Metode Belajar Kurikulum Pengkaderan Ulama Perempuan

sinis dari para ustadz pondok putera, karena materi tersebut dianggap tidak bermanfaat bagi santri puteri.” 34 Selain itu hal yang dilakukan dimasyarakat adalah beliau sebagai tempat bertanya atas permasalahan masyarakat yang ada disekitarnya khususnya mereka kaum perempuan. Pesan yang sering ia sampaikan dari perolehan yang didapat dari pelatihan yang telah ia lalui adalah tentang kemandirian perempuan, terutama dalam hal ekonomi. 35

b. Akademis

Diantara para lulusan Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima adalah mereka yang memiliki basic sebagai dosen ataupun yang sering melakukan kajian di seputar dunia kampus. Sebagai lulusan peserta Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima banyak diantara mereka yang mampu mengaplikasikannya di dalam pembelajaran perkuliahan. Adapun hasil yang terlihat ketika melakukan pengajaran seperti yang diungkapkan oleh ibu Izzatul Mardhiah dalam mengisi perkuliahan Hadist; Terutama terkait kajian Hadits-hadits biasanya hadits yang membicarakan tentang perempuan periwayatannya itu terputus- putus namun kalau di Pengkaderan Rahima itu semuanya disebutkan jadi lebih luas jangkauannya dan lebih utuh matan- matannya.yang dapat membuat kesalahpahaman prakteknya dimasyarakat itu banyak hadits tentang perempuan di riwayatkan hanya sepenggal-sepenggal. 36

c. Aktivis

Sebagai seorang aktivis, kepemilikan analisis sosial yang baik sangatlah diperlukan bahkan ini merupakan hal terpenting dalam upaya membaca wacana kemaslahatan yang terjadi dimasyarat. Rahima sebagai sebuah lembaga yang menjebatani itu mampu memberikan peran yang 34 AD. Eridani, dkk. Merintis Keulamaan untuk Kemanusiaan: Profil Kader Ulama Perempuan Rahima, Jakarta : Penerbit Rahima, 2014 , Cet.I, h.6. 35 Ibid., h.13 36 Izzatul Mardhiah, Peserta Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima “ Wawancara Pribadi, Depok, 20 Oktober 2014 baik terhadap kecakapan para kadernya dalam melakukan hal tersebut, pelatihan yang diberikan Rahima mampu memperkaya pembacaan analisis sosial yang dimiliki para kadernya namun lebih dari pada itu lembaga Rahima mampu memberikan pemahaman para kadernya baik itu dari sudut pandang perspektif Islam serta sudut pandang gender. Sebagaimana yang diungkapkan ibu Yulianti Muthmainnah terkait alasannya mengikuti Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima; “Alasan saya mengikuti program Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima lebih untuk memberikan penguatan kapasitas dalam isu Gender terutama dalam perspektif Islam, HAM dalam perspektif Islamnya, Perempuan dalam perspektif Islamnya.” 37

7. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Pengkaderan Ulama

Perempuan Rahima Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong atau penyebab lancarnya program pengkaderan yang dilakukan oleh lembaga Rahima adapun faktor penghambat adalah segala sesuatu yang menjadi penyebab tidak lancarnya sebuah kegiatan dalam pengembangan Pengkaderan Ulama Perempuan yang dilakukan oleh lembaga Rahima.

a. Faktor Pendukung

1 Fasilitas sarana dan prasarana yang diberikan dalam Pengkaderan Ulama Perempuan sangat mendukung seperti ruang pelatihan, pengeras suara, nara sumber yang berbakat serta kurikulum yang ada. 2 Tanggung jawab serta loyalitas yang tinggi oleh koordinator dan anggotanya serta kerja sama yang baik khususnya program Pengkaderan Ulama Perempuan menjadi faktor penentu kelancaran dan keperhasilan Pengkaderan Ulama Permpuan. 37 Yulianti Mutmainnah, Peserta Pengkaderan Ulama Perempuan, Wawancara Pribadi Ciputat 31 Oktober 2014