Aktivis Lulusan Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima
dibutuhkan oleh para peserta pengkaderan, lalu merumuskan masalah- masalah apa yang banyak terjadi di masyarakat kemudian menentukan
siapa saja orang yang pantas mengikuti pengkaderan tersebut. Lembaga Rahima dalam menjalankan kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya Pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan memeliki beberapa tahapan atau langkah agar tujuan dari pengkaderan ini dapat
tercapai, yaitu ; Pertama, penetapan materi. Kedua, perekrutan calon peserta pengkaderan. Ketiga, tadarus.
40
Pertama, penetapan materi dilakukan melalui workshop para peserta Pengkaderan Ulama Perempuan sebelumnya, dimaksudkan agar
pengkaderan selanjutnya lebih berisi atau materi yang ada lebih menyeluruh dan padat, sehingga untuk pengkaderan yang dilakukan saat
ini materi lebih variatif. Lebih variartif yang dimaksudkan disini materi yang ada lebih komperhensif atau menyeluruh, ketika dibahas Hadits
tentang keutamaan atau peranan perempuan, maka harus dibandingkan juga dengan perempuan dalam perspektif laki-laki, karena ketika dibahas
tentang perempuan dan yang mengkaji perempuan maka terkadang perempuan juga mendeskriminasikan laki-laki justru akan terjadi bias
gender. Agar hal ini tidak terjadi maka diperlukan pengertian dari kedua belah pihak.
Kedua, perekrutan calon peserta Pengkaderan Ulama Perempuan harus memenuhi kriteria yang telah di tetapkan semisal penguasaan Ilmu
agama, penguasaan ilmu agama disini bukan hanya ilmu agama yang umum namun juga dasar-dasarnya peserta diharuskan mampu membaca
literatur berbahasa Asing baik Arab maupun Inggris. Umur, umur yang dimaksudkan adalah umur usia produktif dimana dari analisa penulis para
peserta Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima merupakan para perempuan usia produktif berkisar antara 20 sampai 40 tahun pada masa
ini biasanya rasa keingintahuan seseorang sedang bergelora atau berada pada puncaknya. Basic Komunitas, yang dimaksudnya disini para
40
AD Eridani, Direktur Rahima, Wawancara Pribadi, Jakarta 2 Mei 2014
perempuan peserta Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima memiliki Jama`ah sebagai upaya pertama gress road pengkaderan dapat terlaksana,
baru kemudian berkembang kesekitarnya. Keterbukaan akan informasi yang baru, hal ini sangat penting sebagai modal utama keterbukaan
pemikiran yang ada pada para peserta pengkaderan. Selain itu diharapkan para peserta juga tanggap dan terbuka terhadap isu-isu yang beredar pada
saat ini. Ketiga, tadarus merupakan hal terinti dari pengkaderan ini, tadarus
merupakan sebuah pelatihan dengan maksud memberikan pemahaman betapa pentingnya peran perempuan di masyarakat, penetapan hukum
keislaman yang baru yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, serta peng-advokasian dan pengorganisasian di masyarakat.
Hasil pengamatan penulis, dari ketiga langkah tersebut dalam praktek yang dilakukan Rahima memiliki hasil yang baik sebagai langkah
mencapai tujuan Pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan. Dari dasar ini pulalah keseluruhan kurikulum dan sistem pendekatan pembelajaran
pengkaderan ulama perempuan Rahima terbentuk. Serta ketiga rangkaian langkah yang diharapkan tercapai dalam tujuan Pendidikan Pengkaderan
Ulama Perempuan tersebut, sesuai dengan tujuan yang dipaparkan oleh Ibnu Sina yang kutip Abudin Nata diatas yaitu mampu menumbuhkan
potensi yang dimiliki oleh peserta didik atau peserta pengkaderan dan juga dapat menyalurkan bakat yang sudah ada pada dirinya.