Hubungan antara umur dengan sikap

6. Hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku minum obat

Hasil analisis menggunakan Chi square didapatkan bahwa P tabel adalah 0,617 dengan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku minum obat anti filaria. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang mendasari penelitian ini, yakni teori Lewin 1970 dan Green 1991. Lewin mengatakan bahwa jenis kelamin adalah salah satu faktor pembentuk perilaku masyarakat. Becker 1974 dalam Notoatmodjo 2010 memperkirakan bahwa teori Lewin yang menyebutkan bahwa jenis kelamin mempunyai pengaruh terhadap perilaku adalah karena dalam kesehariannya, perempuan lebih tunduk dan patuh kepada laki-laki. Laki-laki adalah kepala keluarga yang mempunyai kekuatan, sehingga mempunyai rasa bahwa keputusannya adalah keputusan mutlak. Namun, setelah kemajuan jaman dan terbukanya seluruh aspek pengetahuan terhadap perempuan, hal tersebut semakin berubah. Pada saat ini, perempuan mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki, mempunyai pengetahuan yang sama, dan mempunyai pengaruh yang sama terhadap masyarakat. Hal inilah yang menjadi penyebab ketidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku yang dilakukan. Mechanics 1988 dalam Notoatmodjo 2010 mengatakan bahwa dalam keadaan sakit atau dalam memenuhi kebutuhannya, laki-laki dan perempuan akan melakukan tindakan dan tahapan-tahapan yang sama. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Joni 2008. Dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien tuberkulosis dalam mengkonsumsi obat anti tuberkulosis di Puskesmas Panunggangan kota Tanggerang tahun 2008. Penderita wanita biasanya akan lebih patuh minum obat karena sesuai kodrat wanita yang ingin tampak terlihat cantik dan tidak ingin ada cacat pada tubuhnya. 7. Hubungan antara umur dengan perilaku minum obat Hasil analisis dengan menggunakan Sperman correlation didapatkan P tabel 0,494 dengan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku minum obat anti filaria. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Lewin 1970 dan Green 1991 yang menyatakan bahwa umur adalah salah satu faktor pembentuk perilaku masyarakat. Erik Erikson dalam teori perkembangannya mengatakan bahwa pada tahap Integrity atau Despair manusia akan mengalami beberapa kemunduran dalam mengambil keputusan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masih ada 6,2 lansia yang tidak minum obat yang diberikan. Hal inilah yang memperkuat ketidak ada hubungan antara umur denga perilaku masyarakat dalam minum obat. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Randika 2011 yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat anti Filariasis pada penduduk usia 15-65 tahun di RW 09 Kelurahan Pondok