Tinjauan tentang Hasil Belajar

21 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap perkembagan kognitif operasional konkret sehingga dalam proses belajarnya, siswa membutuhkan benda-benda serta contoh konkret. Siswa kelas II sekolah dasar merupakan siswa kelas rendah dengan karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan siswa kelas tinggi. Karakteristik yang dimiliki siswa kelas rendah yaitu 1 Masih adanya kecenderungan memuji diri sendiri, 2 Suka membandingkan dirinya dengan yang lain, 3 masih mengutamakan peraturan pokok, 4 prestasi belajar dipengaruhi kesehatan jasmaninya.

D. Tinjauan tentang Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Susanto 2015: 5 yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotori sebagai hasil dalam kegiatan belajar. Secara sederhananya, yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Winkel 1999 dalam Purwanto 2010, 38-39 mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses dalam diri individu berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapat perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mentalpsikis yang berlangsung melalui interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang dapat terjadi di dalam pembelajaran, baik itu yang terjadi di luar kelas maupun yang terjadi di dalam kelas. Pengalaman belajar yang didapat siswa merupakan sesuatu yang nantinya dapat 22 dibangkitkan dan digunakan kembali oleh siswa. Pengalaman yang didapat siswa tersebut bergantung dari kualitas interaksinya dengan guru maupun siswa lain, karakteristik siswa, maupun kapan waktunya. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar Purwanto 2010: 46. Meskipun pembelajaran dapat dilakukan dimanapun baik di luar maupun di dalam kelas, namun ada hal yang membedakannya, yaitu pembelajaran di dalam kelas dilakukan secara sistematis. Pembelajaran di dalam lingkungan kelas bertujuan untuk mengubah perilaku individu pada saat proses belajar. Proses belajar merupakan suatu proses yang unik. Unik disini dikarenakan hasil belajar hanya didapat oleh orang yang belajar saja, dan tiap individu akan menampilkan hasil yang berbeda. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana 2005: 22 yang menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingslay telah membagi tiga macam hasil belajar, yakni a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita. Hasil belajar yang dimaksud merupakan kemampuan masing-masing individu siswa untuk dapat menerima, memahami dan mengolah materi dari pengalaman belajar mereka. Masing-masing jenis hasil belajar berisi bahan yang telah diterapkan dalam kurikulum. Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni a informasi verbal, b keterampilan intelektual, c strategi kognitif, d sikap, dan e keterampilan motoris Sudjana, 2005: 22. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, 23 baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. 1. Ranah Kognitif a. Mengingat, yaitu mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang terdiri dari kemampuan mengidentifikasi dan mengambil ingatan dari memori jangka panjang. b. Memahami, yaitu mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru terdiri dari kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. c. Mengaplikasikan, yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu yang terdiri dari kemampuan mengeksekusi dan mengimplementasikan. d. Menganalisis, yaitu memecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan keseluruhan struktur atau tujuan terdiri dari kemampuan membedakan, mengorganisasikan, dan mendekonstruksikan. e. Mengevaluasi, yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria danatau standar yang terdiri dari kemampuan memeriksa dan mengkritik. f. Mencipta, yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil yang teridiri dari 24 kemampuan merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Anderson, 2015: 100. 2. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti, perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motovasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. a. Recivingattending, yakni semacam kepekaan dalam memerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini, termasuk kesadaran, keinginan untuk memerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atas rangsangan dari luar. b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketapatan reaksi, perasaan, kepuasaan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. c. Valuing penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini, termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioroitas nilai 25 yang dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll. e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhann nilai dan karakteristiknya. 3. Ranah Psikomotoris Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemapuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan, yakni: a. Gerakan reflek keterampilan dalam gerakan yang tidak sadar; b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; c. Kemapuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain; d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan; e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek; f. Kemempuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decuresive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Sudjana, 2005: 29-31. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar Dimyati dan Mudjiono 2002: 250. Hasil belajar ini dapat dipandang dari dua sisi, baik dari sisi siswa maupun dari sisi guru. Dari segi siswa, hasil belajar ini merupakan tingkat perkembangan mental 26 dari sebelum dan sesudah individu siswa belajar. Sementara dari guru, hasil belajar ini merupakan terselesaikannya bahan pelajaran. Sedangkan menurut Hamalik 2011: 30 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan individu dalam menyerap pengalaman belajarnya, baik di dalam maupun di luar kelas. Hasil belajar ini berbeda-beda dari masing-masing individu pelaku belajar sesuai dengan tingkat perkembangan mentalnya. Hasil belajar ini dapat diukur ke dalam berbagai ranah baik kognitif, afektif, maupun psikomotoris. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil belajar kognitif berupa nilai dan hasil belajar afektif berupa beberapa sikap seperti keaktifan, kreativitas, sesenangan dan kemempuan berpikir, yang didapat siswa dalam mata pelajaran matematika setelah siswa mengikuti kegiatan belajar dengan mengunakan metode permainan edukatif.

E. Tinjauan tentang Metode Pembelajaran