Morfem, Morf, dan Alomorf

commit to user 33 marbahaya’, agak mengecewakan ‘tar mangacewaon’, dan mengharapkan sekali ‘amana harop’. e Verba BBA biasanya terletak di awal subjek dalam kalimat. Misalnya: 31 marsiajar halalai di sikola [marsiajar halalai di sik¿la] ‘Mereka belajar di sekolah’. Marsiajar adalah verba, halalai adalah mereka, di sikola adalah keterangan. Namun, dalam penerjemahannya menjadi ‘Belajar mereka di sekolah’, dan untuk penerjemahan yang lebih baik untuk dimengerti adalah ‘Mereka belajar di sekolah’. Tetapi, verba BBA juga sering terletak setelah subjek. Seperti 32 Ia marlojong [ia marl¿j¿N] ‘Dia berlari’. Ia adalah subjek, dan marlojong adalah verba. Dengan demikian, letak SV atau VS sama-sama digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Angkola. Penggunaannya tidak bisa dipastikan kapan tepatnya harus SV atau VS karena tuturan itu keluar secara alami saja. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, penelitian ini mengkhususkan pada verba dasar agar lebih mudah dalam pengklasifikasian dan pengidentifikasian verba yang transitif dan intransitif. Sehingga perumusan sistem pembentukan verba BBA dari morfem dasar ini akan lebih terarah pelaksanaannya.

