‘bangun’
‘bangunkan’
pangoti 1.
pangotkon [paN¿ti]
[paN¿tk¿n] ‘membanguni’
‘membangunkan’ dingoti
2. dingotkon