32 Perkembangan Inflasi Daerah
6.69 5.73
7.03 6.60
7.27 11.01
10.47 10.72
6.58
6.52 5.77
6.95 6.59
8.17 11.03
12.14 11.06
7.27
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
3 6
9 12
3 6
9 12
3 2007
2008 2009
Sumut Nasional
sudah kembali ke level normal setelah mengalami tekanan yang cukup tinggi sebagai akibat dari kenaikan harga BBM pada bulan M ei 2008. Determinan inflasi tahunan di Sumut masih
bersumber dari kenaikan harga pada kelompok sandang, yaitu mencapai 10,30 yoy. Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mengalami peningkatan harga cukup tinggi
antara lain kelompok makanan jadi 10,26 yoy, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 8,85 yoy dan kelompok perumahan, air, listrik dan gas 7,18 yoy.
Grafik 2.1 Grafik 2.2
Perkembangan Inflasi Bulanan Perkembangan Inflasi Tahunan
dan Tahunan Sumut dan Nasional Sumut dan Nasional
Sumber : BPS, Sumut
Faktor determinan inflasi tahunan selama bulan Januari sampai dengan M aret 2009 adalah volatile food faktor eksternal. Kenaikan harga komoditas di pasar internasional,
seperti CPO, gandum, emas, dan kedelai, yang telah berlangsung sejak pertengahan tahun 2007 hingga tahun 2008, telah mendorong kenaikan berbagai produk bahan
makanan dan emas perhiasan di dalam negeri, termasuk di Sumut.
2.2. INFLASI TRIWULANAN
Selama triw ulan I-2009, Sumut mengalami deflasi sebesar 0,73 qtq, merupakan deflasi triw ulanan tertinggi sejak tahun 2006. Faktor utama deflasi selama triw ulan I-2009 adalah
penurunan harga BBM bersubsidi pada aw al Desember 2008. Hal ini juga diindikasikan oleh rendahnya deflasi pada bulan M aret 2008 yang mencapai 0,35 mtm. Di samping
itu, penurunan harga berbagai bahan makanan, minyak tanah dan elpiji untuk rumah tangga sejak beberapa bulan sebelumnya, juga turut mendorong deflasi Sumut.
-1.5 -1
-0.5 0.5
1 1.5
2 2.5
2 4
6 8
10 12
14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2007
2008 2009
mtm yoy
yoy mtm
33 Perkembangan Inflasi Daerah
1.95
-0.59 2.19
3.06 2.48
4.09
1.30 2.13
-0.73 1.91
0.17 2.28
2.09 3.41
0.00 2.88
0.54 0.36
-1.00 0.00
1.00 2.00
3.00 4.00
5.00
I II
III IV
I II
III IV
I 2007
2008 2009
Sumut Nasional
Grafik 2.3. Grafik 2.4.
Inflasi Triw ulanan Sumut Nasional Perkembangan Harga Barang Jasa
M enurut Pengusaha
Sumber : BPS, Sumut
Berdasarkan komoditas, sepuluh komoditas dengan deflasi tertinggi dan penyumbang deflasi terbesar selama triw ulan I-2009 didominasi bahan makanan dan transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan.
Tabel 2.1. Komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi M aret 2009
Penurunan Harga
1 Cabe Merah
11.96 2
Kacang Panjang 11.87
3 Sawi Hijau
11.23 4
Daging Ayam Ras 9.79
5 Kentang
8.28 6
Jeruk 4.67
7 Telur Ayam Ras
4.00 8
Ikan Kembung 2.52
9 Beras
1.39
No. Komoditas
Sumber : BPS, Sumut
Perkembangan nilai tukar Rupiah yang yang agak melemah serta tekanan inflasi dari sisi ekspektasi tampaknya cukup mempengaruhi inflasi triw ulan ini. Nilai tukar Rupiah secara
-1 1
2 3
4 5
-5 5
10 15
20 25
30
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I 2007
2008 2009
inflasi SBTSKDU
SBT hasil SKDU Inflasi qtq
34 Perkembangan Inflasi Daerah
rata-rata bulanan pada triw ulan I-2009 sedikit melemah dibandingkan dengan triw ulan IV- 2008. Di sisi ekspektasi, para pelaku ekonomi khususnya pedagang eceran, dan
konsumen pada triw ulan laporan tampaknya masih belum memperkirakan akan adanya kenaikan harga barang dan jasa. Perkembangan ekspektasi tersebut diindikasikan oleh
hasil beberapa survei yang dilakukan oleh KBI M edan, yaitu Survei Penjualan Eceran SPE, dan Survei Konsumen SK.
