dari kegiatan keagamaan tidak penulis dapatkan, sehubungan dengan tidak terdapatnya sebuah dokumen resmi dengan segenap rancangan dan
perencanaan yang tertera secara langsung. Di sini penulis hanya mendapatkan data dari hasil tulisan tangan guru agama
84
. Maka dari itu, secara formal, program keagamaan terlaksana secara praktis dan tidak ada
konseptualisasi secara sistematis.
2. Praktik Keagamaan
Sebagaimana dalam uraian visi dan misi program keagamaan yang tidak terdokumentasi secara sistematis, hal demikian tidak jauh berbeda
dengan jenis kegiatan keagamaan yagn dilaksanakan di SLB. Penulis tidak mendapatkan keterangan melalui dokumen resmi sekolah, melainkan
melalui data yang didapatkan dari salah seorang guru agama, dengan data yang diraih dari hasil tulis tangan. Adapun jenis kegiatan keagamaan yang
terlaksana adalah sebagai berikut: a.
Praktik shalat dan dzikir gerakan dan bacaan b.
Praktik hafalan surat-surat pendek SMP 10 surat dan SMA 15 surat c.
Praktik shalat dhuha secara berjamaah pada jumpat minggu pertama disertai tausiyah dari guru
d. Menyelenggarakan pesantren ramadhan
e. Memperingati hari-hari besar Islam
f. Pelaksanaan qur’ban
Pada poin pertama, menganai pembinaan praktikum shalat dan dzikir, dilaksanakan setiap hari saat pelaksanaan shalat dzuhur. Mengenai
shalat dzuhur berjamaah merupakan kegiatan harian yang senantiasa dilaksanakan, didalamnya melibatkan guru yang berkesempatan untuk
membimbing, serta seluruh siswa tunanetra yang dihimbau untuk mengikuti kegiatan tersebut. Pada rangkaian kegiatannnya, selepas shalat
dzuhur berjama’ah, ada bimbingan dzikir secara bersama.
85
84
Hasil Catatan Tangan Maksum S. Ag, M. Pd, Guru Agama SMA-LB, Pada Kegiatan PPKT, September-Desember 2015.
85
Hasil Wawancara dengan H. Abbas Sukardi, Guru Agama SMP-LB, Sabtu, 21 Mei, 2016
Adapun mengenai kegiatan keagamaan yang menyangkut dengan hafalan al-
Qur’an, sebelum masuk jam pelajaran, setia selalu diawali dengan pembacaan al-
Qur’an. Adapun mengenai surat yang dibaca, adalah yang berhubungan dengan hafalan siswa tunanetra yang telah ditetapkan,
dan ada guru yang mendampingi siswa dalam kegiatan tersebut. Selain itu ada pula jadwal pembacaan al-
Qur’an secara bergilir pada setiap kelas, yaitu membacakan pada radio sekolah. kegiatan tersebut pun dilakukan
setiap pagi kecuali ada kegiatan upacara.
86
Pada SLB A Pembina Tingkat Nasional, pada jum’at di bulan pertama sering diadakan kegiatan berupa bimbingan ibadah yang dalam
rangkaiannya dimulai shalat dhuha bersama, yang setelahnya diiringi dengan ceramah keagamaan oleh guru serta bimbingan mengenai bacaan
setelah shalat dan rangkaian do’a shalat dhuha. Serta tadarus bersama dan menggalakan hafalan surat-surat pendek.
87
Perlu dipahami bahwa kegiatan kegiatan keagamaan yang bersifat rutin semisal pembinaan shalat dan
dzikir, hafalan surat pendek, dan praktik shalat duha di minggu pertama bisa dikatakan terintegrasi dalam satu acara. Dalam hal ini program
keagamaan terkait hafalan al- Qur’an yaitu bagi siswa SMP-LB dianjurkan
untuk menghafal minimal 10 surat pendek, dan SMA-LB adalah minimal 15 surat pendek.
Kegiatan hafalan tersebut sering digalakan pada pelaksanaan Shalat Dhuha berjamaah pada hari jum’at di minggu pertama. Di antaranya
membimbing siswa dalam menghafal berbagai surat pendek sekaligus pembinaan serta penugasan hafalan disertai pengetesannya. Siswapun
dihimbau untuk bisa menghafal Surat Abasa, karena sebagai surat tentang Tunanetra, dan sebagai bentuk penghargaan Allah kepada Tunanetra.
Dengan surat ini, diharap bisa memperkuat ketauhidan serta membentuk
86
Hasil Wawancara degnan H. Abbas Sukardi, Guru Agama SMP-LB, Sabtu, 21 Mei, 2016.
87
Hasil Wawancara dengan H. Abbas Sukardi, Guru Agama SMP-LB, Senin, 02, Mei, 2016.
rasa percaya diri siswa
88
maka bisa dipahami bahwa kegiatan keagamaaan yang bersifat rutin atau memiliki jangka waktu harian sampai bulanan
merupakan kegiatan yang berkaitan satu sama lain. Yaitu pembinaan mengenai shalat, dzilkir, dan pembinaan al-
Qur’an dan hafalannya. Adapun poin ke empat, adalah mengenai pesantren ramadhan. Pada
setiap bulan Ramadhan, di SLB senantiasa mengadakan pesantren ramadhan dengan kurun waktu tiga sampai empat hari. Kegiatan tersebut
meliputi ceramah disertai tanya jawab yang disampaikan guru, kuis dan game
yang bernuansa
keagamaan. Biasanya
kegiatan tersebut
dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar formal. Tujuannya untuk menambah wawasan keagamaan, terkhusus mengenai rincian pengetahuan
puasa, serta diiringi dengan cerita dari sejarah Islam, dan mengenai akidah dan akhlak.
89
Poin ke lima adalah hari besar Islam. Memperingati hari besar yang dimaksud adalah memperingati Maulid Nabi dan Isra Mi’raj.
Kegiatan Maulid Nabi dan Isra Mi’raj di SLB tidak setiap momen
dilaksanakan, terkadang dilaksanakan dan terbentur dengan dana, maka dari itu kegiatan dilaksanakan tidak terlalu meriah, hanya sekedar
mengumpulkan siswa di Mushola sekolah kemudian diadakan kegiatan ceramah yang berisi sejarah Nabi dan cerita keIslaman lainnya, yang
terkhusus dengan Isra Mi’raj mengenai pengetahuan tentang shalat.
dilaksanakannya Shalat, dan hal tersebut merupakan kegiatan untuk menambah wawasan siswa.
90
Dan poin terakhir adalah pelaksanaan qurban. Pada bulan haji, Di SLB, setiap hari raya Idul Adha senantiasa melaksanakan Qurban di
sekolah, baik hewan tersebut dari guru, maupun orang tua siswa. siswa diberi kesempatan untuk memegang hewan yang hendak disembelih, serta
88
Hsil Wawancara dengan H. Abbas Sukardi, Guru Agama SMP-LB, Senin, 02, Mei, 2016.
89
Hasil Wawancara dengan Maksum, S. Ag, M. Pd, Senin, 02, Mei, 2016.
90
Hasil Wawancara dengan Maksum, S. Ag, M. Pd, Guru Agama SMA-LB, Senin, 022, Mei, 2016.