commit to user 80
tersendiri dalam pembentukannya yang otomatis akan mempengaruhi aspek semantiknya juga.
B. Aspek semantik dan keproduktifan afiks-afiks derivasional
Afiks-afiks derivasional memiliki keproduktifan yang terbatas karena alasan semantis. Namun bila dilihat dari aspek semantik, afiks-afiks
derivasional pembentuk verba BBA dari morfem dasar ini memiliki beberapa makna. Dari segi verba transitif dialami oleh semua data dari no.1 sampai
no.100, makna dari afiks derivasional –i ada dua, yaitu 1 frekuentatif, dan 2 lokatif. Sementara itu, makna dari afiks derivasional –kon adalah
1 benefaktif melakukan untuk orang lain, 2 melakukan dengan perbuatan alat, 3 melakukan dengan sungguh-sungguh intensif, 4 kausatif, dan 5
direktif. Untuk verba intransitif, afiks derivasionalnya juga sama dengan verba transitif, yaitu afiks –i, dan afiks –kon.
Adapun rincian penjelasannya dapat diambil dari beberapa contoh data sebagai berikut. Tapi sebelumnya disajikan terlebih dahulu keterangan dari
simbol-simbol pada bagan berikut. Keterangan:
Paradigma: Daftar lengkap perubahan afiksasi yang mungkin dengan morfem asal yang sama Verhaar, 1988: 65.
Paradigma I: Seperangkat unsur-unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan afiks infleksi, dan yang sebagian berubah-ubah afiks derivasi.
Afiks derivasi dialami ke sebelah kiri dan kanan dari morfem
commit to user 81
dasar. Proses derivasional dari data ini terdiri atas tiga kolom yaitu A, B, dan C. Afiks infleksi dialami kolom A, B, dan C dari baris 1
sampai baris 5. Kategori morfologis: sejumlah kata yang ditandai oleh ciri bentuk yang sama
berhubungan dengan ciri arti yang sama pula, atau ditandai oleh kesepadanan antara perbedaan identik
dalam valensi dengan ciri identik dari arti Uhlenbeck dalam Edi Subroto, 1991:76.
Contoh: seperti mang-D, di-D, dan seterusnya. Kolom A: Kolom dari morfem dasar. Bila ke kiri dan ke kanan mengalami
afiks derivasi, sedangkan bila ke bawah mengalami afiks infleksi. Kolom B: Kolom dari verba yang mengalami afiks derivasi –i. Bila ke bawah
mengalami afiks infleksi. Kolom C: Kolom dari verba yang mengalami afiks derivasi –kon. Bila ke
bawah mengalami afiks infleksi. Baris 1:
Deretan verba derivasional yang dilekati afiks mang-, mang- -i, dan mang- -kon.
Baris 2: Deretan verba derivasional yang dilekati afiks di-, di- -i, dan
di- -kon. Baris 3:
Deretan verba derivasional yang dilekati afiks hu-, hu- -i, dan hu- -kon.
Baris 4: Deretan verba derivasional yang dilekati afiks di- -ho, di- -iho, dan
di- -konho.
commit to user 82
Baris 5: Deretan verba derivasional yang dilekati afiks di- -ia, di- -iia, dan
di- -konia. Contoh data morfem dasar transitif BBA:
14. tampul [tampùl] ‘tebas’
DERIVASIONAL I
B A
C -
TAMPULI -TAMPUL
-TAMPULKON [tampùli]
[tampùl] [tampùlk¿n]
‘tebasi’ ‘tebas’
‘tebaskan’
manampuli 1.manampul
manampulkon [manampùli]
[manampùl] [manampùlk¿n]
‘menebasi’ ‘menebas’
‘menebaskan’ I
N ditampuli
2.ditampul ditampulkon
F [ditampùli]
[ditampùl] [ditampùlk¿n]
L ‘ditebasi’
‘ditebas’ ‘ditebaskan’
E K
hutampuli 3.hutampul
hutampulkon S
[hutampùlk¿n] [hutampùl]
[hutampùlk¿n] I
‘kutebasi’ ‘kutebas’
‘kutebaskan’ O
N ditampuliho
4.ditampulho ditampulkonho
A [ditampùlIho]
[ditampùlho] [ditampùlk¿nho]
L
‘diatebasi oleh kamu’ ‘ditebas oleh kamu’
‘diatebaskan oleh kamu’
‘kautebasi’ ‘kautebas’
‘kautebaskan’ ditampuliia
5.ditampulia ditampulkonia
[ditampùliia] [ditampùlia]
[ditampùlk¿nia]
‘ditebasi oleh dia’ ‘ditebas oleh dia’
‘ditebaskan oleh dia’
‘diatebasi’ ‘diatebas’
‘diatebaskan’
Bagan 5. Contoh data 14 Derivasional
Bagian data 14 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Perbedaan antara leksem TAMPUL A, TAMPULI B, TAMPULKON C
yaitu adalah sebagai berikut. TAMPULI memiliki makna ‘perbuatan yang berulang-ulang’ dalam oposisinya dengan TAMPUL, contoh:
commit to user 83
Tampuli ma jolo duhut-duhut i.
