gejala yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Seseorang dengan level pendidikan tinggi, akan cenderung melihat bahwa jika sakit, baru minum
obat. Hal ini tidak sejalan dengan teori Azwar 2013 yang mengatakan
bahwa salah satu komponen pembentuk sikap adalah lembaga pendidikan dan lembaga agama. Teori Azwar menjelaskan bahwa ada enam komponen
pembentuk sikap, dan pendidikan adalah komponen kelima dalam pembentukan sikap.
4. Hubungan antara pendapatan dengan sikap
Hasil analisis dengan menggunakan Pearson correlation didapatkan P tabel 0,574 dengan P Value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau
tidak adanya hubungan antara pendapatan dengan sikap. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin dan Green yang dipakai pada penelitian ini.
Lewin mengatakan bahwa kelas ekonomi adalah salah satu faktor pembentuk sikap.
Ketidaksesuaian ini dimungkinkan karena tidak adanya biaya yang dikeluarkan saat responden menerima atau menolak program ini. Lewin
1954 dalam Notoatmodjo 2010 mengatakan bahwa masyarakat akan memiliki sikap yang baik jika dapat melihat manfaat yang dikurangi biaya
dalam pengambilan keputusan. Biaya disini memiliki peran yang penting dalam menentukan sikap selanjutnya karena cenderung orang akan merasa
rugi jika telah membayar sesuatu tapi tidak dimanfaatkan. Dalam penelitian
ini, masyarakat tidak akan ada kerugian secara material ketika masyarakat menerima obat atau tidak dan minum obat atau tidak, dikarenakan program
ini telah ditanggung pemerintah. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Yuliarti 2007 yang
mengatakan bahwa dari sampel sebanyak 104 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan keluarga dengan
penerimaan obat.
5. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap
Hasil analisis menggunakan Pearson correlation didapatkan P tabel 0,270 dengan P Value 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau
tidak adanya hubungan pengetahuan dengan sikap. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin 1970 dan Green 1991 yang menjadi dasar penelitian
ini. Penyebab yang signifikan dari tidak adanya hubungan ini adalah
dalam memberikan pendidikan kesehatan, petugas tidak memberikan menyeluruh kepada semua kelompok umur, melainkan hanya kepada ibu-
ibu pengajian dan perkumpulan warga. Sedangkan masyarakat dengan kelompok remaja tidak mendapatkan pendidikan kesehatan dari petugas,
melainkan dari sekolah atau media massa. Hal inilah yang membuat tidak sama dan tidak setaranya pengetahuan yang didapatkan oleh masyarakat
tentang filariasis dan program pencegahan filariasis ini.