seperti tema, judul, latar, tokoh dan penokohan, alur cerita, mulai dari pengenalan, pemunculan konflik, klimaks, dan penyelesaian.
Keempat, yaitu menulis cerita pendek. Pada tahap ini siswa mengembangkan kerangka cerita menjadi cerita pendek. Kemudian guru
membimbing siswa mengembangkan unsur intrinsik cerita pendek, yaitu tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat. Siswa mengembangkan
kerangka cerita pendek menjadi cerita pendek yang utuh dan padu dengan bukti adanya satu kesatuan cerita. Cerita pendek yang dibuat siswa tidak harus sama
dengan video klip yang dipertontonkan. Siswa dapat mengembangkan ide cerita sesuai imajinasi mereka.
Kelima, siswa melakukan revisi terhadap cerita pendek yang telah dibuat. Setelah sebuah cerita selesai ditulis dari awal hingga akhir, siswa membaca
kembali cerita pendek yang telah dibuatnya. Apabila ada hal-hal yang perlu diperbaiki, maka siswa dapat mengoreksinya agar menjadi cerita pendek yang
baik dan sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
2.3 Kerangka Berpikir
Kemampuan siswa kelas X SMA N 1 Bergas dalam menulis cerpen masih rendah. Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen adalah
kekurangmampuan siswa dalam menentukan ide untuk mengawali sebuah cerita dan kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal ini
berpengaruh terhadap hasil tulisan siswa.
Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menentukan ide cerita dan bagaimana cara mengawali cerita yaitu dengan menggunakan teknik
5W+1H. Teknik 5W+1H akan mempermudah siswa untuk menentukan maksud dan arah tulisan dalam membuat sebuah cerita pendek. Selain itu, dengan teknik
5W+1H ini siswa dapat mengembangkan ide atau gagasan berdasarkan topik tertentu ke dalam suatu cerpen yang baik dan menarik. Penggunaan teknik ini
dudukung dengan media audio visual yang berupa video klip untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Tujuan pemilihan media ini supaya siswa
termotivasi dan tidak merasa bosan dengan pembelajaran menulis, selain itu juga meningkatkan kreativitas dan imajinasi siswa dalam mengungkapkan ide-ide ke
dalam cerpen. Pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik 5W+1H
dan media video klip diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dan mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajran menulis cerita pendek.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dirumuskanlah hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Jika teknik 5W+1H dengan media video klip diterapkan pada pembelajaran menulis cerita pendek siswa kelas X-6 SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang,
maka keterampilan menulis cerita pendek siswa akan meningkat dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek mengalami perubahan ke arah
yang lebih positif.”
49
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model tindakan kelas yang lazim disebut PTK. Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan keterampilan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dengan demikian, penelitian ini sifatnya
berbasis kelas, karena dilakukan dengan melibatkan komponen yang terdapat di dalam proses belajar mengajar, materi pelajaran, dan metode pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran menulis dan meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek siswa melalui teknik 5W+1H
dengan media video klip. Diharapkan dari penelitian ini hasil belajar dapat lebih maksimal.
Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu proses tindakan siklus I dan siklus II. Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis cerita
pendek. Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Hasil proses tindakan siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan
menulis cerita pendek setelah melakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I. Penelitian ini melalui beberapa
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut dapat disajikan pada gambar berikut: