Tinjauan Tindakan Transfer of Action

pembelajaran, berupa sudah tersedianya al- Qur’an Braille, adanya media internet yang sudah dipahami oleh siswa sehinga bisa dimanfaaatkan sebagai saran pendukung keberlangsungan pembelajaran agama, serta tersediannnya tempat peribadatan berupa musholla dan segenap perlengkapannya baik perlengkapan shalat dan lainnya yang menjadi fasilitas bagai siswa tunanetra. Dalam hal ini SLB A PTN relatif sudah cukup baik dalam hal penyediaan fasilitas dalam mendukung keberlangsungan kegiatan keagamaan. Kemudian faktor pendukung kedua berupa keterampilan siswa. factor ini merupakan bagian yang memudahkan dalam pembelajaran keagamaan. Hal demikian dipengaruhi oleh berbagai hal baik dari sekolah itu sendiri, kelaurga, dan berbagai kegiatan lainnya yagn menyangkut keagamaan maupun hal yang membangun motivasi belajar siswa tunanetra. Bisa dikatakan faktor ini merupakan aspek yang dapat memudahkan dalam pembelajaran keagamaan, sehingga program keagamaan yang dilaksanakaan cenderung akan lebih mudah pula dalam mencapai keberhasilannya. Adapun faktor penghambatnnya, adalah latar belakang keluarga yang kurang memberikan dukungan terhadap perkembangan keagamaan siswa tunanetra. Siswa tatkala di rumah tidak ada yang memberikan motivasi untuk membimbing siswa untuk shalat berjamaah, membaca Al- Qu r’an, dan lainnya, termasuk lingkungan sosial siswa tunanetra. Selain itu, orientasi mobilitas siswa yang masih kurang, turut memberikan pengaruh untuk menyesuaikan dengan lingkungan. Maka dari itu, siswa tunanetra perlu mendapatkan pendampingan dari orang tua dalam membina kualitas belajar dan ibadah siswa. karena kondisi siswa tunanetra terkadang bukan hanya terhambat dalam pengelihatan saja, tetapi memiliki keterbatasan lainnya yang bersifat fisik, maupun psikis. Dan yang paling memberatkan dalam pembelajaran adalah siswa tunanetra yang memiliki keterbatasan psikis semisal autis. Karena akan menimbulkan keterbatasan dalam berkomunikasi. 164 Bisa dikatakan bahwa hanya satu faktor yang menjadi pengahambat dalam keberlangsungan program keagamaan siswa tunanetra, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan keagamaan siswa tunanetra, dalam hal ini keluarga yang menjadi pengaruh utama. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa keluarga atau orang tua adalah pendukung yang paling dominan dalam mengarahkan siswa tunanetra termasuk dalam pembinaan keagamaan siswa. kondisi ketunanetraan siswa turut membatasi kiprah siswa tunanetra dalam menjalani kesehariannya termasuk dalam belajar. Maka orang yang terdekatlah menjadi jalan pertama dalam mengarahkan siswa tunanetra. Termasuk lingkungan masyarakat sekitar, karena lingkungan siswa dapat mempengaruhi terhadap perkembangan psikologis dan berdampak pada perkembangan keagamaan siswa tunanetra. Bisa dipahami bahwa faktor lingkungan yang di dalamnya meliputi keluarga atau orang tua adalah pemberi pengaruh utama pada siswa tunanetra. Ini merupakan satu bagian penting dalam keberhasilan program keagamaan, Artinya lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap keberagamaan siswa tunanetra karena akan lebih memudahkan dalam menyesuaikan dengan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan disekolah. Maka program keagamaan yang telah tercanang memerlukan dukungan dari pihak lain untuk ikut membina yaitu orang tua. Karena kalau kita lihat dari program hafalan al-Qu r’an termasuk bimbingan shalat, adalah salah satu kegiatan yang bukan hanya dilaksanakan di sekolah saja, melainkan harus dilakakukan pula di rumah semisal mengahafal dan mengamalkan peribadatan shalat. Maka lingkungan rumahlah yang menjadi pendukung utama dalam keberagamaan siswa tunanetra. Disini diperlukan sinkronisasi antara pihak SLB A PTN dengan orang tua siswa. 164 Hasil Wawancara dengan H. Abbas Sukardi, Guru Agama SMP-LB, Sabtu, 21 Mei, 2016.

Dokumen yang terkait

GAMBARAN HARGA DIRI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB-A) TPA BINTORO KABUPATEN JEMBER

0 4 92

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Tunanetra Pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

0 4 167

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 0 17

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 1 14

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) (Studi Kasus Pada Tingkat SMP YKAB di SLB-

3 11 16

PENDAHULUAN EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) (Studi Kasus Pada Tingkat SMP YKAB di SLB-A Jebres Surakarta).

0 0 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA TUNANETRA (SLB-A) Budaya Belajar Matematika Pada Siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) (Studi Etnografi Di SLB-A YKAB Surakarta).

0 4 14

PENDAHULUAN Budaya Belajar Matematika Pada Siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) (Studi Etnografi Di SLB-A YKAB Surakarta).

0 4 6

Pemanfaatan bola sebagai alat peraga untuk membantu siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB A) memahami konsep perkalian : studi kasus pada siswa kelas II SLB A Yaketunis Yogyakarta.

0 4 146