Tujuan Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima

bentuk kegiatannya seperti diskusi kelompok. diskusi pleno, bermain peran, dan sebagainya. serta media seperti media peraga, grafika, audio visual, dan sebagainya yang digunakan lebih memungkinkan terjadinya dialog kritis antara semua orang yang terlibat dalam proses belajar itu. 21 Pendekatan pendidikan yang bersifat partisipatif diatas tidaklah mudah dijalankan karena membutuhkan waktu yang relatif lama, dan ini menjadi kendala bagi para peserta pengkaderan ulama karena mereka memiliki kegiatan lain dengan komunitasnya serta jarak yang jauh dari tempat domisili ke tempat pendidikan berlangsung. oleh karena itu pendidikan ini dibagi dalam beberapa kali pertemuan dalam kelas, yang diselingi dengan masa peserta kembali ke kampung atau komunitas masing-masing, dengan tugas- tugas tertentu sesuai dengan tema dalam kelas. Adapun setiap pertemuan dalam pendidikan PUP ini berlangsung selama 4-6 hari, dan ini semua tergantung materi yang akan dibahas, dan selanjutnya para peserta akan pulang ke komunitasnya masing-masing selama 2-3 bulan. dengan pendekatan seperti ini sebenarnya dimaksudkan agar peserta terbiasa dengan proses aksi dan refleksi, atau belajar dari pengalaman, yang memungkinkannya berada dalam kondisi pencarian terus-menerus. Dengan demikian tidak terjebak dalam fanatisme buta terhadap gagasan-gagasan tertentu, atau asik dengan dirinya sendiri, dan melupakan realitas yang dihadapi masyarakat. Proses belajar itu juga diharapkan menumbuhkan kebiasaan melakukan refleksi bersama, karena terbiasa dalam proses pendidikan, yang memungkinkan mereka saling menguatkan.

4. Kurikulum Pengkaderan Ulama Perempuan

a. Tadarus

Kata tadarus berasal dari asal kata darasa yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji, dan mengambil pelajaran dari wahtu-wahyu Allah SWT. Lalu kata darasa ketambahan huruf ta` di 21 Modul Pengkaderan Ulama Perempuan Perspektif kesetaraan Jakarta : Rahima, 2011 , hal xiv-xv depannya sehingga menjadi tadarasa yatadarasu, maka maknanya bertambah menjadi saling belajar, atau mempelajari secara lebih mendalam. 22 Tadarus yang dimaksudkan lembaga Rahima adalah pertemuan untuk membahas materi-materi yang diajarkan dari nara sumber kepada peserta Pengkaderan atau disebut proses belajar mengajar. Proses pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan dibagi dalam beberapa kali pertemuan, baik itu dilakukan dalam kelas maupun dilakukan di luar kelas. Kurikulum proses belajar serta materi yang ditetapkan atau dikembangkan dalam proses pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan pada awalnya terdiri dari 5 bagian yang biasa disebut tadarus. Namun seiring dengan perkembangannya, dikarenakan cukup padatnya Tadarus ataupun materi yang ada serta atas usulan para peserta Pengkaderan yang sebelumnya maka tadarus dipecah menjadi 7 tadarus : 1 Tadarus pertama Tema pokok pada Tadarus pertama Pengkaderan Ulama Perempuan, adalah “ Islam dan keadilan gender “ yang membicarakan beberapa materi, yakni ; Kesehatan Gender, Hak-hak Reproduksi , Pandangan Islam terhadap Kesetaraan Gender dan Hak- hak Reproduksi. 23 Tujuan utama pembahasan tema ini adalah “ membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang kesetaraan, mengasuh kepekaan dan mengembangkan peserta; dengan memberikan input- input materi dan suasana belajar yang kondusif yang diharapkan bisa memberikan peserta cara pandang baru terhadap realitas yang selama ini digelutinya”. 24 22 Imam Nawawi, Menjaga Kemuliaan Al-Qur`an, Bandung : Al-Bayan,1996, h.101. 23 Modul Pengkaderan Ulama Perempuan Perspektif kesetaraan Jakarta : Rahima, 2011 , hal 3 24 Ibid 2 Tadarus kedua Pada tadarus ini tema yang di angkat adalah Metedologi Kajian Islam Berbasis Kesetaraan dan Kemajemukan. Tema kajian Metodologi ini dibagi kedalam dua tadarus. Bagian Pertama, yang dikaji dalam tadarus yang kedua lebih berfokus pada pembahasan Tafsir dan Hadits. Sedangkan pada tadarus ketiga menekankan pada upaya memahami dan membangun Fikih yang berspektif kesetaraan. 25 Tujuan dari kajian tema ini adalah 26 : a Memahami lebih jauh tentang tentang sejarah perkembangan Tafsir dan Hadits, serta perkembangan kajian dan pemikiran yang terkait keduanya. b Memahami prinsip-prinsip kesetaraan, yang diharapkan dapat membantu peserta untuk mengembangkan pandangan keagamaan yang lebih berperspektif keadilan dan kesetaraan. 3 Tadarus ketiga Pada tadarus ketiga ini merupakan kelanjutan dari tema tadarus yang sebelumnya. Setelah kita mengkaji terkait Tafsir dan Hadits yang menjelaskan sejarah dan pemikiran serta kesetaraan realisasi yang diharapkan maka untuk tadarus ketiga ini yang dikaji adalah “ Membangun Fikih Perspektif Keadilan”. Sebagaimana diketahui, Fikih adalah seperangkat aturan yang mengikat kehidupan masyarakat muslim. Selama seseorang berpredikat sebagai mukallaf , sepanjang hayatnya ia senantiasa terkontrol dengan ketentuan-ketentuan fikih dengan berbagai varian hukumnya. 27 Tujuan dari kajian tema ini adalah; 25 Ibid.,h 65. 26 Ibid 27 Ibid,. h.105