Latar Belakang Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat dalam kepatuhan minum obat anti filaria di RW 2 Kelurahan Pondok Aren

Salah satu kelemahan program yang telah dijalankan puskesmas Pondok Aren dalam mencegah filariasis ini adalah tidak adanya pemantauan secara langsung respon masyarakat terhadap obat yang diberikan. Sehingga, masih banyak masyarakat yang takut mengkonsumsi obat yang telah dibagikan. Dari 15 orang yang telah diwawancarai, 11 orang mengatakan tidak mengkonsumsi obat anti filaria yang telah dibagikan. “Saya takut minum obat yang bukan dari dokter”, kata salah satu warga RW 2 Pondok Aren . “Karena takut, jadi tidak saya minum obat tadi”. Ibu yang berumur 38 tahun ini menambahkan. Sedangkan warga lainnya mengatakan tidak mau minum obat karena merasa tidak sakit dan tidak akan terkena filariasis. Beliau meyakini jika hidup bersih dan sistem imun bagus, maka tidak akan terkena filariasis. Dalam hal pemberian obat untuk upaya pencegahan filariasis ini, perawat mempunyai peran dalam mendidik masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu termasuk pemberian obat anti filariasis. Dalam hal memberikan obat ini, perawat harus menguasai tekhnik serta aturan dalam menggunakan obat tersebut. Di dalam memberikan obat kepada pasien, perawat harus mengetahui beberapa hal yang akan terjadi pada pasien setelah pemberian obat ini, diantaranya interaksi obat, efek samping obat, waktu kerja obat, dan lain-lain. Dalam hal ini, perawat kesehatan masyarakat PERKESMAS mempunyai andil yang sangat besar dalam keberhasilan program pemerintah dalam membina kesehatan Brooker, 2009. Hal tersebut sesuai juga dengan ajaran dalam Islam bahwa kita harus selalu menjaga kesehatan dan tidak melakukan hal-hal yang dapat menularkan atau tertular suatu penyakit. Sebagaimana hadits Rosulullah di bawah ini : لاق دْيز نْب ةماسأ ثْيدح : َ س هْي ع ه ىَ ص ه ل ْ سر لاق “ ةفئاط ى ع لسْرأ ،سْجر ن ْ عاَطلا ك ْبق ناك ْنم ى ع ْ أ ،لْيئارْسإ ىنب ْنم هْي ع ا ْ مدْقت َف ضْرأب هب ْ تْعمس اذإف ،ْ . ا ب ْ تْنأ ضْرأب عق اذإ هْنم ارارف ا ْ جرْخت َف . ةيا ر ىف هْنم ارارف ََإ ْ كجرْخي َ ” Usamah bin Zaid r.a. berkata: “Rasulullah saw. Bersabda: “Tha’un wabah cacar itu suatu siksa yang diturunkan Allah kepada sebagian Bani Isra’il atau atas umat yang sebelummu. Maka bila kamu mendengar bahwa penyakit itu berjangkit di suatu tempat, janganlah kalian masuk ke tempat itu, dan jika di daerah di mana kamu telah ada di sana maka janganlah kamu keluar dari daerah itu karena melarikan diri dari padanya”. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, seyogyanya sebagai perawat mempunyai perhatian terhadap kondisi ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat terhadap minum obat anti filaria di RW 2 Kelurahan Pondok Aren.

B. Rumusan Masalah

Pemerintah kota Tangerang Selatan 2012 telah mengeluarkan kebijakan dan program untuk menekan angka kejadian filariasis. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah menjalankan program sesuai yang telah diputuskan, namun belum adanya pemantauan secara langsung respon dan sikap serta perilaku masyarakat terhadap obat ini, maka efektifitas pencegahan dari sikap dan perilaku dalam hal menerima dan mengkonsumsi obat belum dapat teridentifikasi secara jelas. Terdapat beberapa penelitian terkait mengenai filariasis diantaranya, Supali 2010 mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai keberhasilan program eliminasi filariasis di kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur didapatkan bahwa salah satu penunjang tingkat keberhasilan program eliminasi filariasis adalah faktor pengetahuan, dimana peningkatan pengetahuan dari 54 menjadi 89 ternyata dapat meningkatkan cakupan konsumsi obat anti filariasis sebanyak 80. Training in Tropical Disease Research TDR, 2000 dalam risetnya tentang Community Directed Treatment of Lymphatic Filariasis in Africa mengatakan bahwa wanita lebih cenderung mengikuti dan patuh terhadap program eliminasi filariasis, dimana 52,8 dari total responden yang patuh terhadap program adalah wanita. Widayati 2012 dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon 1 Sragen melaporkan bahwa pada umumnya ibu dengan pengetahuan baik 27 akan lebih memberikan imunisasi polio secara lengkap dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan sedang 53. Hal ini dikarenakan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi sikap dan tindakan orang tua dalam menjaga kesehatan anaknya. Sedangkan pada variabel pendidikan, ibu dengan pendidikan tinggi SLTA dan PT 50 memberikan imunisasi polio secara lebih lengkap dibandingkan ibu dengan pendidikan dasar SD dan SLTP 41. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu inovasi dengan manfaat yang besar dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Peneliti memilih judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Filaria di RW 2 Kelurahan Pondok Aren karena dilihat dari tingkat kepentingan program yang sangat tinggi. Program pencegahan filariasis tidak akan berjalan lancar, jika masyarakat tidak mau menjalankan program yang berupa minum obat anti filaria yang dibagikan. Penelitian ini dilakukan agar didapatkan faktor yang dominan dalam mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat, sehingga petugas dapat melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar program yang dijalankan dapat berjalan dengan tanpa kendala.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran faktor predisposisi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, pengetahuan yang menjadi penyebab penularan filariasis di RW 2? 2. Apakah faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat RW 2 kelurahan Pondok Aren dalam minum obat anti filaria? 3. Apakah faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren dalam minum obat anti filaria?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren dalam kepatuhan mengkonsumsi obat Anti Filaria 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran demografi masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren. b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat RW 2 kelurahan Pondok Aren terhadap minum obat anti filariasis. c. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren terhadap minum obat anti filariasis.

E. Manfaat Penelitian

a. Instansi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data yang menjadi gambaran efektifitas program yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Selain manfaat tersebut, penelitian ini juga diharapkan agar dapat memberikan satu gambaran pentingnya perkesmas di Indonesia. b. Bagi institusi pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan keperawatan di komunitas dalam mengembangkan program pembelajaran keperawatan medikal bedah dan komunitas serta dapat dijadikan sebagai rujukan tambahan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik, dengan tujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat terhadap minum obat anti filaria, sehingga selanjutnya dapat menentukan intervensi yang cocok untuk diberikan ke masyarakat agar pencegahan filariasis bisa efektif.