Penelitian yang Relevan SISTEM PEMBENTUKAN VERBA BAHASA BATAK ANGKOLA DARI DASAR VERBA

commit to user 56 Selanjutnya, proses penganalisisan dalam penelitian ini menggunakan cara analisis Edi Subroto di atas, dan hanya meneliti tentang pembentukan verba BBA dari morfem dasar saja.

B. Penelitian yang Relevan

Para ahli yang peduli tentang pelestarian bahasa daerah sudah mulai melakukan penelitian mengenai BBA dari tahun ke tahun. Penelitian yang dilakukan membahas berbagai aspek yang terkait di dalam BBA itu sendiri. Hal-hal yang menarik untuk diteliti mulai dari budaya sampai bahasa. Perkembangan penelitian yang dialami cukup memberi sumbangsih yang berarti dalam upaya pelestarian bahasa daerah sebagai salah satu aset negara yang sangat perlu untuk dijaga dan dipertahankan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sehubungan dengan BBA dapat dilihat sebagai berikut. Sohuturon 1960 dalam bukunya “Biado panjuratkon hata hita” bagaimana penulisan kata kita menjelaskan mengenai rumus dan aturan- aturan dalam menulis bahasa Batak baik Angkola maupun Mandailing. Rumus dan aturan-aturan yang diterangkan secara rinci berupa bagaimana membentuk kata baru dari kata dasar menjadi kata yang berimbuhan, berulang, dan majemuk. Namun dalam buku ini, tidak terdapat adanya terjemahan ke dalam bahasa Indonesia sehingga bagi pemula akan sulit untuk memahaminya. Di samping itu, contoh kalimat yang dijelaskan sangat sedikit sehingga masih kurang efisien dalam pengaplikasiannya. commit to user 57 Harahap 2007 dengan karyanya “Kamus modern bahasa Angkola Mandailing” telah menyinggung tata bahasanya secara sekilas. Beliau membicarakan mengenai jenis kata dan penjelasannya masing-masing. Dalam bukunya juga ditambahkan bagaimana penambahan imbuhan untuk setiap jenis kata. Namun demikian, buku itu akan lebih bagus apabila contoh kata dan kalimat disajikan secara sistematis dan efisien. Tinggibarani 2008 menyusun buku berjudul “Bahasa Angkola” untuk siswa, mahasiswa, dan masyarakat. Isi buku ini dikemas dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami yang dilengkapi dengan cerita pendek dan pertanyaan-pertanyaan singkat. Namun, untuk menghindari kebingungan pembaca, penulis hendaknya mencantumkan juga kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Selain itu, penjelasan mengenai imbuhan sangat minim sekali sehingga para pemula akan merasa kebingungan mencari bentuk imbuhan dan bagaimana cara pembentukannya. Mascahaya, dkk., 1999 telah melakukan penelitian tentang “Morfologi Bahasa Angkola”. Penelitian ini merupakan distribusi yang sangat berarti bagi pengembangan dan pelestarian BBA selanjutnya. Berdasarkan pada beberapa karya di atas, dapat dilihat bahwa penelitian BBA mengenai morfologi khususya tentang afiks derivasi dan afiks infleksi dari morfem dasar belum begitu mendapat perhatian. Dengan demikian, penulis ingin meneliti salah satu bidang kajian morfologi ini secara sistematis. Selain itu, penelitian ini juga mengacu pada beberapa penelitian bahasa daerah yang lain, seperti pada penelitian Edi Subroto 1991:51-137 yang commit to user 58 membahas perubahan morfofonemik, morfologi verbal sistem verba kelas I dan sistem verba kelas II, morfologi nomina, morfologi ajektiva dan morfologi numeralia bahasa Jawa. Kemudian, Ashriany 2008 melakukan penelitian yang membahas tentang sistem verba bahasa Sasak dialek Bayan dari morfem dasar dan nomina. Penelitian ini membahas mengenai pola-pola pembentukan verba dari morfem dasar kelas I, pola-pola pembentukan verba dari morfem dasar kelas II, pola-pola pembentukan verba dari dasar nomina dan proses morfofonemik pada pembentukan pola verba bahasa Sasak. Lebih lanjut, Kasman 2003 menjelaskan mengenai morfologi dan morfofonemik kata kerja bahasa Sumbawa dialek Tongo, dan Admojo 2006 membahas verba bahasa Dayak Ngaju di Palangkaraya. Sistem morfologi verba bahasa Wakatobi Selatan dialek Tomia diteliti oleh Ansor, dkk. 2006, mereka menjelaskan mengenai pembentukan verba yang menggunakan beberapa cara yakni afiksasi, perulangan reduplikasi, dan pemajemukan. Penelitian ini juga membahas sudut fungsi inflektif derivatif dan maknanya. Namun, penelitian ini tidak dijelaskan bagaimana proses morfofonemiknya sehingga kurang diketahui bagaimana fonem dan peluluhan yang dialami oleh verba tersebut. commit to user 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian