percaya diri dan berani berpendapat di khalayak ramai serta mampu berkontribusi dalam perubahan yang ada di masyarakat yang kesemuanya
terdapat dalam pembelajaran yang dilakukan oleh lembaga Rahima.
c. Kurikulum Pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima
Kurikulum merupakan hal pokok dalam pendidikan. Secara terminologis kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma
yang berlaku dan dijadikan pedoman dan proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
44
Dalam studi Kependidikan Islam, istilah “Kurikulum” menggunakan kata “Manhaj” yang diartikan jalan yang terang atau jalan yang dilalui
manusia pada berbagai bidang kehidupan. Jalan terang tersebut adalah jalan terang yang dilalui pendidik dan guru latih dengan orang yang
dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
45
Selain tahapan-tahapan di atas, maka kurikulum harus memiliki komponen-komponen yang menunjang untuk tercapainya suatu tujuan
pendidikan tersebut, dimaksudkan agar keberhasilan dari program atau pengkaderan yang sedang berlangsung dapat teridentifikasi.
Menurut hasan Langgulung seperti dikutip oleh Prof. Abudin Nata mengemukakan bahwa komponen kurikulum terbagi menjadi empat
bagian yaitu: 1. Bagian yang berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
proses belajar mengajar. 2. Bagian yang berisi dengan pengetahuan, informasi-informasi, data,
aktivitas-aktivitas, dan pengalaman-pengalaman yang merupakan bahan bagi penyusunan kurikulum yang isinya berupa mata pelajaran, yang
kemudian dimasukan dalam silabus.
44
Abudin Nata, Pendidikan dalam perspektif Hadits, Ciputat : UIN Jakarta Press, 2005 h.181
45
Abudin Nata ….. h.181
3. Bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan mata pelajaran tersebut.
4. Bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian dan pengukuran atas hasil pengajaran mata pelajaran tertentu.
46
Keempat komponen tersebut sudah dapat terpenuhi dengan baik oleh lembaga Rahima. Keempat komponen tersebut pada lembaga Rahima
keseluruhannya masuk dalam tahapan-tahapan yang disebut tadarus. Bagian pertama pada komponen kurikulum Pendidikan Pengkaderan
Ulama Perempuan Rahima dapat terlihat dari sejarah pembentukan pengkaderan sehingga terbentuklah suatu tujuan pengkaderan tersebut,
selain itu juga hal-hal apa saja yang ingin dicapai setelah melakukan pengkaderan ulama perempuan semuanya telah termuat dengan baik dalam
visi dan misi Pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima. Komponen kedua, ketiga dan keempat masuk didalam rangkaian
tadarus Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima dimulai dari aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh informasi, pengalaman belajar yang di
peroleh melalui pembelajaran yang dilakukan, metode-metode pengajaran, dan evaluasi pembelajaran semua termuat pada kurikulum Pendidikan
Pengkaderan Ulama Perempuan yang dilakukan lembaga Rahima. Tadarus pengkaderan ulama perempuan merupakan hal pokok
didalam pendidikan pengkaderan ulama perempuan yang ada di lembaga Rahima. Tadarus pada pendidikan pengkaderan ulama perempuan ini
terbagi menjadi 7 pertemuan atau tadarus, yang masing-masing tadarus sudah ditentukan tema yang akan dibahas dan telah dianalisis dari hasil
pendidikan pengkaderan ulama yang sebelumnya, setelah itu dalam setiap tadarus kemudian ditetapkan materi-materi apa saja yang masuk. Adapun 7
tadarus yang dimaksud adalah; 1
Tadarus pertama, membahas tantang tema Islam, kesetaraan gender dan kesehatan reproduksi. Pada tadarus pertama ini merupakan sebuah
46
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka Al-Husna , 1987 cet.I, h.483-484
perkenalan atau pokok dasar untuk kita mengenal dan mempelajari apa itu Islam, bias gender serta reproduksi yang ada pada diri laki-laki
dan perempuan. Hal ini memicu para peserta untuk mau menggali lebih jauh tentang arti kesetaraan dalam Islam, Islam yang tidak
pernah membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki baik dalam ibadah, pendidikan maupun muamalah antara sesama mahluk.
2 Tadarus kedua, membahas tentang tema Relasi Gender dalam Al-
Qur`an dan Tafsir. Pada tadarus kedua ini lembaga Rahima mengkaji tafsir-tafsir yang bias gender kemudian menampilkan ayat-ayat al-
Quran yang menjelaskan peran dan posisi perempuan dalam Islam dan bermasyarakat.
3 Tadarus ketiga, membahas tentang tema Relasi gender dalam Hadist
dan ulumul hadits. Sama seperti halnya tadarus sebelumnya, hanya saja pada tadarus ini yang dikaji dari segi Haditsnya, dimunculkan
hadits-hadits yang bias gender dan juga hadits-hadits yang menunjukkan peran perempuan dalam segala aspek. Selain itu pada
tadarus ini diajarkan metode-metode dalam upaya mencari ke- shahihan hadits dari kualitasnya, pemaknaan maupun pengamalan
Hadits kesemua itu dipelajari. 4
Tadarus keempat, membahas tentang tema Relasi gender dalam Fiqh dan Ushul Fiqh. Pada pembahasan ini dipelajari dasar hukum fikih
yang berkembang baik fikih tradisional maupun fikih kontemporer, menalaah bagaimana asal sejarah hukum itu bisa ditetapkan dan
berlaku sampai saat ini. Pada pembahasan ini nara sumber menentukan suatu wacana atau bahasan yang akan dijadikan tema
kemudian para peserta di ajak untuk berdiskusi, menyimpulkan dan mengomentari masalah yang ada kemudian dicarikan solusinya.
5 Tadarus kelima, membahas tentang tema Ham perubahan sosial dan
globalisasi. Tema tersebut, diambil sebagai upaya mengetahui hak dan kewajiban apa saja yang dimiliki oleh tiap induvidu. Lebih dari itu
hak-hak perempuan baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan ranah