Pendidikan Publikasi dan Penyebaran Informasi
persepektif islam. Mereka diharapkan bisa merombak budaya yang selama ini membelenggu
sehingga perempuan
tidak bisa
mengaktualisasikan kepentingannya, mendorong terjadi perubahan-perubahan kebijakan negara
kearah yang lebih memihak kepada kepentingan perempuan, agar kebijaka- kebijakan itu lebih memihak kepada upaya-upaya dan tegaknya hak-hak
perempuan dalam masyarakat. Dalam al-Quran hak proposisi kesetaraan dalam melakukan dan
menyerukan kebaikan telah disebutkan dalam surat at-Taubah ayat 71;
“dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. mereka menyuruh mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Q.S At-Taubah 71
Dalam pengkaderan ulama perempuan ini pun, bertujuan untuk menghasilkan kader ulama perempuan yang dapat membangun kesadaran
Islam adil gender melalui berbagai forum pendidikan, baik formal maupun non formal. Misalnya melalu Majlis Taklim seperti yang dilakukan kader
ulama perempuan Nur Faizah, sri Lasmi, Iroh Suhiroh, Titi Siti Rohanah, dan yang melalui pesantren seperti yang pernah dilakukan oleh kader ulama
perempuan yang bernama Nur I’anah, Umi Hanik, Badi’ah, Fatimah, Ratu Vina Rohmatika, Ida Mahmudah, Najmatul Millah, Neng Hilma Sufina
Mimar, Nur Rohimah, Nyai Khotim, Afwah mumtazah, Luluk Farida, Raihanah Faqih, Nia Ramdianati, Ernawati, maupun melalui pendidikan
formal baik sekolah maupun perguruan tinggi seperti yang dilakukan oleh kader perempuan bernama Marfu`ah Azizah Alawiyah, Eka Julaiha, Istianah,
aan Ansoriyah, Lia Aliyah, Titik Rahmawati, agustriani, Neng Hannah, ery Khaeriyah. Banyak diantara kader ulama rahma ini yang terjun langsung di
masyarakat melakukan advokasi, baik secara kultural, maupun struktural seperti yang dilakukan oleh kader ulama perempuan Ella Jauharoh, Nurul
Sugiarti, Najmatul Muna, Raudlatul Miftah, Anis Suadah, Imas Maspuah, yulianti Mutmainnah, Yayah Fitriyah, Kokom, juga melalui lembaga negara
seperti Aniroh yang menjadi anggota KPUD Komisi Pemilihan Umum Daerah, dan Maesaroh yang pernah menjadi Anggota DPRD.
17