commit to user 18
b verba yang dasarnya adalah dasar bebas misalnya,baca yang dapat pula memiliki afiks membaca, dan c verba yang dasarnya adalah dasar
terikat misalnya, temu yang memerlukan afiks bertemu. Di samping ketiga subkelompok verba turunan itu, ada juga verba turunan yang
berbentuk kata berulang misalnya, makan-makan, berjalan-jalan dan kata majemuk misalnya, naik haji, bertanggung jawab.
Merujuk pada pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan bahwa pembagian bentuk verba sudah semakin kompleks dan rinci. Namun,
dalam hal ini peneliti hanya akan meneliti mengenai 1 verba asal dan 2 verba turunan b dasar bebas, afiks manasuka dan c dasar terikat,
afiks wajib.
2.3 Sintaksis Verba Bahasa Indonesia
Kridalaksana, dkk., 1985 menyatakan bahwa verba dalam Bahasa Indonesia dibedakan atas verba intransitif dan verba transitif. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut.
2.3.1 Verba Intransitif
Kridalaksana 1985:52-53 menyatakan bahwa verba intransitif adalah verba yang menghindarkan objek. Proposisi yang memakai verba
ini hanya mempunyai satu argumen. Dalam verba intransitif terdapat sekelompok verba yang berpadu dengan argumen; misalnya, alih bahasa,
campur tangan, cuci mata, bersepeda, dan bersepatu.
commit to user 19
2.3.2 Verba Transitif
Kridalaksana 1985:54 menyatakan bahwa verba transitif adalah verba yang memerlukan objek. Objek adalah konstituen kalimat yang
kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif Alwi, dkk., 2003:328. Lebih lanjut beliau menjelaskan
bahwa objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal yang berada langsung di belakang perdikat, dapat menjadi subjek akibat pemasifan
kalimat dan dapat diganti dengan pronomina –nya. Objek terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung. Dikenal juga dengan istilah
Objek dan Pelengkap atau Komplemen. Alwi, dkk., 2003:329 menyatakan bahwa pelengkap berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa
adjectival, frasa preposisional, atau klausa yang berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek dan di belakang objek kalau unsur
ini hadir. Pelengkap juga tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat, serta tidak dapat diganti dengan -nya kecuali dalam kombinasi
preposisi selain di, ke, dari, dan akan. Konfigurasi makna yang menjelaskan isi komunikasi dari pembicara; terjadi dari predikator yang
berkaitan dengan satu argumen atau lebih disebut Proposisi Kridalaksana, 2008:201. Proposisi yang menggunakan verba ini
mempunyai dua atau tiga argumen. Argumen adalah nomina atau frase nominal yang bersama-sama predicator membentuk proposisi; misalnya:
commit to user 20
proposisi
predikator argumen
1
argumen
n
Banyaknya objek tergantung pada banyaknya argumen. Berdasarkan banyaknya argumen, terdapat verba transitif sebagai berikut.
1 Verba Monotransitif
Verba monotransitif adalah verba yang mempunyai dua argumen. Contoh:
Proposisi
8 Saya
menulis surat
argumen 1 predikator argumen 2
subjek verba monotransitif objek
‘Menulis’ adalah verba monotransitif yang memiliki dua argumen yaitu ‘saya’ dan ‘surat’. ‘Saya’ adalah argumen1 dan ‘surat’ adalah argumen
2. Di samping argumen, kalimat di atas juga memiliki subjek dan predikat bila ditinjau dari sintaksis. ‘Saya’ berperan sebagai subjek,
sedangkan ‘surat’ berperan sebagai objek. Dari verba ‘menulis’ yang memunculkan ‘saya’ dan ‘surat’, menunjukkan suatu proposisi yang
menjelaskan makna dari kalimat tersebut.
2 Verba Ditransitif
Verba ditransitif adalah verba yang mempunyai tiga argumen. Contoh:
Proposisi
9 Ibu
memberi
adik kue
argumen 1 predikator argumen 2
argumen 3 subjek verba ditransitif
objek pelengkapkomplemen
commit to user 21
Verba
‘Memberi’ adalah verba ditransitif yang memiliki tiga argumen yaitu ‘ibu’ sebagai argumen 1, ‘adik’ sebagai argumen 2, ‘kue’ sebagai
argumen 3. Verba ‘memberi’ membutuhkan objek ‘adik’, dan pelengkapkomplemen ‘kue’. Verba ‘memberi’ memunculkan proposisi
yang menjelaskan makna dari kalimat tersebut di atas. Kemudian, Alwi, dkk., 2003:97 menyimpulkan perilaku
sintaksis verba seperti yang terlihat pada berikut.
Ekatransitif Transitif
Dwitransitif Semitransitif
Berpelengkap wajib Taktransitif
Tak berpelengkap Berpelengkap manasuka
Bagan 2. Klasifikasi Verba
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa perilaku sintaksis verba adalah sebagai berikut.
