Tinjauan Prilaku Transfer of value
dalam berkomunikasi.
164
Bisa dikatakan bahwa hanya satu faktor yang menjadi pengahambat dalam keberlangsungan program keagamaan siswa
tunanetra, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan keagamaan siswa tunanetra, dalam hal ini keluarga yang menjadi pengaruh
utama. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa keluarga atau orang tua adalah pendukung yang paling dominan dalam mengarahkan
siswa tunanetra termasuk dalam pembinaan keagamaan siswa. kondisi ketunanetraan siswa turut membatasi kiprah siswa tunanetra dalam
menjalani kesehariannya termasuk dalam belajar. Maka orang yang terdekatlah menjadi jalan pertama dalam mengarahkan siswa tunanetra.
Termasuk lingkungan masyarakat sekitar, karena lingkungan siswa dapat mempengaruhi terhadap perkembangan psikologis dan berdampak pada
perkembangan keagamaan siswa tunanetra. Bisa dipahami bahwa faktor lingkungan yang di dalamnya meliputi
keluarga atau orang tua adalah pemberi pengaruh utama pada siswa tunanetra. Ini merupakan satu bagian penting dalam keberhasilan program
keagamaan, Artinya lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap keberagamaan siswa tunanetra karena akan lebih
memudahkan dalam menyesuaikan dengan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan disekolah.
Maka program keagamaan yang telah tercanang memerlukan dukungan dari pihak lain untuk ikut membina yaitu orang tua. Karena
kalau kita lihat dari program hafalan al-Qu r’an termasuk bimbingan shalat,
adalah salah satu kegiatan yang bukan hanya dilaksanakan di sekolah saja, melainkan harus dilakakukan pula di rumah semisal mengahafal dan
mengamalkan peribadatan shalat. Maka lingkungan rumahlah yang menjadi pendukung utama dalam keberagamaan siswa tunanetra. Disini
diperlukan sinkronisasi antara pihak SLB A PTN dengan orang tua siswa.
164
Hasil Wawancara dengan H. Abbas Sukardi, Guru Agama SMP-LB, Sabtu, 21 Mei, 2016.
sehingga bisa bekerjasama dalam membina perkembangan keagamaan siswa.