4. Morfem, Morf, dan Alomorf

Morfem merupakan unit terkecil yang memiliki arti, morf merupakan perian yang bentuknya cukup konkret, dan alomorf adalah commit to user 34 realisasi dari morfem. Hal ini sesuai dengan pernyataan-pernyataan para ahli sebagai berikut. Langacker 1972:56 menyatakan bahwa morfem adalah unit terkecil yang memiliki nilai semantik yang konstan. Selanjutnya, Bauer 2003:12,17 menguraikan bahwa unit-unit yang muncul pada bentuk kata disebut morf. Seperangkat jenis morf mewujudkan morfem yang sama. Morf yang berwujud sebuah morfem yang khas dan secara fonetik atau secara leksikal atau secara gramatikal disebut alomorf dari morfem. Verhaar 2008:106 menyatakan bahwa morfem itu suatu satuan yang abstrak: dapat berupa segmental utuh atau terbagi dapat berupa “nol”, dapat juga berupa nada tertentu. Berbeda dengan morfem itu, alomorf-alomorfnya adalah jauh lebih konkret, meskipun tetap tidak mutlak perlu berupa segmental. Akan tetapi demi perian yang mudah kita membutuhkan bentuk yang kelihatannya cukup konkret yang disebut “morf”. Lebih lanjut dipaparkan oleh Katamba 1994:24,26 bahwa morfem adalah pembeda terkecil dari bentuk kata yang berkolerasi dengan pembeda terkecil di dalam makna kata atau kalimat atau di dalam struktur gramatikal. Analisis dari kata menjadi morfem dimulai dengan pemisahan morf. Sebuah morf adalah wujud pembentukan kembali beberapa morfem di dalam bahasa. Hal ini menunjukkan bunyi pembeda yang searah fonem atau rangkaian dari bunyi-bunyi fonem-fonem. commit to user 35 Perbedaan kategori morfem dapat dilihat pada bagan berikut ini: leksikal kata leksik bebas fungsional morfem kata tugas derivasional afiks infleksional Bagan 3. Klasifikasi Morfem Jika mempertimbangkan bunyi sebagai realisasi aktual dari fonetik, dapat ditemukan bahwa morf adalah bentuk aktual dari realisasi morfem. Dengan demikian, bentuk cat adalah morf tunggal yang direalisasikan dari morfem leksikal. Bentuk cats terdiri dari dua morf, relialisasi dari sebuah morfem leksikal dan sebuah morfem infleksional ‘jamak’. Sebagai catatan bahwa terdapat alofon dari sebuah fonem khusus, kemudian dapat menghubungkan alomorf dari sebuah morfem khusus. Apabila dilihat dalam BBA maka salah satu contoh bentuknya yaitu pada nomina daganak ‘anak-anak’. Daganak berasal dari morfem bebas danak yang berarti seorang anak, terjadi proses infeksi pada morfem tersebut yaitu dengan penambahan morfem terikat –ga- diantara morfem danak. Sebuah situs internet yang bernama ling.udel.edu. memaparkan bahwa morfem adalah unit terkecil dari arti linguistik; sebuah kata tunggal dapat terdiri atas beberapa morfem, contoh: unsystematically kata commit to user 36 unsystematically dapat dianalisis menjadi lima bagian morfem yaitu un+system+atic+al+ly; sebuah unit gramatikal yang perpaduan bunyi dan artinya berubah-ubah sehingga tidak dapat dianalisis lebih lanjut; setiap kata dari setiap bahasa tersusun dari satu morfem atau lebih. Berikut adalah uraian pembagian suku kata morfem. Satu morfem boy satu suku kata desire, lady, water dua suku kata crocodile tiga suku kata salamander empat suku kata, atau lebih suku kata Dua Morfem boy+ish desire + able Tiga Morfem boy + ish + ness desire + able + ity Empat Morfem gentle + man + li + ness un + desire + able + ity Lebih dari empat morfem un + gentle + man + li + ness anti + dis + establish + ment + ari + an + ism Selanjutnya dijelaskan bahwa morfem terdiri atas morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas yaitu morfem yang dapat digunakan sebagai sebuah kata dan dapat berdiri sendiri tanpa membutuhkan elemen yang mengikutinya, seperti: afiks, contoh: girl, system, desire, hope, act, phone, happy. Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri commit to user 37 sendiri secara bebas atau terpisah dari kata. Morfem terikat adalah afiks prefiks, sufiks, infiks, and sirkumfiks. Kemudian, dijelaskan pula bahwa morfem terbagi atas root dan stem atau dengan kata lain disebut dengan akar dan dasar. Uraian mengenai root dan stem ini dapat dilihat dengan jelas dalam tabel berikut. TABEL 1 PERBEDAAN ANTARA ROOT DAN STEM Root Stem Leksikal non-afiks mengandung morfem-morfem yang tidak dapat dianalisis lagi menjadi bagian- bagian yang terkecil. Contoh: act, beauty, system, dan lain-lain. · Morfem akar bebas: run, bottle, phone, dan lain-lain. · Morfem akar terikat: uncount, dan lain-lain. · Ketika sebuah morfem akar dikombinasikan dengan morfem afiks, itulah bentuk dari sebuah stem. · Afiks-afiks yang lain dapat ditambahkan pada sebuah stem untuk membentuk sebuah stem yang lebih kompleks. Root believe verb Stem believe + able verb + sufiks Kata un + believe + able prefiks + verb + sufiks Root system noun Stem system + atic noun + sufiks Stem un + system + atic prefiks+ noun + sufiks commit to user 38 Stem un + system + atic + al prefiks + noun + sufiks + sufiks Kata un + system + atic + al + ly prefiks + noun + sufiks + sufiks +sufiks Sementara itu, Alwi, dkk. 2003:28-29 menyatakan bahwa dalam bahasa ada bentuk seperti kata yang dapat “dipotong-potong” menjadi bagian yang lebih kecil, yang kemudian dapat dipotong lagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi sampai ke bentuk yang, jika dipotong lagi, tidak mempunyai makna. Kata memperbesar, misalnya, dapat kita potong sebagai berikut: mem-perbesar per-besar Jika besar dipotong lagi, maka be- dan –sar masing-masing tidak mempunyai makna. Bentuk seperti mem-, per-, dan besar disebut morfem. Morfem yang dapat berdiri sendiri, seperti besar, dinamakan morfem bebas, sedangkan yang melekat pada bentuk lain, seperti mem- dan per-, dinamakan morfem terikat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang mempunyai fungsi dan makna yang sama dinamakan alomorf. Morfem biasanya diapit oleh tanda kurung kurawal {…}. Morfem, morf dan alomorf dalam BBA adalah sebagai berikut: a Morfem, misalnya, morfem terikat yaitu : {maN-} ‘meN-’, {tar-} ‘ter-’, dan morfem bebas yaitu : {pio} ‘panggil’, {maridi} ‘mandi’. commit to user 39 b Morf, misalnya {ma-} ‘me-’, {man-} ‘men-’, {mam-} ‘mem-’, {mang-} ‘meng-’, {many-} ‘meny-’. c Alomorf, misalnya semua {ma-} ‘me-’, {man-} ‘men-’, {mam-} ‘mem-’, {mang-} ‘meng-’, {many-} ‘meny-’ merupakan alomorf dari {maN-} ‘meN-’. Untuk sementara, penjelasan mengenai morfem BBA ini masih terus menjadi perbincangan dan bahan penelitian.

5. Morfem Dasar