Teknik 5W+1H Landasan Teoretis

4. Mengoreksi Setelah sebuah cerita selesai ditulis dari awal hingga akhir, penulis atau pengarang membaca kembali cerita pendek yang telah dibuatnya. Apabila ada hal- hal yang perlu diperbaiki, maka penulis atau pengarang dapat mengoreksinya agar menjadi cerita pendek yang baik dan sesuai dengan apa yang penulis atau pengarang harapkan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis kreatif cerpen adalah suatu kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam bentuk cerita yang penulisannya dipengaruhi oleh kreativitas serta imajinasi pengarang. Jadi, peristiwa, pelaku, waktu, tempat, suasana yang terjadi dalam cerpen hanya bersifat rekaan atau khayal. 2.2.4 Teknik 5W+1H Harahap 2006:28-30 menyebutkan bahwa teknik 5W+1H adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan fakta peristiwa. Teknik ini merupakan pengembangan pertanyaan berdasarkan konsep 5W+1H: 1. What apa yang terjadi? 2. Who siapa yang terlibat dalam kejadian? 3. Why mengapa peristiwa itu terjadi? 4. Where di mana kejadian itu? 5. When bilamanakapan terjadinya peristiwa itu? 6. How bagaimana peristiwa itu terjadi? Rumusan 5W+1H untuk Indonesia adalah 3A-3M, kependekan dari Apa, si- Apa, meng-Apa, bila-Mana, di Mana, dan bagai-Mana Romli 2000:7. What dalam bahasa Indonesia berarti “apa”. Bisa diartikan apa yang akan kita tulis atau tema yang akan kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Who dalam bahasa Indonesa berarti “siapa”. Bisa diibaratkan tokoh cerita dari what. When diartikan” kapan” atau bisa disebut waktu kejadian dari what. Where diartikan dengan “tempat kejadian what. Why diartikan sebagai “mengapa” yang menghendaki jawaban penyebab terjadinya suatu peristiwa. How diartikan “bagaimana poin what itu terjadi”, seperti jalannya proses terjadinya suatu peristiwa. Teknik 5W+1H ini biasa digunakan dalam dunia jurnalistik, khususnya dalam menulis sebuah berita. Pelajaran dasar menulis berita dimulai dengan pengenalan bagian berita yang sangat populer yaitu 5W+1H what, who, where, when, why, dan how. Setelah bahan-bahan berita terkumpul, selanjutnya dilakukan identifikasi sesuai dengan 5W+1H. Siapa tokohnya, di mana kejadiannya, apa yang terjadi, mengapa terjadi, bagaimana bisa terjadi, dan seterusnya. Pedoman ini setidaknya memudahkan untuk menulis. Dengan demikian, akan muncul gambaran tentang kerangka berita yang akan ditulis Djuraid 2007:69-70. Hal pertama yang harus dilakukan dalam 5W+1H ini yaitu menentukan what. What atau apa yang terjadi menyatakan nama suatu kejadian atau peristiwa apa yang terjadi. Faktor utama berita adalah peristiwa atau keadaan. Misalnya peristiwa kriminal seperti perampokan, pencurian, penipuan, pembunuhan. Bukan hanya peristiwa, misalnya keadaan seorang tokoh yang berbicara mengenai suatu masalah. What yang telah ditentukan ini akan menjadi dasar untuk 4W lainnya. Langkah selanjutnya yaitu menentukan 4W lainnya yang didasari oleh what. Where atau tempat kejadian atau dalam istilah kriminal disebut dengan TKP Tempat Kejadian Perkara yaitu tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. When atau waktu sebuah peristiwa atau keadaan terjadi. Bisa disebut pagi, siang, sore, malam atau bahkan kemarin. Agar lebih detail bisa menunjukan hitungan jam, menit sampai detik. Who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita. Tokoh dalam berita adalah orang yang paling tahu dan berperan penting dalam sebuah peristiwa. Why atau pertanyaan yang menguak mengapa peristiwa itu bisa terjadi. Pertanyaan itu bisa dikembangkan menjadi bahan tulisan selanjutnya. Dari penyebab ini bisa diketahui banyak hal yang belum terungkap dibalik peristiwa tersebut. Selain menjawab pertanyaan mengapa, why juga memaparkan akibat yang ditimbulkan peristiwa itu. Unsur berita yang terakhir adalah how atau bagaimana berita itu terjadi. Pertanyaan ini membahas bagaimana peristiwa itu dapat terjadi, bagaimana prosesnya, lika-likunya, dan sejenisnya. Unsur-unsur berita akan mempermudah seseorang untuk menulis berita yang baik dan benar serta akan mempermudah bagi pembaca untuk menikmati hasil tulisan tersebut yang berupa sebuah teks berita. Pada perkembangan selanjunnya teknik 5W+1H ini tidak hanya digunakan dalam menulis berita saja, tetapi untuk jenis tulisan-tulisan yang lain. Dimas 2009 menyebutkan bahwa dalam keterampilan menulis memerlukan kemampuan khusus, walaupun terbilang gampang tetapi bila siswa tidak mengetahui dasarnya akan dirasa sulit, tetapi semua itu hanya berpondasi pada satu hal saja yaitu 5W+1H. Dengan teknik ini siswa diajak untuk mengenal unsur-unsur yang akan ditulis dalam sebuah karya tulis yang berasal dari suatu peristiwa.

2.2.5 Media Video Klip