Karakteristik responden berdasarkan umur

dibagikan, sehingga dapat menghapus filariasis secara menyeluruh di Kota Tangerang Selatan. dari hasil ini dapat dilihat bahwa keberhasilan program adalah 69,2.

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan antara jenis kelamin dengan sikap masyarakat

Hasil analisis menggunakan Pearson correlation didapatkan P= 0,609 Sig = 0,05, maka Ho diterima yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan sikap masyarakat. Hal ini tidak sesuai dengan teori Lewin 1970 dan Green 1991 yang mengatakan bahwa jenis kelamin adalah salah satu faktor pembentuk sikap. Penyebab ketidaksesuaian ini dimungkinkan karena perbandingan jumlah responden yang tidak sama, yaitu laki-laki 19 orang, sedangkan perempuan berjumlah 46 orang. Dari jumlah yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan ketidaksesuaian jumlah pada laki-laki dan perempuan yang menyebabkan laki-laki mendapatkan sedikit gambaran sikap dibandingkan perempuan yang berjumlah 46 sikap. Hasil observasi dan wawancara terhadap responden, didapatkan bahwa sebagian besar sikap penduduk dipengaruhi oleh budaya masyarakat dalam memperoleh pengobatan. Masyarakat cenderung meminta pengobatan kepada orang-orang di luar tenaga kesehatan profesional seperti dokter, namun mereka menggunakan jasa pengobatan alternatif dalam mendapatkan penyembuhan. Keadaan inilah yang sangat mempengaruhi sikap masyarakat terhadap program pencegahan filariasis. Jikalau dalam keadaan sakitpun masyarakat enggan dalam mengkonsumsi obat, maka saat keadaan sehat masyarakat cenderung menolak untuk mengkonsumsi obat. Penyebab dari tidak ada hubungan yang signifikan adalah komponen afektif dan konatif Kothandapani 1974 dalam Azwar 2013. Komponen afektif dapat dilihat dari emosi seseorang terhadap suatu objek, sedangkan komponen konatif dapat dilihat dari perilaku dan sikap seseorang sehari- hari. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap minum obat tidak mementingkan obat dalam penyembuhan, akan cenderung menolak jika diberikan obat. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Yetti 2007 di Jakarta, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhaan perilaku kesehatan. Sampel yang diteliti berjumlah 94 orang didapatkan nilai P 0,245.

2. Hubungan antara umur dengan sikap

Hasil analisis menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel 0,835 dengan ketentuan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara variabel umur dengan sikap. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dipakai pada penelitian ini yakni Teori Lewin 1970 dan Green 1991 yang menunjukkan bahwa umur merupakan salah satu faktor pembentuk sikap.