Petir Kecamatan Bojongsari Kota Depok Tahun 2011. Hasil penelitian tersebut adalah didapatkan p=0,450 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara umur dengan perilaku minum obat.
8. Hubungan antara pendidikan dengan perilaku minum obat
Hasil analisis dengan menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel 0,845 dengan P Value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima
atau tidak ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku minum obat anti filaria. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin 1970 dan Green 1991
yang mengatakan bahwa pendidikan adalah salah satu faktor pembentuk perilaku manusia.
Lewin 1970 dalam Notoatmodjo 2010 menyatakan bahwa faktor pembentuk perilaku akan sangat kuat jika terdapat faktor pendorong cues
dalam diri dan lingkungan yang ditempati. Dalam penelitian ini, faktor pendorong dapat dilihat dari jurusan atau ranah masyarakat dalam
mengambil pendidikan. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, namun jika pendidikan yang diambil tidak menjurus pada
jurusan kesehatan, maka perilaku kesehatanpun akan menurun. Seseorang dengan pendidikan tinggi belum tentu mengetahui dengan detail tentang
filariasis, sehingga perilaku terhadap pencegahan filariasis akan cenderung kurang. Hal inilah yang menyebabkan pendidikan tidak selalu berhubungan
dengan perilaku kesehatan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Randika 2011 yang mendapatkan P pada variabel pendidikan 0,976, sehingga disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepatuhan minum obat filariasis.
9. Hubungan antara pendapatan dengan perilaku minum obat
Hasil analisis dengan menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel 0,413 dengan P Value 0,05 yang menunjukan bahwa Ho diterima
atau tidak ada hubungan antara pendapatan dengan perilaku minum obat anti filaria. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin 1970 yang
menyatakan bahwa pendapatan atau kelas ekonomi adalah salah satu faktor pembentuk perilaku kesehatan.
Masih dalam teori yang sama, Lewin memberikan penguatan bahwa pendapatan atau ekonomi tidak secara langsung membentuk perilaku.
Masyarakat akan cenderung memanfaatkan sesuatu yang didapatkan jika dia telah mengeluarkan biaya dalam mendapatkannya. Rasa rugi adalah salah
satu faktor penguat untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku sehat. Masyarakat akan merasa terdorong untuk mengambil manfaat jikalau dia
akan merasa rugi atau membuang uang jika tidak dimanfaatkan. Sedangkan pada program pencegahan filariasis ini, pemerintah menjalankan program
dengan gratis, sehingga menurunkan dorongan untuk bertindak. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Jaya 2009 yang
mengemukakan bahwa hasil uji statistik antara pendapatan dengan