Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

17 Perkembangan Ekonomi M akro Regional Secara umum, seluruh sub sektor industri non migas mengalami pertumbuhan, mulai dari subsektor industri kimia dan barang dari karet, industri semen dan barang galian bukan logam serta subsektor industri makanan, minuman dan tembakau. Grafik I.23. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Industri Pengolahan 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 I II III IV I II III IV I II III IV I 2006 2007 2008 2009 Rp Triliun 5 10 15 20 25 30 35 40 45 posi si kredi t pertumbuhan yoy Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum LBU, KBI M edan M eskipun imbas krisis global mulai menghantam industri pengolahan, namun terdapat sinyal positif dari perbankan, di mana kredit bagi sektor industri pengolahan masih tetap tumbuh tinggi, yaitu mencapai 28,50 yoy. Sementara jika dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya, tumbuh sebesar 2,26 . Nilai kredit ke sektor industri pengolahan mencapai Rp19,03 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp14,81 triliun. Penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan didominasi oleh kredit subsektor tekstil, sandang, dan kulit.

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor PHR pada triw ulan I-2009 diperkirakan t umbuh 4,88 yoy, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triw ulan IV-2009 7,46 . Selama 2 tahun terakhir, pertumbuhan sektor PHR biasanya didominasi oleh subsektor hotel, namun pada triw ulan laporan, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sub sektor restoran yang mencapai 11,50 . Sementara sub sektor hotel mencapai 8,19 diikuti sub sektor perdagangan 4,12 . M eningkatnya pertumbuhan subsektor restoran terkonfirmasi dari maraknya pertumbuhan restoran dan industri kuliner yang kian menjamur. Industri kuliner yang tumbuh, tidak hanya yang bersifat tradisional, namun juga yang bersifat modern fast food dan franchise produk-produk ternama. Tingkat hunian hotel rata-rata hotel 18 Perkembangan Ekonomi M akro Regional bintang di Sumut selama bulan Januari sebesar 39,94 sementara pada bulan Februari mencapai 36,55 . M enurunnya tingkat hunian, disebabkan faktor musiman, di mana tidak terdapat hari raya keagamaan atau libur panjang yang biasanya akan mendongkrak tingkat hunian. Selain itu, kegiatan meeting, incentive, convention dan exhibition M ICE juga belum banyak dilakukan di aw al tahun. Biasanya, menjelang pertengahan tahun sampai dengan akhir tahun kegiatan tersebut akan mencapai puncaknya. Sementara itu, subsektor perdagangan besar dan eceran mencatat pertumbuhan sebesar 4,12 yoy. Pertumbuhan ini masih lebih rendah jika dibandingkan triw ulan sebelumnya 7,34 . Hasil SPE menunjukkan bahw a pada triw ulan I-2009 penjualan pedagang besar dan eceran meningkat sekitar 59,76 yoy atau mencapai Rp50,44 miliar. Tabel I.6. Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Sumut Sumber : BPS, Sumut Grafik I.24. Nilai Penjualan Pedagang Besar Grafik I.25. Penyaluran Kredit oleh dan Eceran Bank Umum di Sumut ke Sektor PHR 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 2007 2008 2009 Rp Juta 20 40 60 80 100 120 Penjualan Pedagang Besar Eceran Pertumbuhan yoy 5 10 15 20 25 30 35 40 45 I II III IV I II III IV I II III IV I 2006 2007 2008 2009 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Rp Triliun posisi kredit pertumbuhan yoy Sumber : Survei Penjualan Eceran, KBI M edan Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum LBU, KBI M edan 19 Perkembangan Ekonomi M akro Regional Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh 24,08 yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triw ulan IV-2008 dan triw ulan III-2008 yang masing-masing sebesar 39,80 dan 35,38 . Posisi kredit bank umum di Sumut ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada Desember 2008 mencapai Rp14,95 triliun yang didominasi oleh kredit ke subsektor perdagangan eceran. Tabel I.7. Perkembangan Arus Barang di Pelabuhan Belaw an Ton Sumber : BPS, Sumut

4. Sektor Keuangan