tebasi lah dulu rumput-rumput itu
[tampùli ma j¿lo dùhùt-dùhùti] ‘Tebasilah dulu rumput-rumput itu.’
Sementara itu, TAMPULKON mempunyai makna ‘melakukan perbuatan dengan alat’, contoh:
Tampulkon ma jolo batang ni pisang i
tebaskan lah dulu pohon dari pisang itu
[tampùlk¿n ma j¿lo bataN ni pIsaNI] ‘Tebaskanlah dulu pohon pisang itu.’
Atas dasar tersebut, kata TAMPUL, TAMPULI, TAMPULKON, secara leksikal adalah tiga kata yang berbeda derivasional sekalipun sama-sama
termasuk verba. Ciri makna atau nilai kategorial ‘berkali-kali’ pada tampuli disebabkan oleh hadirnya sufiks –i. Adapun, ciri makna atau nilai kategorial
‘melakukan dengan alat’ pada tampulkon disebabkan oleh hadirnya sufiks –kon. Di samping hal perbedaan ciri makna, kemunculan sufiks –i pada
TAMPULI dan sufiks –kon pada TAMPULKON yang ‘tak dapat diramalkan’ merupakan salah satu penanda pembentukan derivasional.
18. surdu [sùrdu] ‘suguh menawarkan sesuatu kepada orang lain’ DERIVASIONAL
commit to user 84
I B
A C
- SURDUI
-SURDU -SURDUON
[sùrdùi] [sùrdu]
[sùrdu¿n] ‘suguhi’
‘suguh’ ‘suguhkan’
manyurdui 1.manyurdu
manyurduon [ma=ùrdùi]
[ma=ùrdu] [ma=ùrdu¿n]
‘menyuguhi’ ‘menyuguh’
‘menyuguhkan’ I
N disurdui
2.disurdu disurduon
F [disùrdui]
[disùrdu] [disùrdu¿n]
L ‘disuguhi’
‘disuguh’ ‘disuguhkan’
E K
husurdui 3.husurdu
husurduon S
[husùrdui] [husùrdu]
[husùrdu¿n] I
‘kusuguhi’ ‘kusuguh’
‘kusuguhkan’ O
N disurduiho
4.disurduho disurduonho
A [disùrduIho]
[disùrdùho] [disùrdu¿nho]
L
‘disuguhi oleh kamu’ ‘disuguh oleh dia’
‘disuguhkan oleh dia’
‘kausuguhi’ ‘kausuguh’
‘kausuguhkan’ disurduiia
5.disurduia disurduonia
[disùrduiia] [disùrduia]
[disùrdu¿nia]
‘disuguhi oleh dia’ ‘disuguh oleh dia’
‘disuguhkan oleh dia’
‘diasuguhi’ ‘diasuguh’
‘diasuguhkan’
Bagan 6. Contoh data 18 Derivasional
Bagian data 18 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Perbedaan antara leksem SURDU A, SURDUI B, SURDUON C adalah
sebagai berikut. SURDUI memiliki makna ‘perbuatan yang lokatif’ dalam oposisinya dengan SURDU, dapat dilihat dalam kalimat:
Surdui ma jolo tes on tu koum ta an.
suguhi lah dulu air minum ini untuk tamu kita itu
[sùrdui ma j¿lo tEson tu k¿um ta an]
commit to user 85
‘Suguhilah dulu minum ini untuk tamu kita itu’. Suguhi mengandung makna menyuguhi sesuatu dan yang disuguhkan itu
diletakkan pada tempat tertentu dan biasanya diletakkan di depan orang yang ingin disuguhi sesuatu tersebut.
