3 Social Behavior, tingkah laku pribadi dan social dalam masyarakat akibat
proses kepemimpinan-kepengikutan.
6
Dari teori peranan diatas banyak terdapat kecenderungan akan pengertian peran yang lebih mengacu kepada bagaimana upaya seseorang, induvidu atau
kelompok mampu mengambil sebuah tindakan atau perbuatan berdasarkan status dan fungsi sosialnya, sesuai norma atau kebutuhan masyarakat dalam artian
individu atau kelompok yang bersangkutan sudah mampu berkontribusi terhadap masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat dan dilandasi atas norma yang berlaku
dimasyarakat sebagai upaya pemenuhan kebutuhan antar induvidu dan induvidu, induvidu dan kelompok, kelompok dan kelompok.
b. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran
Ditinjau dari segi sosiologi, tidak dapat dipungkiri bahwasannya manusia adalah mahluk sosial, yang tidak dapat melepaskan ketergantungan pada mahluk
lain atau manusia lainnya, maka pada posisi semacam inilah peran sangat menentukan kelompok social masyarakat tersebut, dalam artian diharapkan
masing-masing dari social masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya yaitu : menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya dalam masyarakat ia tinggal. Hubungan-hubungan social yang ada dalam masyarakat merupakan
hubungan antara peran-peran induvidu dalam masyarakat. Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat social position merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat induvidu pada organisasi
6
M. Arifin, Psikologi Dakwah; Suatu Pengantar Studi, Jakarta : Bumi Aksara, 2000 , hal.99.
masyarakat. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peran.
7
Didalam peran menurut David Berry terdapat dua macam harapan, yaitu : 1
Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran.
2 Harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap
masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dan menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya.
8
Dari kutipan tersebut nyatalah bahwa ada suatu harapan dari masyarakat terhadap seorang induvidu untuk menjalankan sebuah peran, yang mana peran
tersebut adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalankan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan proposisi dirinya yang sesuai dengan kedudukan
dalam lingkungan tersebut. Induvidu dituntut untuk mampu menjalankan peran yang telah diberikan masyarakat kepada individu tersebut. Dalam hal ini peran
dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat, misalnya peran-peran dalam keluarga, pekerjaan, kekuasaan dan peran-peran lainnya yang mampu
dibuat sesuai dengan kegunaan peran tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu peran tidak dapat
berjalan tanpa adanya suatu kedudukan atau proposisinya. Dengan adanya kedudukan atau posisi tersebut maka peran dapat berjalan sesuai dengan tugas
yang dimiliknya atau menjadi tanggung jawabnya. Dengan pemenuhan akan kewajibannya maka akan terlihat status peran seseorang dalam menjalankan
sebuah tugasnya yang telah diberikan dalam pembagian kedudukan. Dan peran itu sangatlah penting karena peran merupakan simbol seseorang memiliki peran
sebagai tugasnya yang telah diberikan.
7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Cet.Ke-34 hal.243.
8
N.Gross, W.S. Mason and A.W.Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis, dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, Jakarta : Raja Grafindo Persada 1995 , Cet. Ke-3
hal.101.
B. Pengkaderan
a. Pengertian Pengkaderan
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia ada beberapa artian kader. Pertama, kader sebagai tentara atau perwira di ketentaraan. Kedua, orang yang diharapkan
memegang peran yang penting di pemerintahan, partai, dsb. Sedangkan pengaderan merupakan proses, cara, perbuatan, mendidik atau membentuk
seseorang menjadi kader.
9
“ pada awalnya kader merupakan suatu istilah militer atau perjuangan yang berasal dari kata carde yang didefinisikan sebagai pembinaan yang tetap sebuah
pasukan inti yang sewaktu-waktu diperlukan.”
10
Kader dalam kamus ilmiah populer adalah orang yang didik untuk menjadi pelanjut tongkat estapet suatu partai atau organisasi.
11
Dari pengertian diatas maka kaderisasi dapat diartikan sebagai upaya regenerasi terhadap sebuah tonggak kepemimpinan baik didalam pemerintahan,
partai maupun sebuah lembaga, ini semua dimaksudkan agar sebuah sistem kelembagaan terus berkelanjutan tidak hanya terhenti sampai disitu saja.
Sedangkan pengkaderan merupakan usaha atau proses perbuatan mendidik sebagai upaya mencari generasai selanjutnya yaitu kader.
Mengapa kaderisasi diperlukan ? karena setiap manusia yang sekarang menjadi pemimpin suatu saat akan mengakhiri kepemimpinannya . pengakhiran
dari proses kepemimpinan terjadi karena beberapa hal diantaranya : 1
Dalam suatu organisasi ada ketentuan periode seseorang 2
Adanya penolakan dari anggota kelompok, yang menghendaki pemimpinnya diganti baik secara wajar maupun tidak wajar.
3 Proses alamiah, menjadi tua atau kehilangan kemampuan dalam memimpin,
9
Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988 ,h.488
10
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosada Karya, 2000 , cet Ke-3, h. 54-56
11
Pius A. Partanto, M. Dahlan A-Barry , Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: 1994 , hal 293- 294