miskin yang berkaitan dengan status kesehatan dan tingkat pendidikan serta seberapa jauh mereka memperoleh akses pada pelayanan kesehatan dasar,
pendidikan dasar, air bersih dan sanitasi Imawan, 2004.
2.6. Bantuan Pembangunan
Dalam rangka penyebarluasan dan pemerataan pembangunan di daerah- daerah serta memperkecil tingkat kesenjangan antar daerah, pemerintah telah
menciptakan program bantuan kepada pemerintah daerah dalam bentuk program Inpres. Program Inpres untuk daerah tingkat II meliputi Inpres Dati II, Inpres
Sekolah Dasar SD, Inpres Kesehatan, Inpres Peningkatan Jalan Kabupaten IPJK, Inpres Desa, dan Inpres Desa Teringgal IDT.
Inpres Dati II, Inpres Desa dan Inpres IDT merupakan bantuan pembangunan kepada daerah tingkat II yang bersifat umum block grant,
sedangkan Inpres SD, Inpres Kesehatan, dan Inpres Peningkatan Jalan Kabupaten IPJK merupakan bantuan pembangunan yang lebih bersifat khusus specific
grant. Inpres Dati II merupakan suatu jenis program Inpres dari berbagai jenis program Inpres untuk daerah tingkat II. Inpres Dati II diarahkan terutama untuk
proyek-proyek yang dapat menciptakan dan memperluas lapangan kerja, sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Inpres Dati II ini
dimulai pada tahun anggaran 19701971. Program Inpres SD dimaksudkan untuk memperluas kesempatan belajar
bagi kelompok anak usia 7 - 12 tahun agar dapat tertampung di sekolah-sekolah dasar. Bantuan ini digunakan untuk pembangunan gedung SD baru termasuk
perbaikannya; penambahan ruang kelas; pengadaan peralatan sekolah;
pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, dan penjaga sekolah; serta pengadaan perpustakaan dan peralatan olah raga. Dalam Inpres SD ini juga
termasuk dana untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan bangunan SD serta penyelenggaraan pendidikan. Program Inpres SD dimulai pada tahun anggaran
19731974. Program Inpres Kesehatan ditujukan untuk memberikan pelayanan
kesehatan, terutama di perdesaan dan daerah perkotaan yang penduduknya berpenghasilan rendah. Selain itu, bantuan ini juga ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan rakyat secara umum, yaitu melalui upaya peningkatan penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan bagi masyarakat perdesaan.
Sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk pelayanan kesehatan, maka bantuan pembangunan dalam Inpres kesehatan ini juga digunakan untuk penyediaan obat-
obatan, pembangunan Puskesmas, pembangunan Puskesmas Pembantu, meningkatkan dan memperluas Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, penyediaan
sepeda untuk petugas paramedis di Puskesmas, penyediaan air bersih di perdesaan, dan pembangunan sarana pembuangan kotoran. Program Inpres
Kesehatan dimulai pada tahun anggaran 19741975. Program Inpres Peningkatan Jalan Kabupaten IPJK dimaksudkan untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas
angkutan orang dan barang, khususnya dari sentra-sentra produksi ke tempat- tempat pemasaran, sehingga dapat menumbuhkan kehidupan perekonomian di
daerah-daerah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Program IPJK ini dimulai sejak tahun anggaran 19791980.
Program Inpres Desa yang pelaksanaannya dimulai pada tahun anggaran 19691970, dimaksudkan untuk mendorong dan menggerakkan usaha swadaya
gotong royong masyarakat dalam membangun desanya, serta untuk membantu pembangunan proyek-proyek yang diprioritaskan oleh masyarakat desa dan
menunjang kegiatan pembinaan kesejahteraan keluarga PKK. Inpres Desa diberikan secara merata kepada setiap desa, masing-masing desa memperoleh
dana dalam jumlah yang sama besarnya dan penggunaannya sepenuhnya diserahkan kepada desa. Pada awal pelaksanaannya, besarnya bantuan hanya Rp
100 ribu untuk setiap desa. Program Inpres Desa Tertinggal IDT yang dimulai pada tahun anggaran 19941995, merupakan program yang bersifat khusus dan
ditujukan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Dalam pelaksanaannya, program IDT ini dipadukan dengan program-program pembangunan yang telah
ada, baik program-program sektoral maupun regional lainnya, dan diharapkan akan berdampak besar terhadap penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan
di daerah miskin. Program IDT ini dilaksanakan dengan pemberian dana bergulir sebesar Rp
20 juta untuk desa miskin, yang digunakan untuk usaha masyarakat yang dapat membantu mendorong dan meningkatkan aktivitas ekonomi dan produksi di
berbagai bidang usaha yang dikembangkan sesuai potensi yang ada di masing- masing desa yang dikategorikan miskin tersebut. Karena bervariasinya transfer
pusat ke daerah di masa lalu, dan sebagian besar merupakan bantuan khusus specific purpose grants, maka melalui konsep desentralisasi fiskal dalam UU
No. 251999, pendekatan tersebut selajutnya dilakukan perubahan. Desentralisasi fiskal dalam konsep UU No. 251999, lebih menekankan peranan bantuan yang
bersifat umum general purpose grant, yang dikenal sebagai Dana Alokasi Umum DAU.
2.7. Investasi Sumberdaya Manusia