Sementara itu, SURDUON mempunyai makna ‘melakukan untuk orang lain benefaktif’, contoh:
Surduon ma burangir i tu hatobangon i.
suguhkan lah sirih itu ke para tetua itu
[sùrdu¿n ma bùraNIri tu hat¿baN¿ni] ‘Suguhkanlah sirih itu pada para tetua itu’ di dalam oposisinya dengan
surdu. Suguhkan mengandung makna menyuruh orang lain untuk menyuguh
sesuatu terhadap orang lain. Atas dasar tersebut, kata SURDU, SURDUI, SURDUON, secara leksikal adalah tiga kata yang berbeda derivasional
sekalipun sama-sama termasuk verba. Ciri makna atau nilai kategorial ‘lokatif’ pada surdui disebabkan oleh hadirnya sufiks –i. Adapun, ciri makna atau nilai
kategorial ‘melakukan untuk orang lain benefaktif’ pada surduon disebabkan oleh hadirnya sufiks –kon. Di samping hal perbedaan ciri makna, kemunculan
sufiks –i pada SURDUI dan sufiks –kon pada SURDUON yang ‘tak dapat diramalkan’ merupakan salah satu penanda pembentukan derivasional.
47. tembak [temba] ‘tembak’
DERIVASIONAL I
commit to user 86
B A
C -
TEMBAKI -TEMBAK
-TEMBAKKON [tembaki]
[temba] [tembak¿n]
‘tembaki’ ‘tembak’
‘tembakkan’
manembaki 1.manembak
manembakkon [manembaki]
[manemba] [manembak¿n]
‘menembaki’ ‘menembak’
‘menembakkan’ I
N ditembaki
2.ditembak ditembakkon
F [ditembaki]
[ditemba] [ditembak¿n]
L ‘ditembaki’
‘ditembak’ ‘ditembakkan’
E K
hutembaki 3.hutembak
hutembakkon S
[hutembaki] [hutemba]
[hutembak¿n] I
‘kutembaki’ ‘kutembak’
‘kutembakkan’ O
N ditembakiho
4.ditembakho ditembakkonho
A [ditembakIho]
[ditembaho] [ditembak¿no]
L
‘ditembaki oleh kamu’ ‘ditembak oleh kamu’
‘ditembakkan oleh kamu’
‘kautembaki’ ‘kautembak’
‘kautembakkan’ ditembakiia
5.ditembakia ditembakkonia
[ditembakiia] [ditembakia]
[ditembak¿nia]
‘ditembaki oleh dia’ ‘ditembak oleh dia’
‘ditembakkan oleh dia’
‘diatembaki’ ‘diatembak’
‘diatembakkan’
Bagan 7. Contoh data 47 Derivasional
Bagian data 47 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Perbedaan antara leksem TEMBAK A, TEMBAKI B, TEMBAKKON C
adalah sebagai berikut. TEMBAKI memiliki makna ‘perbuatan yang dilakukan berulang-ulangfrekuentatif’’ dalam oposisinya dengan TEMBAK, dapat
dilihat dalam kalimat:
Tembaki ma jolo unggas na ma mangan eme i.
tembaki lah dulu burung yang sudah makan padi itu
[tembaki ma j¿lo uNgas na ma maNan eme i]
commit to user 87
‘Tembakilah dulu burung yang sudah memakan padi itu.’ Tembaki mengandung makna menembaki sesuatu pada tempat tertentu dan
biasanya terletak di depan orang yang ingin menembak tersebut. Sementara itu, TEMBAKKON mempunyai makna ‘direktif’, contoh:
Tembakkon ma misang i sannari.
tembakkan lah musang itu sekarang
[tembak¿n ma mIsaNI sannari] ‘Tembakkanlah musang itu sekarang.’ di dalam oposisinya dengan
tembak. Tembakkan mengandung makna melakukan menembak secara langsung
direktif. Atas dasar tersebut, kata TEMBAK, TEMBAKI, TEMBAKKON, secara leksikal adalah tiga kata yang berbeda derivasional sekalipun
sama-sama termasuk verba. Ciri makna atau nilai kategorial ‘frekuentatif’ pada tembaki disebabkan oleh hadirnya sufiks –i. Adapun, ciri makna atau nilai
kategorial ‘direktif’ pada tembakkon disebabkan oleh hadirnya sufiks –kon. Di samping hal perbedaan ciri makna, kemunculan sufiks –i pada TEMBAKII dan
sufiks –kon pada TEMBAKKON yang ‘tak dapat diramalkan’ merupakan salah satu penanda pembentukan derivasional.
Contoh data morfem dasar intransitif BBA: 7. tangi [taNI] ‘dengar’
commit to user 88
DERIVASIONAL I
B A
C -
TANGI -TANGION
[taNI] [taNI¿n]
‘dengar’ ‘dengarkan’
1. manangion
[manaNI¿n] ‘mendengarkan’
I N
2. ditangion
F [ditaNI¿n]
L ‘didengarkan’
E K
3. hutangion
S [hutaNI¿n]
I ‘kudengarkan’
O N
4. ditangionho
A [ditaNI¿nho]
L
‘didengarkan oleh kamu’
‘kaudengarkan’ 5.
ditangionia [ditaNI¿nia]
‘didengarkan oleh dia’
‘diadengarkan’
Bagan 8. Contoh data 7 Derivasional
Bagian data 7 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Data ini memperlihatkan bahwa bentuk derivasional itu tidak bisa diramalkan
atau diprediksi kemunculannya unpredictable. Hal ini disebabkan oleh TANGI A dan TANGION C muncul, sedangkan B tidak muncul karena
alasan semantik yang tidak berterima. TANGION memiliki makna ‘melakukan dengan sungguh-sungguh intensif’ seperti pada kalimat:
Ucok, tangion so hudokkon
ucok dengarkan biar kukatakan
commit to user 89
[uc¿ taNI¿n so hùd¿k¿n] ‘Ucok, dengarkan biar kukatakan.’
Kalimat ini menunjukkan bahwa seseorang telah menyuruh Ucok untuk melakukan tindakan mendengar.
10. ngot [N¿t] ‘bangun’
DERIVASIONAL I
B A
C -NGOTI
NGOT -NGOTKON
[N¿ti] [N¿t]
[N¿tk¿n] ‘banguni’
‘bangun’ ‘bangunkan’
pangoti 1.
pangotkon [paN¿ti]
[paN¿tk¿n] ‘membanguni’
‘membangunkan’ dingoti
2. dingotkon
[diN¿ti] [diN¿tk¿n]
‘dibanguni’ ‘dibangunkan’
hungoti 3.
hungotkon [huN¿ti]
[huN¿tk¿n] ‘kubanguni’
‘kubangunkan’ dingotiho
4. dingotkonho
[diN¿tIho] [diN¿tk¿nho]
‘dibanguni oleh kamu’ ‘dibangunkan oleh kamu’
‘kaubanguni’ ‘kaubangunkan’
dingotiia 5.
dingotkonia [diN¿tiia]
[diN¿tk¿nia]
‘dibanguni oleh dia’ ‘dibangunkan oleh dia’
‘diabanguni’ ‘diabangunkan’
Bagan 9. Contoh data 10 Derivasional
Bagian data 10 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Verba NGOT A adalah morfem dasar. NGOTI B, dan NGOTKON C
adalah leksem yang selalu muncul dan dapat diprediksi predictable. NGOTI
I N
F L
E K
S I
O N
A L
commit to user 90
memiliki ciri semantik ‘melakukan secara berulang’, seperti terlihat pada kalimat:
Ucok, ngoti ma jolo anggi mi so maridi ia amang.
ucok banguni lah dulu adik mu itu biar mandi dia nak
[uc¿ N¿ti ma j¿lo aNgi mi so marIdi ia amaN] ‘Ucok, bangunilah dulu adikmu itu biar mandi nak.’
NGOTI di sini menunjukkan bahwa Ucok disuruh ibu untuk membangunkan adiknya berkali-kali agar bangun dan segera mandi.
Sementara itu, NGOTKON mempunyai makna ‘benefaktif’, seperti pada kalimat:
Ngotkon bo si butet so mardahan jolo ia
bangunkan dulu si butet biar masak dulu dia
[N¿tk¿n bo si bùtEt so mardahan j¿lo ia] ‘Bangunkanlah dulu si butet biar memasak dulu’
NGOTKON dalam kalimat ini berarti seseorang menyuruh si pelaku untuk membangunkan si butet agar dia bangun dan segera memasak.
11. ro [r¿] ‘datang’
DERIVASIONAL I
B A
C roroi
ro paro
commit to user 91
[maNar¿r¿i] [ro]
[par¿] ‘datangi’
‘datang’ ‘datangkan’
mangaroroi 1.
paroon [maNar¿r¿i]
[par¿on] ‘mendatangi’
‘mendatangkan’ I
N diroroi
2. diparoon
F [dir¿r¿i]
[dipar¿on] L
‘didatangi’ ‘didatangkan’
E K
huroroi 3.
huparoon S
[hur¿r¿i] [hupar¿on]
I ‘kudatangi’
‘kudatangkan’ O
N diroroiho
4. diparoonho
A [dir¿r¿iho]
[dipar¿onho] L
‘didatangi oleh kamu’ ‘didatangkan oleh kamu’
‘kaudatangi’ ‘kaudatangkan’
diroroiia 5.
diparoonia [dir¿r¿iia]
[dipar¿onia]
‘didatangi oleh dia’ ‘didatangkan oleh dia’
‘diadatangi’ ‘diadatangkan’
Bagan 10. Contoh data 11 Derivasional
Bagian data 11 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Verba RO A adalah morfem dasar. Verba ROROI B, dan PARO C adalah
leksem yang selalu muncul dan dapat diprediksi predictable. ROROI memiliki ciri semantik ‘lokatif’, seperti terlihat pada kalimat:
Roroi ma jolo naron ompung di bagas da.
datangi lah dulu nanti kakek di rumah ya
[r¿r¿i ma j¿lo nar¿n ompùN di bagas da] ‘Nanti, datangilah dulu kakek di rumah ya.’
commit to user 92
ROROI di sini menunjukkan bahwa seseorang disuruh untuk mendatangi kakeknya yang berada di rumah.
Sementara itu, PARO mempunyai makna ‘kausatif’, seperti pada kalimat:
Paro ma jolo aya tukang becak i.
datangkan lah dulu nak tukang becak itu
[par¿ ma j¿lo aya tùkaN bEca i] ‘Datangkanlah dulu nak tukang becak itu.’
PARO dalam kalimat ini berarti seseorang yang lebih tua menyuruh si pelaku dalam hal ini untuk mendatangkan seorang tukang becak.
15. kehe [kehe] ‘pergi’
DERIVASIONAL I
I B
A C
N pakehei
KEHE pakeheon
F [pakehei]
[kehe] [pakehe¿n]
L ‘membuat
‘pergi’ ‘membuat
E jadi pergi’
pergi’
K 1.
S I
2. O
N 3.
A L
4. 5.
Bagan 15. Contoh data 15 Derivasional
Bagian data 15 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Verba KEHE A adalah morfem dasar. Verba PAKEHEI B, dan PAKEHEON
C adalah leksem yang memiliki ideosinkretis keanehan-keanehan bentuk
commit to user 93
yang tidak dapat dimunculkan turunannya unpredictable. PAKEHEI memiliki ciri semantik ‘membuat jadi pergi kausatif’, seperti terlihat pada kalimat:
Ucok, pakehei ma dongan-dongan mi da
ucok membuat jadi pergi lah teman-teman mu itu ya
[uc¿ pakehei ma d¿Nan d¿Nan mi da] ‘Ucok, teman-temanmu itu disuruh pergi dulu ya.’
PAKEHEI di sini menunjukkan bahwa Ucok disuruh oleh seseorang untuk membuat teman-temannya pergi.
Sementara itu, PAKEHEON mempunyai makna ‘membuat pergi kausatif’, seperti pada kalimat:
Pakeheon ma sannari ia na manabusi pocal i.
membuat pergi lah sekarang dia yang membeli pecal itu
[pakeheon ma sannari ia na manabùsi p¿cali] ‘Sekarang, buatlah dia pergi membeli pecal itu.’
PAKEHEON dalam kalimat ini berarti seseorang menyuruh seseorang lagi untuk membuat dia dalam hal ini orang yang ketiga untuk pergi membeli
pecal.
21. mijur [mijùr] ‘turun’
DERIVASIONAL I
B A
C PAIJURI
MIJUR PAIJURKON
commit to user 94
[paijùri] [mIjùr]
[paijùrk¿n] ‘turuni’
‘turun’ ‘turunkan’
mampaijuri 1.
mampaijurkon [mampaIjùri]
[mampaIjùrk¿n] ‘menuruni’
‘menurunkan’ I
N dipaijuri
2. dipaijurkon
F [dIpaijùri]
[dipaijùrk¿n] L
‘dituruni’ ‘diturunkan’
E K
hupaijuri 3.
hupaijurkon S
[hùpaijùri] [hupaijùrk¿n]
I ‘kuturuni’
‘kuturunkan’ O
N dipaijuriho
4. dipaijurkonho
A [dIpaijùrIho]
[dipaijùrk¿nho] L
‘dituruni oleh kamu’ ‘diturunkan oleh kamu’
‘
kauturuni’ ‘kauturunkan’
dipaijuriia 5.
dipaijurkonia [dIpaijùriia]
[dipaijùrk¿nia]
‘dituruni oleh dia’ ‘diturunkan oleh dia’
‘diaturuni’ ‘diaturunkan’
Bagan 11. Contoh data 21 Derivasional
Bagian data 21 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Verba MIJUR A adalah morfem dasar. Verba PAIJURI B, dan
PAIJURKON C
adalah leksem
yang memiliki
ideosinkretis keanehan-keanehan
bentuk yang
dapat dimunculkan
turunannya predictable. PAIJURI memiliki ciri semantik ‘berkali-kali’, seperti terlihat
pada kalimat:
Uda, paijuri ma jolo goni-goni i.
paman, turuni lah dulu karung-karung itu
[uda paijùri ma j¿lo g¿ni g¿ni i] ‘Paman, turunilah karung-karung itu.’
commit to user 95
PAIJURI di sini menunjukkan bahwa Uda disuruh oleh seseorang untuk menurunkan karung-karung itu berkali-kali.
Sementara itu, PAIJURKON mempunyai makna ‘kausatif’, seperti pada kalimat:
Tolong ma paijurkon jolo barang-barang na di ginjang i.
tolong lah turunkan dulu barang-barang yang di atas itu
[t¿l¿N ma paijùrk¿n j¿lo baraN baraN na di gInjaNi] ‘Tolonglah dulu turunkan barang-barang yang di atas itu.’
PAIJURKON dalam kalimat ini berarti seseorang menyuruh seseorang lagi untuk menurunkan barang-barang yang ada di atas.
24. tolap [t¿lap] ‘tiba’
DERIVASIONAL I
I B
A C
N -
TOLAP -
F [t¿lap]
L ‘tiba’
E K
1. S
I 2.
O N
3. A
L 4.
5.
Bagan 12. Contoh data 24 Derivasional
Bagian data 24 di atas yang dibahas adalah yang bercetak tebal saja. Verba TOLAP A tidak mengalami afiks derivasional sama sekali dalam
kolom-kolom selanjutnya, baik kolom B maupun kolom C. Hal ini menunjukkan bahwa kemunculannya tidak dapat diprediksi unpredictable
commit to user 96
karena yang tidak muncul itu bentuk dan makna semantiknya yang tidak berterima.
C. Afiks-afiks infleksional pembentuk verba BBA dari dasar verba