Pengaruh Negatif Hilangnya Keteladanan Guru

25 e. Kejujuran 1 Guru memberikan penilaian secara objektif. 2 Pendidik menepati janji kepada peserta didik. f. Cinta Tanah Air 1 Guru dan tenaga kependidikan melakukan upacara dan peringatan hari besar bersama peserta didik. Shoimin 2014:126 mengatakan bahwa terdapat indikator untuk menjadi guru berkarakter terkait dengan kedisiplinan yaitu disiplin untuk tidak mudah marah, dalam hal ini adalah guru harus dapat menjadikan kemarahan di tempat yang tepat, di waktu yang tepat, dan kepada orang yang tepat. Suri Suwanda. 2016:1951 mengatakan bahwa guru sebagai seseorang yang dijadikan contoh, guru hendaknya dapat disiplin di semua hal, diantaranya disiplin waktu dan disiplin peraturan. Berdasarkan indikator keteladanan yang telah dijabarkan di atas, peneliti dapat mengambil beberapa indikator, yaitu: a. Kedisiplinan b. Religius c. Peduli lingkungan d. Peduli sosial e. Kejujuran f. Cinta tanah Air

4. Pengaruh Negatif Hilangnya Keteladanan Guru

26 Keteladanan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi guru, keteladanan merupakan kunci atau syarat bagi guru untuk melakukan perubahan perilaku, sikap, dan ilmu bagi siswa dalam proses pendidikan. Berikut ini adalah penjelasan hal-hal yang akan timbul jika tidak ada keteladanan dari guru menurut Asmani 2016:65-66, antara lain: a. Tidak ada hubungan emosional antara guru dengan murid Dalam proses pendidikan tidak terlepas dari hubungan antara guru dan murid. Hubungan antara guru dengan murid tidak hanya sebatas hubungan fisik, akan tetapi juga hubungan lahir batin. Jika guru tidak dapat menjadi teladan bagi murid maka hubungan tersebut hanya sebatas hubungan lahir dan pelajaran yang disampaikan tidak berpengaruh dan tidak membekas dalam jiwa murid. b. Diabaikan murid Dikarenakan tidak ada sikap keteladanan dari guru, mereka akan bersikap apatis, pasif dan acuh tak acuh kepada guru. Mereka akan bersikap kepada guru yang sikap dan perilakunya tidak dapat dicontoh. c. Tidak ada efek perubahan Guru yang tidak memiliki keteladanan, maka pelajaran yang disampaikan tidak akan ada perubahan, khususnya perubahan karakter, sikap, perilaku, dan sepak terjang murid yang merupakan inti pendidikan. Perubahan merupakan inti dari pendidikan, dengan demikian jika guru tidak dapat membawa perubahan maka esensi pendidikan telah hilang dalam jiwanya. 27 d. Dikeluarkan dari sekolah Jika guru tidak dapat menjadi teladan bagi murid-muridnya, dan telah melanggar aturan, nilai dan norma di luar batas kewajaran, maka guru tersebut akan mendapat beberapa kali surat peringatan, dan jika tidak mampu mengubah sikap dan perilakunya, guru dapat dikeluarkan dari sekolah demi kebaikan murid-murid. Shoimin 2014:99 akibat dari hilangnya keteladanan guru adalah anak akan mencari sendiri sosok keteladanan yang dimauinya. Sosok tersebut dapat bermacam-macam, akibatnya anak akan meneladani sosok yang belum tentu baik untuk dirinya. Berdasarkan pendapat di atas maka bisa disimpulkan bahwa keteladanan seorang guru sangatlah penting bagi anak didik, karena anak akan mencontoh sikap dan perilaku baik dari gurunya. Hal tersebut juga menggambarkan pentingnya keteladanan guru dalam proses penanaman nilai-nilai bagi anak didik. 5. Kompetensi Guru McLeod 1990 dalam Suyanto Jihad, 2013:1 mendefinisikan kompetensi sebagai perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi guru sendiri adalah kemampuan bagaimana guru melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak di mata pemangku kepentingan. Guru adalah sebuah profesi yang disematkan kepada seseorang yang mengajarkan hal-hal baik dan ilmu yang bermanfaat kepada anak didiknya. Profesi dilekatkan pada guru karena tidak semua orang dapat menjadi guru atau pendidik. Sikun Pribadi dalam Hamalik, 2002:1-2 menyatakan bahwa profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa 28 seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Suyanto Jihad 2013:22 menjelaskan bahwa profesi dan profesional adalah dua kata yang mirip tetapi mempunyai makna yang berbeda. Profesi berasal dari kata profession sedangkan profesional berasal dari kata professional. Prasyarat profesi akan terpenuhi jika memenuhi kriteria sebagai berikut. a profesi menuntut suatu latihan profesional yang memadai dan membudaya; b profesi mencerminkan ketrampilan yang tidak dimiliki oleh masyarakat umum; c profesi harus mampu mengembangkan suatu hasil dan pengalaman yang sudah teruji kemanfaatannya; d profesi memerlukan pelatihan spesifik; e profesi merupakan tipe pekerjaan yang bermanfaat; f profesi mempunyai kesadaran ikatan kelompok sebagai kekuatan yang mampu mendorong dan membina anggotannya; g profesi tidak dijadikan batu loncatan untuk mencari pekerjaan lain; h profesi harus mengakui kewajibannya di masyarakat dengan meminta anggotanya memenuhi kode etik yang diterima dan disepakati. Oleh karena itu untuk menjadi seorang guru atau pendidik harus memenuhi syarat dan melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai seorang pendidik. Hal itu sejalan dengan arah kebijakan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42 UU RI No.202003 dalam Suprihatiningrum, 2014:18 yang mensyaratkan pendidik guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum dan sertifikat sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Demikian pula pada Pasal 28 ayat 1 PP No. 192005 dan Pasal 8 UU RI No. 142005 dalam Suprihatiningrum, 2014:18-19 yang mengamanatkan guru harus memiliki 29 kualifikasi akademik minimal D4S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial.

6. Tanggung Jawab dan Peran Guru