Verba transitif adalah verba yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek ini dapat berfungsi sebagai subjek
dalam kalimat pasif. Contohnya: 10 Ibu sedang membersihkan kamar itu.
11 Rakyat pasti mencintai pemimpin yang jujur. Verba yang dicetak miring dalam contoh 10 dan 11 adalah
verba transitif. Masing-masing verba diikuti oleh nomina atau frasa nominal, yaitu kamar itu, pemimpin yang jujur. Nomina atau frasa
nominal itu berfungsi sebagai objek yang dapat juga dijadikan subjek pada kalimat pasif seperti berikut.
commit to user 22
12 Kamar itu sedang dibersihkan oleh ibu. 13 Pemimpin yang jujur itu pasti dicintai oleh rakyat.
Verba transitif dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a Verba ekatransitif adalah verba transitif yang diikuti oleh satu objek.
Contoh: 14 Saya sedang mencari pekerjaan.
Mencari pada kalimat 14 adalah verba ekatransitif karena kedua verba ini hanya memerlukan sebuah objek pekerjaan. Objek
dalam kalimat yang mengandung verba ekatransitif dapat diubah fungsinya sebagai subjek dalam kalimat pasif.
b Verba Dwitransitif adalah verba yang dalam kalimat aktif dapat diikuti
oleh dua nomina, satu sebagai objek dan satunya lagi sebagai pelengkap. Contoh:
15 Saya sedang mencarikan adik saya pekerjaan. Verba mencarikan pada kalimat 15 adalah verba dwitransitif
karena kalimat tersebut memiliki objek adik saya dan pelengkap pekerjaan. Objek dapat saja tidak dinyatakan secara eksplisit,
tetapi yang tersirat di dalam kalimat itu tetap menunjukkan adanya objek tadi. Jadi, kalimat Saya sedang mencarikan pekerjaan
mengandung arti bahwa pekerjaan itu bukan untuk saya, tetapi untuk orang lain.
commit to user 23
Contoh lain: 16 Ibu memberi saya uang
Kalimat di atas, bila dipasifkan akan menjadi “Saya diberi uang oleh ibu”. Kata ‘Saya’ yang bisa dipasifkan adalah objek,
sedangkan kata ‘oleh ibu’ adalah komplemenpelengkap.
c Verba Semitransitif adalah verba yang objeknya boleh ada dan boleh
juga tidak. Contoh: 17 Ayah sedang membaca koran.
18 Ayah sedang membaca. Kalimat 17 dan 18 menunjukkan bahwa verba membaca adalah
verba semitransitif karena verba itu memiliki objek koran seperti pada contoh 17, tetapi juga boleh berdiri sendiri tanpa objek
seperti pada 18. Jadi, objek untuk verba semitransitif bersifat manasuka.
Verba taktransitif adalah verba yang tidak memiliki nomina di belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
19 Maaf, Pak, Ayah sedang mandi. 20 Kami harus bekerja keras untuk membangun negara.
21 Petani di pegunungan bertanam jagung. Verba mandi dan bekerja pada 19 dan 20 adalah verba taktransitif
karena tidak dapat diikuti nomina. Verba bertanam pada 21 memang diikuti oleh nomina jagung, tetapi nomina itu bukanlah objek dan
karenanya tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Karena itu,
commit to user 24
bertanam disebut verba taktransitif, sedangkan jagung merupakan pelengkap.
Verba taktransitif juga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a Verba taktransitif berpelengkap wajib
Contoh: 22 Rumah orang kaya itu berjumlah dua puluh buah.
Verba berjumlah 22 adalah verba berpelengkap, termasuk verba semitransitif dan pelengkap verba itu harus ada dalam
kalimat. Jika pelengkap itu tidak hadir, kalimat yang bersangkutan tidak sempurna dan tidak berterima.
b Verba taktransitif tak berpelengkap
Contoh: 23 Gadis itu tersipu-sipu.
Verba tersipu-sipu adalah verba yang tidak dapat diberi pelengkap. Hal ini dikarenakan bahwa di antara verba seperti
itu ada yang diikuti oleh kata atau frasa tertentu yang kelihatannya seperti pelengkap, tetapi sebenarnya adalah
keterangan.
c Verba taktransitif berpelengkap manasuka
Contoh: 24 Kantongnya berisi uang.
Verba berisi 24 merupakan verba yang berpelengkap. Berisi adalah verba semitransitif. Uang adalah pelengkap dalam
commit to user 25
kalimat ini, tapi dalam konteks pemakaian yang lain, verba itu dapat juga tidak diikuti oleh pelengkapnya. Namun kalimat ini
tidak bisa dipasifkan.
3. Penjenisan Kata Bahasa Batak Angkola Secara Umum