filariasis, dan bersedia bergotong royong membersihkan sarang nyamuk atau tempat perkembangbiakan nyamuk.
B. SIKAP
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan diri seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya baik
lingkungan manusia atau masyarakatnya, baik lingkungan alamiahnya, maupun lingkungan fisiknya. Walaupun berada dalam diri seorang
individu, sikap biasanya juga dipengaruhi oleh nilai-budaya, dan sering juga bersumber kepada sistem nilai-budaya.Koentjaraningrat, 2004.
Sikap adalah cara kita melihat dengan pikiran kita. Seringkali kita melihat atau menilai sesuatu berdasarkan “apa yang biasa kita lihat”atau
“apa yang ingin kita lihat”Sugiarto, 2004. Alport 1935 dalam Rusmi 2009 mengatakan bahwa sikap adalah kesiapan seseorang untuk
bertindak. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap
adalah suatu respon atau reaksi seseorang dari suatu stimulus yang diberikan dan akan mendasari seseorang tersebut untuk melakukan sesuatu
atau menimbulkan perilaku.
2. Komponen sikap
Notoatmodjo 2010 dalam buku Ilmu Perilaku Kesehatan menyebutkan bahwa sikap mempunyai 3 komponen yaitu:
a Komponen kognitif Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan
dengan apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif ini adalah olahan pikiran manusia atau seseorang terhadap kondisi eksternal atau
stimulus yang menghasilkan pengetahuan. Komponen kognitif ini bisa didapatkan dari tempat-tempat yang memberikan informasi pendidikan
seperti sekolah, media massa, dan kelompok atau komunitas pengendali suatu penyakit. Sebagai contoh, seseorang dengan pendidikan sekolah
dasar akan sangat berbeda dalam mengambil sikap jika dibandingkan dengan seseorang dengan pendidikan tinggi.
b Komponen afektif Adalah aspek emosional yang berkaitan dengan penilaian
terhadap apa yang diketahui manusia. Setelah seseorang mempunyai pemahaman atau pengetahuan terhadap stimulus atau kondisi
eksternalnya, maka selanjutnya akan mengolahnya lagi dengan melibatkan emosionalnya. Komponen ini dapat didapatkan ketika
seseorang terpapar dengan suatu lembaga pemberantas suatu penyakit atau suatu penyakit telah menimpanya. Sebagai contoh adalah, jika
seseorang terkena suatu penyakit, maka dia akan terpengaruh secara emosional seperti sedih, kurang berguna, dan tekat untuk sembuh.