Guru Sebagai Teladan Keteladanan guru

19 4 Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani “suara dari dalam” sebagai pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.

B. Keteladanan guru

1. Guru Sebagai Teladan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mengatakan bahwa guru adalah guru profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sesuai dengaan tugas guru yang telah tercantum dalam undang- undang, oleh karena itu keteladanan guru adalah sesuatu yang tak bisa dilepaskan dari profesi guru, keteladanan dari guru akan terus melekat dalam diri guru. Asmani 2016:62-64 mengatakan bahwa keteladanan adalah perilaku yang sesuai dengan norma, nilai, dan aturan yang ada dalam agama, adat istiadat, dan aturan negara. Ia menambahkan bahwa keteladanan merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Keteladanan merupakan sesuatu yang dipraktikan dan diamalkan bukan hanya diucapkan. Ucapan dan sikap dari seorang guru akan ditiru oleh siswanya, oleh karena itu tugas guru sangatlah berat, akan tetapi hal itu bukan berarti tidak dapat dilakukan, guru harus selalu berupaya menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Wiyani 2012:140 Pembiasaan keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang tidak diprogramkan karena dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Keteladanan merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. 20 Guru disyaratkan harus memiliki ketrampilan dan kompetensi profesional, pedagogik, pribadi, dan sosial. Keteladanaan guru erat kaitannya dengan kompetensi kepribadian guru. Setiap orang pastilah mempunyai kepribadian, dan antara satu orang dengan orang lainya pastilah mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Sama halnya dengan guru, guru juga mempunyai kepribadian, dan mempunyai ciri-ciri pribadi tertentu. Hal itulah yang membedakan antara guru satu dengan guru yang lainnya. Kepribadian guru yang baik sangatlah penting untuk dimiliki oleh seorang guru yang pada dasarnya guru adalah panutan dan menjadi teladan bagi anak didiknya, bahkan guru menjadi sorotan bagi masyarakat dan pantas untuk ditiru. Wiyani 2015:40 menjelaskan bahwa yang dapat membedakan antara pribadi guru satu dengan guru yang lainnya adalah orang lain, dalam hal ini adalah siswa. Hal ini dikarenakan siswa juga meniru apa yang ditampilkan oleh guru mereka, seperti mereka meniru pada sosok idola mereka. Jika siswa meniru kepribadian guru yang baik, hal itu tidak akan menjadi masalah, namun itu menjadi masalah apabila siswa meniru kepribadian buruk guru. Oleh karenanya guru harus mempunyai kepribadian yang baik untuk dapat ditiru oleh siswa. Kepribadian dalam hal ini menyangkut tentang perbuatan, ucapan, cara bergaul, cara berpakaian, dan cara bersikap dalam menghadapi persoalan-persoalan. Fathurahman dan Muhammad 2006 dalam Fathurrohman, Suryana, Fatriany, 2013:128 mengatakan bahwa pendidik itu besar di mata anak didiknya, apa yang dilihat dari gurunya akan ditirunya, karena murid akan meniru dan meneladani apa yang dilihat dari gurunya. 21 Suyanto Jihad 2013:16 siswa akan menyerap sikap-sikap, merefleksikan perasaan-perasaan, menyerap keyakinan-keyakinan, meniru tingkah laku, dan mengutip pernyataan-pernyataan gurunya. Pengalaman menunjukan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, dan hasrat belajar yang terus-menerus pada diri siswa yang bersumber dari kepribadian guru. Suyanto Jihad 2013:42 menjelaskan secara rinci, subkompetensi kepribadian guru terdiri atas: a. Kepribadian yang mantap dan stabil, dengan indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru yang profesional; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan b. Kepribadian yang dewasa dengan indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi. c. Kepribadian yang arif dengan indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah, dan masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan, dengan indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma agama, iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang pantas diteladani siswa. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang diteladani siswanya, karena siswa akan lebih memperhatikan apa yang dilihat dari kepribadian gurunya daripada apa yang dikatakan oleh gurunya, oleh karena hal itu sesuai dengan kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru, maka guru harus memiliki kepribadian yang baik supaya menjadi teladan dan model yang baik bagi siswa-siswanya.

2. Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Perilaku Disiplin Siswa