Determinan Pertumbuhan Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Determinan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam teori Harord-Domar, investasi merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Bahkan mereka mengatakan bahwa “tabungan dan investasi merupakan kekuatan sentral dibalik pertumbuhan ekonomi” saving and investment is central forces behind economic growth. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan secara bersama- sama oleh rasio tabungan nasional, dan rasio modal output nasional. Hal ini memiliki makna secara ekonomi bahwa agar suatu perekonomian dapat bertumbuh, maka perekonomian yang bersangkutan haruslah menabung dan menginvestasikan proporsi tertentu dari GNP-nya. Semakin banyak suatu perekonomian menabung dan menginvestasikan, semakin pesat pertumbuhan ekonominya Todaro, 2000; Perkins, et. al, 2001. Teori yang juga banyak membahas tentang pertumbuhan ekonomi adalah teori pertumbuhan ekonomi neoklasik neoclassical growth theory atau sering disebut Teori Pertumbuhan Solow Solow growth theory. Dalam model Harrod- Domar hanya memfokuskan pada faktor tabungan dan investasi, maka dalam model pertumbuhan Solow, selain faktor kapital, juga menekankan pentingnya faktor tenaga kerja dan teknologi. Satu objek yang layak sebagai argumen dasar bahwa kesulitan yang dihadapi beberapa negara adalah akses kepada teknologi maju tidak kurang, tetapi kurangnya kemampuan untuk menggunakan teknologi tersebut. Tetapi keberatan ini mengimplikasikan bahwa sumber utama dari perbedaan dalam standar kehidupan pada level ilmu pengetahuan atau teknologi tidak berbeda tetapi berbeda pada apa saja faktor-faktor yang mengijinkan negara- negara yang lebih kaya mengambil keuntungan yang lebih baik dari kemajuan teknologi. Oleh karena itu pengertian perbedaan dalam pendapatan membutuhkan pengertian alasan untuk perbedaan dalam beberapa faktor. Model pertumbuhan baru pada dasarnya merupakan pengembangan dari model Solow sebelumnya, mengungkapkan bahwa peranan kapital, termasuk modal manusia human capital atau investasi dalam sumberdaya manusia human capital investment lebih besar daripada apa yang diukur oleh pertumbuhan Solow. Ide dasar dari model pertumbuhan baru tersebut adalah bahwa investasi kapital, baik itu dalam mesin maupun dalam manusia, menciptakan eksternalitas yang positif positive externalities. Artinya investasi tidak hanya meningkatkan kapasitas produktif dari perusahaan yang melakukan investasi atau tenaga kerja, tetapi juga kapasitas produktif dari perusahaan-perusahaan atau tenaga kerja lainnya yang terkait. Singkatnya, dalam model pertumbuhan baru ini inovasi teknologi technological innovation dan pembentukan modal manusia human capital formation dilihat sebagai sumber utama dari pertumbuhan produktivitas, dan pertumbuhan produktivitas itu sendiri pada gilirannya merupakan motor penggerak dari pertumbuhan ekonomi engine of growth. Perbedaan utama model Solow dan model pertumbuhan endogen terletak pada perlakuan mereka terhadap faktor teknologi. Dalam model Solow, kemajuan teknologi dianggap sebagai sesuatu yang bersifat eksogen, sedangkan dalam model pertumbuhan baru, faktor teknologi diperlakukan sebagai sesuatu yang bersifat endogen. Fungsi produksi versi model pertumbuhan baru, tingkat output bergantung pada tingkat stok kapital K, jumlah tenaga kerja, dan juga pada tingkat teknologi atau produktivitas A. Dalam model pertumbuhan baru ini, dengan demikian, tingkat kemajuan teknologi atau produktivitas tidak lagi dianggap sebagai faktor yang bersifat eksogen, akan tetapi diasumsikan sebagai faktor yang bersifat endogen, yang bergantung pada pertumbuhan kapital Froyen, 1996. Salah satu hal yang ditekankan dalam model pertumbuhan baru adalah pentingnya peranan pemerintah, hal mana tidak ditekankan dalam model Solow. Menurut model pertumbuhan baru, kebijakan pemerintah terutama dalam meningkatkan infrastruktur, membangun modal manusia human capital, dan mendorong penelitian dan pengembangan adalah sangat penting dalam rangka meningkatkan produktivitas suatu bangsa, dimana pertumbuhan produktivitas itu sendiri pada gilirannya merupakan motor penggerak pertumbuhan engine of growth Nafziger, 1997; Abel and Bernanke, 1998. Di dalam model neo-classical, tingkat steady-state pendapatan per kapita yang dicapai tergantung pada kecenderungan menabung propensity to save dan posisi fungsi produksi, dan faktor ini mungkin bervariasi antar negara. Jika ada kemajuan teknis, technical progress, steady-state tingkat pendapatan akan secara berangsur-angsur meningkat. Studi yang dilakukan Barro 1997 juga menunjukkan bahwa steady-state tergantung pada kebijakan pemerintah, contoh dalam pengeluaran konsumsi masyarakat, perlindungan hak milik, dan distorsi pasar domestik dan internasional. Ia juga mencatat bahwa konsep modal di dalam model yang baku dapat diperluas untuk meliputi human capital dalam wujud pendidikan, pengalaman, dan kesehatan.

2.2. Pendekatan Kesejahteraan dan Kemiskinan