Alur atau Plot Unsur Intrinsik Cerita Pendek

seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan dasar atau pokok permasalahan yang ada di dalam sebuah cerita pendek. Dari tema inilah cerita dibentuk dan disajikan. Oleh karena itu, tema memegang peranan penting dalam sebuah cerita. Tema harus mendukung keseluruhan isi karangan atau mempersatukan karangan.

2.2.1.2.2 Alur atau Plot

Alur dalam cerpen atau dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa terbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam Aminuddin 2002:83. Alur yang baik dalam prosa fiksi adalah alur yang di dalamnya terdapat keingintahuan pembaca akan peristiwa berikutnya. Hodgins dalam Silvester dan Alexander 2004:12 mendefinisikan alur sebagai serangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat, melibatkan konflik ketegangan, dan mungkin mengarah pada klimaks dan mungkin pada resolusi. Jadi alur cerita adalah kerangka kerja di mana unsur-unsur lain dibangun. Alur menyajikan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tidak hanya dalam temporalnya tetapi juga dalam hubungannya secara kebetulan. Dalam pengertian ini, alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang tidak terputus-putus. Oleh sebab itu, suatu kejadian dalam suatu cerita menjadi sebab atau akibat kejadian yang lain. Kejadian atau peristiwa-peristiwa itu tidak hanya berupa perilaku yang tampak, seperti pembicaraan atau gerak- gerik, tetapi juga menyangkut perubahan tingkah laku tokoh yang bersifat nonfisik. Menurut Suharianto 2005:18 alur suatu cerita biasanya terdiri atas lima bagian, yaitu: 1 pemaparan atau pendahuluan, yakni bagian cerita tempat pengarang mulai melukiskan suatu keadaan yang merupakan awal cerita, 2 pengawatan, yakni bagian yang melukiskan tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita mulai bergerak. Mulai bagian ini secara bertahap terasakan mulai adanya konflik dalam cerita tersebut. Konflik itu dapat terjadi antartokoh, antara tokoh dengan masyarakat sekitarnya atau antara tokoh dengan hati nuraninya sendiri, 3 penanjakan, yakni bagian cerita yang menunjukan konflik-konflik seperti disebutkan di atas mulai memuncak, 4 puncak atau klimaks, yakni bagian yang melukiskan peristiwa mencapai puncaknya, 5 peleraian, yakni bagian cerita tempat pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa yang telah terjadi dalam cerita atau bagian-bagian sebelumnya. Berdasarkan cara menyusun bagian-bagian alur tersebut, alur cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus dan alur sorot balik. Suatu cerita disebut beralur lurus apabila cerita tersebut mulai disusun dari kejadian awal diteruskan dengan kejadian-kejadian berikutnya, dan berakhir pada pemacahan permasalahan. Aabila suatu cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan bergerak ke muka menuju titik awal cerita, alur cerita tersebut dinamakan alur cerita sorot balik. Selain itu, ada pula cerita yang menggunakan alur tersebut secara bergantian; maksudnya sebagian ceritanya menggunakan alur lurus dan sebagian lagi menggunakan alur sorot balik. Akan tetapi, tetapi keduanya dijalin dalam kesatuan yang padu sehingga tidak menimbulkan kesan adanya dua buah cerita atau peristiwa yang terpisah baik waktu maupun tempat kejadianya. Dilihat dari padu atau tidaknya alur dalam suatu cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur rapat dan alur renggang. Suatu cerpen dikatakan berakhir rapat apabila dalam cerita tersebut hanya terdapat alur atau perkembangan cerita yang hanya terpusat pada suatu tokoh. Namun, apabila dalam cerita tersebut selain ada perkembangan cerita yang berkisar pada tokoh utama ada pula perkembangan cerita pada tokoh-tokoh lain, maka alur demikian dinamakan alur renggang Suharianto 2005:18-19. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa alur atau plot adalah jalinan peristiwa secara beruntun dalam sebuah cerita dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga cerita itu merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Dalam menulis sebuah cerita pendek, alur harus jelas, urut dan menarik, serta mempunyai tegangan, dan kejutan.

2.2.1.2.3 Tokoh dan Penokohan