balik. Selain itu, ada pula cerita yang menggunakan alur tersebut secara bergantian; maksudnya sebagian ceritanya menggunakan alur lurus dan sebagian
lagi menggunakan alur sorot balik. Akan tetapi, tetapi keduanya dijalin dalam kesatuan yang padu sehingga tidak menimbulkan kesan adanya dua buah cerita
atau peristiwa yang terpisah baik waktu maupun tempat kejadianya. Dilihat dari padu atau tidaknya alur dalam suatu cerita, alur dapat dibedakan
menjadi alur rapat dan alur renggang. Suatu cerpen dikatakan berakhir rapat apabila dalam cerita tersebut hanya terdapat alur atau perkembangan cerita yang
hanya terpusat pada suatu tokoh. Namun, apabila dalam cerita tersebut selain ada perkembangan cerita yang berkisar pada tokoh utama ada pula perkembangan
cerita pada tokoh-tokoh lain, maka alur demikian dinamakan alur renggang Suharianto 2005:18-19.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa alur atau plot adalah jalinan peristiwa secara beruntun dalam sebuah cerita dengan
memperhatikan hukum sebab akibat sehingga cerita itu merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Dalam menulis sebuah cerita pendek, alur harus jelas, urut
dan menarik, serta mempunyai tegangan, dan kejutan.
2.2.1.2.3 Tokoh dan Penokohan
Kejadian atau peristiwa dalam sebuah karya sastra merupakan cerminan dari peristiwa sehari-hari dan diperankan oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu.
Pelaku yang memerankan peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin sebuah cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara
menampilkan tokoh disebut dengan penokohan.
Tokoh-tokoh itu rekaan pengarang. Oleh karena itu, hanya pengaranglah yang mengenal si tokoh itu. Agar, pembaca mengenal tokoh-tokoh rekaan
tersebut, pengarang memperkenalkan melalui berbagai teknik. Teknik atau cara pengarang memperkenalkan tokoh ceritanya kepada pembaca atau teknik
pengarang memunculkan tokoh cerita biasa disebut penokohan Jabrohim 2003:107.
Tokoh prosa fiksi dibedakan dari segi peranan atau tingkat kepentingan tokoh dalam sebuah cerita, fungsi penampilan tokoh cerita terhadap manusia
dalam kehidupan nyata, berdasarkan perwatakannya, berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan, dan berdasarkan kemungkinan
pencerminan tokoh cerita terhadap manusia dari kehidupan nyata. Dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan adanya tokoh
utama dan tokoh tambahan. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Berdasarkan
perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh sederhana dan tokoh kompleks atau tokoh bulat. Berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya
perwatakan tokoh cerita dalam sebuah prosa fiksi, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh statis, tak berkembang, dan tokoh berkembang. Berdasarkan
kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap manusia dari kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh tipikal dan tokoh netral.
Penokohan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidup, sikap, keyakinan, adat
istiadat, dan sebagainya. Hudson dalam Nuryatin 2010:8-9 menyatakn bahwa
penokohan dapat digambarkan dengan dua cara, yaitu cara langsung dan cara tak langsung. Disebut cara langsung apabila pengarang langsung menguraikan atau
menggambarkan keadaan tokoh. Sebaliknya apabila pengarang secara tersamar dalam memberitahukan wujud atau keadaan tokoh ceritanya maka dikatakan
pelukisan tokohnya secara tidak langsung. Jika dirinci lagi ada beberapa cara yang dapat digunakan pengarang dalam
mendeskripsikan penokohan dalam cerita pendek, yaitu 1 penulisan bentuk lahir, 2 pelukisan jalan pikiran dan perasaan, 3 pelukisan reaksi tokoh lain, 4
pelukisan keadaan sekeliling, 5 pengungkapan ucapan, dan 6 pelukisan kebiasaan Lulu 2006.
Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut.
Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek. Penokohan
yang baik dalam sebuah cerpen adalah dengan memilih karakter tokoh yang sesuai dengan perannya, serta dapat melukiskan watak tokoh dengan jelas dan
nyata. Dari beberapa pendapat tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa tokoh
adalah pelaku yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca
merasakan kehadirannya.
2.2.1.2.4 Latar atau Setting