commit to user 63
D. Teknik Penyediaan Data
Penelitian akan terlaksana dengan adanya data, untuk itu perlu dilakukan penyediaan data yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Penyediaan data
yang baik membutuhkan teknik yang relevan dalam pelaksanaannya. Teknik penyediaan data disebut juga dengan tahap penyediaan data.
Tahap penyediaan data merupakan upaya sang peneliti menyediakan data secukupnya. Data di sini dimengerti sebagai fenomenon lingual khusus yang
mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud. Data yang demikian itu, substansinya dipandang berkualifikasi valid atau sahih dan reliable
atau terandal. Upaya penyediaan data itu dilakukan semata-mata untuk dan demi kepentingan analisis Sudaryanto, 1993:5.
Teknik atau tahap penyediaan data yang sesuai dengan penelitian sistem verba BBA dari morfem dasar ini menggunakan tiga teknik, yaitu teknik rekam,
teknik pustaka dan teknik kerjasama dengan informan. Teknik rekam digunakan untuk meneliti fonem-fonem beserta sejumlah kata kelompok kata yang telah
dipersiapkan Edi Subroto, 1992:37. Teknik rekam menggunakan kaset rekaman Pabuat Boru Marbagas Vol. 1 yang berisi kesenian Tapanuli Selatan masyarakat
Batak Angkola,
dan rekaman
interview dengan
seorang Informan,
Bapak H. Mahmud Fauzi Hasibuan, yang menguasai BBA. Kemudian ditanskripsi secara fonetis dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Teknik pustaka yaitu
data tulisan yang bersumber dari beberapa buku BBA. Edi Subroto 1992:42 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
teknik pustaka adalah mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh
commit to user 64
data. Sumber-sumber tertulis yang digunakan dipilih yang mencerminkan pemakaian bahasa sinkronis. Dengan demikian, sumber tertulis dan sumber
rekaman ini akan menghasilkan data yang saling mendukung pemakaian dari BBA tersebut.
Selanjutnya, teknik kerjasama dengan informan yaitu pembicaraan asli yang berkemampuan memberi informasi kebahasaan kepada peneliti, khususnya
mengenai segi-segi tertentu suatu bahasa Edi Subroto, 1992:37. Dalam hal ini informan membantu memberikan informasi data bahasa yang dimunculkan dari
memori informan berdasarkan permintaan dan keinginan peneliti dengan beberapa pertanyaan yang akan diperlukan untuk kepentingan penelitian.
Setelah sumber data tersedia dengan mempergunakan teknik rekam, teknik pustaka dan teknik kerjasama dengan informan tadi, selanjutnya peneliti ini
menggunakan metode simak beserta teknik-tekniknya. Menurut Sudaryanto 1993:133-136, metode simak atau penyimakan dilakukan dengan menyimak,
yaitu menyimak penggunaan bahasa. Metode ini kemudian dilanjutkan dengan teknik dasar yang disebut dengan teknik sadap, yaitu kegiatan menyadap. Dalam
penelitian ini yang disadap adalah data tulis yang berhubungan dengan objek penelitian. Selanjutnya, dilakukan teknik lanjutan yaitu teknik simak bebas libat
cakap. Dalam teknik ini alat yang digunakan adalah diri peneliti sendiri, namun peneliti tidak dilibatkan langsung untuk ikut menentukan pembentukan dan
pemunculan calon data kecuali hanya sebagai pemerhati saja – pemerhati terhadap calon data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan yang berada
commit to user 65
di luar dirinya. Teknik lanjutan berikutnya adalah teknik catat yaitu pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasipengelompokan data.
Sumber data tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku berbahasa daerah yaitu BBA yang diambil dari berbagai jenis buku
mulai dari buku pelajaran bahasa daerah, seperti Tulus 1 SD Kelas 5, Udutna 1 SD Kelas 3, Napuran 1 Napuran 2 Sekolah Menengah Kelas 1 dan 2,
Pelajaran Bahasa Daerah Tapanuli Selatan SD Kelas 1 caturwulan 1, 2 3, Bahasa Angkola siswa, mahasiswa, dan umum, sampai dengan buku tentang
adat dan budaya, seperti: Andung tarsingot di tano hatubuan, Baen Dongan Angkup Matobang, Djop ni roha pardomuan, Burangir na hombang, Horja
godang mangupa di na haroan boru, Poda-poda ni adat, Burangir Barita, dan Tutur Poda. Sumber-sumber tertulis yang dipilih diambil berdasarkan tahun 1956
sampai tahun 2009 agar peneliti dapat mengambil data yang akurat karena diambil dari tahun yang berbeda. Adapun, judul buku yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: A.
Andung-Tarsingot di Tano Hatubuan Datuk Satia Radja Siregar, 1956 B. Tutur Poda Sutan Tinggibarani, 2009
C. Burangir na Hombang Tinggibarani Perkasa Alam, 1977 D. Baen Dongan Angkup Matobang B.B. Pulungan, 1965
E. Djop ni Roha Pardomuan Baginda Marakub M., 1969 F. Burangir Barita G. Baumi Siregar, 2007
G. Udutna 1 D. Muhd. Siregar, dkk., 1976 H. Poda-poda ni Adat Baginda Raja Harahap, 1991
commit to user 66
I. Napuran 1 Dinggol Siregar dan Loekman H. Siregar, 1981 J. Napuran 2 Dinggol Siregar dan Loekman H. Siregar,
K. Napuran 1 Dinggol Siregar dan Loekman H. Siregar, 1982 L. Horja Godang Mangupa di na Haroan Boru G. Baumi Siregar, 1980
M. Tulus 1 D.M. Siregar, dkk., 1969 N. Pelajaran Bahasa DaerahTapanuli Selatan Z. Pangaduan Lubis, 1994
O. Bahasa Angkola Sutan Tinggibarani, 2008 Penomoran dari teknik penyediaan data ini dilakukan tidak berdasarkan
urutan tahun, tetapi secara acak karena peneliti ingin menyediakan data dengan cara yang tidak monoton. Di samping tebal dan tipisnya data sekunder ini, dengan
cara acak, akan membantu mengurangi rasa jenuh yang dialami oleh peneliti. Sumber rekamannya terdiri atas dua jenis, yang pertama berupa rekaman
interview mengenai sejarah dan perkembangan bahasa Batak Angkola dahulu dan saat sekarang, sementara yang kedua berupa rekaman tentaang proses upacara
adat seperti ceramah, lagu, dan sebagainya. Adapun kedua sumber rekaman tersebut adalah:
P. Interview dengan bapak Mahmud Fauzi Hasibuan Q.
Pabuat Boru Marbagas Kesenian Tapanuli Selatan Untuk mengatasi kekurangan data maka Kamus Modern Bahasa Angkola
Mandailing R digunakan sebagai rujukan berikutnya. Selain itu, seorang informan dari daerah Angkola, Bapak H. Batara Murni Pulungan, juga
menyediakan diri kapan saja untuk pengecekan data yang ditemukan.
commit to user 67
Berdasarkan sumber tertulis dan sumber rekaman yang disediakan di atas, data diharapkan dapat dijaring dan ditemukan sampai lengkap sehingga dapat
memenuhi kepentingan dari penelitian ini. Selanjutnya, jenis afiks yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
afiks yang berdasarkan pendapat dari Sohuturon 1960, namun peneliti telah memilah afiks yang hanya bisa diikuti oleh verba saja. Adapun, jenis afiks
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Prefiks
1 {ma-} {man- ~ mam- ~ mang- ~ manga- ~ many- ~ mangka-}
2 {pa-} {pan- ~ pam- ~ pang- ~ panga- ~ pany-}
3 {par-}
4 {parpa-}
5 {mar-}
6 {marpar-} {mampar-}
7 {marpa-}
8 {di-} ~ {ni-}
9 {dipa-} ~ {nipa-} {nipan- ~ nipam- ~ nipang-}
10 {dipar-} ~ {nipar-}
11 {diparpa-} ~ {niparpa-}
12 {tar-}
13 {tarpa-} {tarpan- ~ tarpam- ~ tarpang-}
14 {halim-}
15 {marsi-}
commit to user 68
16 {marsipa-} ~ {marsiha-}
b. ‘Infiks’
Infiks BBA yaitu: 1
{–in-} 2
{–um-}
c. ‘Sufiks’
Sufiks BBA yaitu: 1
{–an} 2
{–on} 3
{–i} 4
{–hon} ~ {-kon} Dengan demikian, teknik penyediaan data yang akan dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah: 1 Teknik rekam
2 Teknik pustaka 3 Teknik kerjasama dengan informan
Kemudian ketiga teknik ini akan dilanjutkan dengan: a Teknik simak
b Teknik sadap c Teknik simak bebas libat cakap
d Teknik catat
commit to user 69
E. Teknik Analisis Data