b. Faktor Penghambat
1 Sebagai kendala terberat adalah dikarenakan program ini adalah
program jangka panjang terdapat 7 tadarus dan setiap tadarus memerlukan 3-4 hari dan dilakukan kira-kira 2 bulan sekali maka ini
menjadi kendala terbesar para peserta.
38
selain itu waktu 3-4 hari yang digunakan juga harus merelakan meninggalkan aktifitas yang ada
semisal pengajar, aktivis, akademisi ataupun Ibu Rumah Tangga. 2
Dikarenakan waktunya berlangsung selama 3-4 hari maka banyak peserta yang hanya mampu mengikuti hanya 3 hari maupun 2 hari
dikarenakan aktivitas lain di institusinya seperti sekolah maupun pondok pesantren.
3 Kemudian faktor penghambat selanjutnya adalah adanya kelompok
tertentu terutama kalangan para kyai pimpinan pondok pesantren konservatif yang mengklaim rahima merupakan lembaga yang sesat,
bahkan di cap sebagi agen yahudi, atau perpanjangan tangan dari barat yang ingin merusak islam dari dalam. Hal ini demikian karena selama
ini rahima banyak melakukan wacana keagamaan yang kritis terutama mengenai memperjuangkan kesetaraan gender yang bersifat bias.
8. Pendanaan
Pendanaan untuk kegiatan Pengkaderan Ulama Perempuan ini didapat dari berbagai sumber bantuan dana lembaga-lembaga lain seperti misalnya
the Ford Foundation sebuah lembaga yang menyalurkan dana hubahnya untuk keperluan penegakan nilai demokrasi, pengembangan ekonomi, pendidikan,
media, seni dan budaya, serta hak asasi manusia. Kemudian lembaga Mensen Met Een Missie, seperti halnya Ford Foundation lembaga ini juga
mengeluarkan dana hibahnya untuk kemaslahatan melalui lembaga-lembaga yang ada seperti halnya Rahima ini. Selain itu pula sumbangan pendanaan di
dapat dari lembaga Hivos.
38
AD Eridani, Direktur Rahima, Wawancara Pribadi, Jakarta 2 Mei 2014
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Aktivitas Pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima
a. Langkah-langkah Pendidikan Pegkaderan Ulama Perempuan Rahima
Rahima sebagai sebuah lembaga Non Government Organitation atau lembaga diluar pemerintahan memiliki peran yang sangat signifikan
terhadap upaya penyetaraan derajat serta peran perempuan dalam ranah publik terkhusus lagi dalam upaya melakukan Pengkaderan Ulama
Perempuan. Aktivitas yang dilakukan lembaga Rahima sebagai upaya Pengkaderan Ulama Perempuan adalah dengan melakukan Pelatihan
Pendidikan para calon ulama perempuan sebagai upaya regenerasi ulama perempuan.
Dalam pendidikan pengkaderan, langkah yang tepat dan sistematis sangat diperlukan agar aktifitas dalam upaya mencapaian tujuan yang
dimaksud dapat terlaksana, serta dalam aktivitasnya tidak mendapatkan kendala yang begitu berarti. Demikianlah diperlukannya langkah-langkah
yang tepat sebagai upaya menuju hasil yang yang dimaksud dengan berbagai rencana dan rancangan yang akan dilalui sebaik mungkin.
Tujuan pengkaderan merupakan hal inti dalam menetapkan materi, metode, serta pembelajaran yang akan dilakukan oleh para peserta yang
mengikuti pengkaderan. Sebagaimana penjelasan Ibnu Sina yang dikutip Abuddin Nata bahwa tujuan pendidikan yaitu;
“tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang kearah perkembangannya yang
sempurna, yaitu perkembangan fisik, intelektual, dan budi pekerti. Selain itu tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina harus diarahkan
pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup bermasyarakat secara bersama-sama dengan melakukan pekerjaan
atau keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan, kecenderungan, dan potensi yang dimilikinya.
39
” Maka hal terpenting yang dilakukan oleh Rahima dalam menetapkan
pembelajaran disini yaitu, menganalisi terlebih dahulu kebutuhan apa yang
39
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001 , cet.Ke-II, hal. 67