Konsumsi SISI PERM INTAAN

4 Perkembangan Ekonomi M akro Regional

1. Konsumsi

Pada triw ulan I-2009 konsumsi Sumut tumbuh 7,09 , menurun dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya 9,22 . Daya beli masyarakat yang masih relatif rendah, berakibat pada perubahan pola dan pilihan konsumsi, sehingga menyebabkan perlambatan pertumbuhan konsumsi. Di sisi lain, keyakinan konsumen juga masih berada pada level pesimis, terutama untuk melakukan konsumsi barang-barang tahan lama. Di sisi lain, pembiayaan konsumsi dari bank juga sedikit mengalami penurunan dibandingkan triw ulan lalu, meskipun angkanya tercatat masih relatif tinggi. Pada triw ulan I-2009, Indeks keyakinan konsumen masih berada pada level yang pesimis, meskipun semakin membaik dibandingkan posisi akhir tahun 2008. Selama tiga bulan, nilai indeks berturut-turut adalah 88,57 di bulan Januari, 92,65 di bulan Februari dan 98,15 di bulan M aret. Pesimisme konsumen terutama didorong oleh keyakinan akan ketersediaan lapangan kerja saat ini dan ekspektasi pembelian barang-barang tahan lama. Sementara untuk kondisi penghasilan saat ini, digambarkan mengalami peningkatan, sehingga hal ini juga memicu keinginan untuk lebih banyak mengkonsumsi barang tahan lama. Grafik 1.3. Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.4. Komponen Indeks Keyakinan Saat Ini 50 60 70 80 90 100 110 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 2007 2008 2009 Indeks Keyakinan Konsumen 20 40 60 80 100 120 140 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 2007 2008 2009 Penghasilan saat ini Pembelian brg tahan lama Sumber : Survei Konsumen, BI M edan Sementara itu, indeks ekspektasi konsumen maupun indeks kondisi perekonomian menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan posisi triw ulan sebelumnya. Semenjak akhir Desember 2008 hingga M aret 2009, keyakinan konsumen akan kondisi perekonomian terkini menunjukkan optimisme yang semakin menguat. Hal ini tentu saja menjadi indikator yang menggembirakan, di tengah kondisi perekonomian global yang 5 Perkembangan Ekonomi M akro Regional melemah dan kemungkinan perubahan konstelasi politik, sejalan dengan persiapan menjelang Pemilu. Grafik 1.5. Komponen Indeks Ekspektasi Grafik 1.6. Pertumbuhan Penjualan Elektronik 50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2007 2008 2009 Ekspektasi kondisi perekonomian Ekspektasi penghasilan -40 -20 20 40 60 80 100 120 140 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 2007 2008 2009 Rp Juta 50 100 150 200 250 300 Pertumbuhan yoy PenjualanElektronik Sumber : Survei Konsumen, BI M edan Sumber : Survei Penjualan Eceran, BI M edan Konsumsi barang tahan lama durable goods seperti elektronik masih menunjukkan pertumbuhan pada triw ulan laporan. Hal ini diindikasikan oleh perkembangan penjualan elektronik di Sumut yang mulai meningkat setelah mengalami penurunan pada Agustus 2008. Realisasi penjualan elektronik pada bulan Desember 2008 naik 16 dibandingkan dengan bulan Desember 2007. Grafik I.7. Pertumbuhan Penjualan BBM Grafik I.8. Penjualan M akananTembakau 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2007 2008 2009 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Rp juta Pertumbuhanyoy PenjualanBBM 1000 2000 3000 4000 5000 6000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 2007 2008 2009 Rp juta 20 40 60 80 100 120 140 Penjualan Makanan dan Tembakau Pertumbuhan yoy Sumber : Survei Penjualan Eceran, BI M edan 6 Perkembangan Ekonomi M akro Regional 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 -60 -40 -20 20 40 60 80 100 120 I II III IV I II III IV I II III IV I 2006 2007 2008 2009 Rp Miliar jumlah kredit pertumbuhan yoy Sementara itu, konsumsi non durable goods makanan dan non makanan menunjukkan peningkatan. Berdasarkan Survei Penjualan Eceran SPE di Kota M edan, penjualan kelompok makanan dan tembakau tumbuh 7,80 qtq. Indikator konsumsi non makanan yang tercermin dari penjualan BBM , penjualan perlengkapan rumah tangga serta penjualan pakaian dan perlengkapannya tumbuh masing-masing sebesar 16,74 , 46,94 dan 211,54 qtq. Grafik I.9. Penjualan Perlengkapan RT Grafik I.10. Penjualan PakaianPerlengkapan 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2007 2008 2009 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Rp Juta Pertumbuhan yoy Penjualan Perlengkapan RT 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2007 2008 2009 Rp Juta -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 70 PenjualanPakaian Perlengkapannya Pertumbuhanyoy Sumber : Survei Penjualan Eceran, BI M edan Dari sisi sumber pembiayaan yang berasal dari bank umum di Sumut, penyaluran kredit baru untuk jenis penggunaan konsumsi pada triw ulan I-2009 mencapai Rp686,23 miliar, atau turun sekitar 37,46 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Grafik I.11. Posisi Penyaluran Kredit Konsumsi Grafik I.12. Penyaluran Kredit Baru untuk oleh Bank Umum di Sumut konsumsi oleh Bank Umum di Sumut Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum LBU, KBI M edan 2 4 6 8 10 12 14 16 18 I II III IV I II III IV I II III IV I 2006 2007 2008 2009 Rp Triliun 10 20 30 40 50 posisi kredit pertumbuhan yoy 7 Perkembangan Ekonomi M akro Regional Sebagai lanjutan program pemerintah dalam mengurangi beban masyarakat, terutama yang tergolong ke dalam Rumah Tangga Sasaran RTS, sesuai dengan surat edaran Kanw il Pos I Sumut-NAD melalui surat tanggal 27 M aret 2009 tentang data alokasi Data BLT RTS Tahap III Tahun 2009 Provinsi Sumatera Utara. Dana BLT RTS Tahap III telah dialokasikan oleh Pemerintah dan akan disalurkan kepada 923.300 RTS yang ada di KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara. Alokasi dana BLT RTS tersebut senilai Rp18.014.600.000,- untuk tahap III dan akan disalurkan untuk 18 Kabupaten dan 7 Kota yang ada di Sumatera Utara. Tabel I.3. Penyaluran BLT Tahap III-2009 No. KabupatenKota RTS Dana BLT 1 Kab. Deli Serdang 90,073 184,660,000,000 Rp 2 Kab. Sergai 46,378 9,275,600,000 Rp 3 Kab. Langkat 95,609 19,121,800,000 Rp 4 Kab. Simalungun 64,473 12,894,600,000 Rp 5 Kab. Asahan 60,950 12,118,000,000 Rp 6 Kab. Labuhan Batu 54,667 10,933,400,000 Rp 7 Kab. Tanah Karo 31,262 6,252,400,000 Rp 8 Kab. Dairi 30,225 6,051,000,000 Rp 9 Kab. Pak Pak Barat 5,588 1,117,600,000 Rp 10 Kab. Toba Samosir 18,160 3,632,000,000 Rp 11 Kab. Samosir 17,106 3,421,200,000 Rp 12 Kab. Tapanuli Utara 24,669 4,933,800,000 Rp 13 Kab. Hubanghasudutan 15,684 3,136,800,000 Rp 14 Kab. Tapanuli Tengah 34,790 6,958,000,000 Rp 15 Kab. Tapanuli Selatan 65,423 13,084,600,000 Rp 16 Kab. Mandailing Natal 41,347 8,269,400,000 Rp 17 Kab. Nias 59,598 11,919,600,000 Rp 18 Kab. Nias Selatan 38,416 7,683,200,000 Rp 19 Kota Medan 81,355 16,271,000,000 Rp 20 Kota Binjai 7,351 1,470,200,000 Rp 21 Kota Padangsidempuan 10,269 2,053,800,000 Rp 22 Kota Pematangsiantar 11,811 2,362,200,000 Rp 23 Kota Sibolga 4,372 874,400,000 Rp 24 Kota Tanjung Balai 8,820 1,764,000,000 Rp 25 Kota Tebing Tinggi 5,234 1,046,000,000 Rp Sumber : Diskomifo Provinsi Sumut

2. Investasi