Grafik 2.5. Grafik 2.6.
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Perkembangan Ekspektasi Pengusaha
Terhadap USD Terhadap Harga Barang Jasa
Sumber : BI Sumber : Survei Kegiatan Usaha, KBI M edan
Hasil SKDU menunjukkan bahw a ekspektasi para pengusaha responden SKDU terhadap kenaikan harga jualtarif barangjasa semakin menurun pada triw ulan I-2009. Hal ini
tercermin dari penurunan SBT saldo bersih tertimbang hasil survei pada triw ulan I-2009 dibandingkan dengan hasil survei pada triw ulan IV-2008. Penurunan harga jualtariff
menurut para pengusaha terutama terjadi pada sektor industri pengolahan tekstil, logam, alat angkutan dan mesin; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; serta sektor
pengangkutan dan komunikasi. Sumber utama pendorong penurunan harga tersebut adalah penurunan biaya bahan bakumaterial dan biaya operasional.
8800 9200
9600 10000
10400 10800
11200 11600
12000 12400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2007
2008 2009
RpUSD
Kurs Tengah Bulanan Rata-Rata Triwulanan
-1 1
2 3
4 5
-10 -5
5 10
15 20
25
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I 2007
2008 2009
inflasi SBT SKDU
SBT hasil SKDU Inflasi qtq
35 Perkembangan Inflasi Daerah
Grafik 2.7. Grafik 2.8.
Ekspektasi Pedagang Ekspektasi Konsumen
Terhadap Nilai Jual Barang Jasa Terhadap Harga Jual Barang Jasa
Sumber : Survei Penjualan Eceran, KBI M edan Sumber : Survei Konsumen, KBI M edan
Ekspektasi pedagang eceran responden SPE terhadap harga barang dan jasa menunjukkan arah yang sama dengan perkembangan inflasi bulanan pada triw ulan I-2009. M ereka
telah memperkirakan sebelumnya bahw a harga eceran masih akan bergerak normal dan cenderung menguat pada triw ulan I-2009, dengan keyakinan yang semakin menguat. Hal
ini diindikasikan oleh nilai indeks SB yang lebih besar dari 100. Hasil Survei Konsumen mengindikasikan ekspektasi konsumen terhadap harga barang dan
jasa yang searah dengan pergerakan inflasi bulanan sepanjang triw ulan I-2009. Namun, jumlah konsumen yang memperkirakan akan terjadi kenaikan harga barang dan jasa
semakin meningkat di akhir triw ulan I-2009. M enurut responden, kelompok barang dan jasa yang diperkirakan berpeluang paling besar mengalami kenaikan harga adalah
kelompok bahan makanan; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tem bakau; serta kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar.
2.2.1. INFLASI M ENURUT KELOM POK BARANG DAN JASA
Pada triw ulan I-2009 inflasi terjadi pada hampir seluruh kelompok barang dan jasa, kecuali bahan makanan dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Dari tujuh kelompok
barang dan jasa, dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya, peningkatan laju inflasi hanya terjadi pada kelompok sandang, yang juga merupakan inflasi kelompok tertinggi.
-0.5 0.5
1 1.5
2 2.5
5,000 10,000
15,000 20,000
25,000
Ja n
Fe b
M ar
A p
r M
e i
Ju n
Ju l
A gs
Se p
O kt
N o
v D
e s
Ja n
Fe b
M ar
2008 2009
inflasi Rp juta
-2 2
4 6
8 10
12 14
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Ja n
Fe b
M ar
A p
r M
e i
Ju n
Ju l
A gs
Se p
O kt
N o
v D
e s
Ja n
Fe b
M ar
2008 2009
In fl
as iS
u m
u t
In d
e ks
Ek sp
e kt
as i
H ar
ga 3
6 b
ln ya
d S
B T
Perubahan harga umum 3 bulan yad Perubahan harga umum 6 bulan yad
Inflasi Sumut yoy Inflasi Sumut mtm
36 Perkembangan Inflasi Daerah
Sementara itu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; kelompok kesehatan, kelompok pendidikan,
rekreasi, dan olahraga masih mengalami inflasi.
Tabel 2.2. Inflasi Triw ulanan di Sumut M enurut Kelompok Barang Jasa
2009 Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
BAHAN MAKANAN 6.77
4.74 6.67