Kerangka Berpikir Efektivitas penanaman sikap keberagamaan pada siswa tunanetra (Studi Kasus pada Siswa Tunanetra Tingkat SMP dan SMA di Sekolah Luar Biasa (SLB) A Pembina Tingkat Nasional Lebak Bulus Jakarta Selatan)

9 esensi dari sikap keberagamaan serta berbagai literature yang mengulas mengenai perkembangan keberagamaan terkhusus perkembangan keberagamaan pada masa remaja, menimbang informan pada penelitian ini adalah pada jenjang pendidikan SMP-LB dan SMA-LB, yang semua itu sebagai dasar pijakan teori dalam pengkajian pada data yang didapatkan di lapangan. maka bab ini akan mengulas mengenai sikap keberagamaan secara teoritis, serta perkembangan keberagamaan sebagai dasar dari informal yang diteliti adalah siswa yang menginjak fase remaja. Kemudian BAB III, akan menjelaskan perihal metodologi penelitian. Dalam pemaparannya akan diawali dengan pembahasan mengenai waktu dan tempat penelitian, setelah itu akan diuraikan mengenai objek, metode penelitian serta rangkaiannya, yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian bab ini merupakan alat penelitian serta modal dasar dalam pengumpulan dan pengolahan data. BAB IV, Dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang hasil penelitian berupa pengkajian terhadap berbagai data yang telah diperoleh di lapangan, yang diolah berdasarkan analisa deskriptif. Maka dalam bab ini merupakan inti dari penelitian dan akan menentukan kesimpulan yang dibahas di BAB berikutnya. Poin terakhir adalah BAB V, di dalamnya akan memaparkan kesimpulan pada penelitian ini. Pada poin ini adalah poin terakhir sebagai puncak dari penelitian, maka BAB ini sebagai akhir penelitian yang di dalamnya memuat berbagai kesimpulan yang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan rumusan masalah. serta memuat berbagai saran dan kritik beserta beberapa lampiran yang mendukung dalam keberlangsungan penelitian skripsi ini. 10 BAB II SIKAP KEBERAGAMAAN

A. Pengertian Sikap Keberagamaan

Sikap keberagamaan dalam penyebutannya terdiri dari beberapa istilah diantaranya sikap keberagamaan, keagamaan, dan religiusitas. Dalam kamus besar bahasa Indonesia Keberagamaan diartikan sebagai perihal beragama. 4 Sedangkan Religiusitas diartikan sebagai pengabdian terhadap agama atau kesalehan. 5 Dalam Kamus Sosiologi Antropologi diartikan sebagai “ketaatan kepada religi agama ” 6 .Sedangkan dalam Kamus Konseling dan Terapi, “religiosity, atau religiusitas diartikan sebagai pola, model, tipe, atau kualitas beragama keberagamaan, religiusitas yang dimiliki oleh individu atau sekelompok orang dengan sejumlah dimensinya, dalam pengertian tidak harus berkaitan dengan ketaatan beragama ”. 7 Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam berpendapat bahwa, “Relegiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. ” 8 Artinhya bisa dipahami bahwa keberagamaan memililki beberapa aspek yagn tekendung di dalamnya setidaknyha memiulkiiki lima aspek sebagaimana telah disebutkan di atas. Pendapat diungkapkan oleh Said Agil Al-Munawar bahwa, “Substansi keberagamaan manusia adalah meyakini adanya suatu Zat di luar dirinya yang bersifat mutlak. Dalam diri manusia terdapat rasa kesadaran tentang kehadiran suatu kekuatan yang maha dahsyat yang menjadi referensi mengalirnya kebahagiaan, ketakutan, kegembiraan, kedamaian, dan sebagainya. Kesadaran 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 15. 5 Ibid, h. 1159. 6 M. Dahlan Yacub Al-Barry, Kamus Sosiologi Antropologi, Surabaya: Indah, tt, h. 277. 7 MAPPIARE, Andi, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada, 2006, h. 279. 8 Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreatifitas Dalam Perspektif Psikologi Islami, Jogyakarta: Menara Kudus Jogyakarta, 2002, h. 71. itu, secara antropologis telah melahirkan berbagai kepercayaan-kepercayaan di dunia dari zaman ke zaman ”. 9 Abdul MunirMulkhan berpendapat, “Keberagamaan adalah tafsir-tafsir dengan kebenaran relatif, dan oleh karena itu, mengundang perbedaan sesuai kondisi objektif si penafsirnya. Oleh karena itu diperlukan sistem sosial politik yang bebas dari kekerasan ”. 10 Di sini religiusitas dipandagn sebagai sesuatu yang besiat politis, bukan hanya sekedar kegiatuan individu atau kelompok keagamaan tertentu, mlainkan melibatkan berbagai aspek lain yang terkait pemerintahan yagn memberikan pengaruh terhadap keberqagamaan pada suatu bangsa. Ada beberapa poin besar mengenai sikap keberagamaan, yaitu sikap keberagamaan sebagai sebuah kesalehan, sikap keberagamaan sebagai sebuah penghidmatan dari berbagai aspeknya dimulai dari pengetahuan sampai tindakan konsekuensial, sikap keberagamaan sebagai sebuah perasaan ketulusan kepada yang transenden, dan sikap keberagamaan sebagai sebuah penafsiran parsial yang hanya dipahami oleh pemeluk agama tertentu. Namun keberagmaan pun bukan hanya ormalitas keagamaan, meliainkan lebih dari itu. Aritinua, sikap keberagamaan memiliki makna yagn jauh lebih luas yang terbentuk dari berbagai aspeknya yagn kompleks. Perbandingan antara Ciri khas agama dan keberagamaan, yaitu Agama lebih menunjuk kepada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan atau kepada “Dunia dalam aspeknya yang resmi, yuridis, peraturan-peraturan dan hukum- hukumnya, serta keseluruhan organisasi-organisasi sosial keagamaan dan sebagainya yang melingkupi segi-segi kemasyarakatan. Sedangkan Keberagamaan atau Religiusitas lebih melihat aspek yang “di dalam lubuk hati nurani ” pribadi, sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena menapaskan intimitas jiwa, cita rasa yang mencakup totalitas termasuk rasio dan rasa manusiawinya ke dalam si pribadi manusia. Karena itu, pada dasarnya religiusitas mengatasi atau lebih dalam dari agama yang 9 Said Agil Husin Al-Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, Ciputat: Ciputat Press, 2005, h. 199. 10 Abdul Munir Mulkhan, Manusia Al-Quran, Yogyakarta: Kanisius, 2007, h. 147.

Dokumen yang terkait

GAMBARAN HARGA DIRI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB-A) TPA BINTORO KABUPATEN JEMBER

0 4 92

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Tunanetra Pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

0 4 167

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 0 17

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 1 14

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) (Studi Kasus Pada Tingkat SMP YKAB di SLB-

3 11 16

PENDAHULUAN EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) (Studi Kasus Pada Tingkat SMP YKAB di SLB-A Jebres Surakarta).

0 0 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA TUNANETRA (SLB-A) Budaya Belajar Matematika Pada Siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) (Studi Etnografi Di SLB-A YKAB Surakarta).

0 4 14

PENDAHULUAN Budaya Belajar Matematika Pada Siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) (Studi Etnografi Di SLB-A YKAB Surakarta).

0 4 6

Pemanfaatan bola sebagai alat peraga untuk membantu siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB A) memahami konsep perkalian : studi kasus pada siswa kelas II SLB A Yaketunis Yogyakarta.

0 4 146