5.3. Sistem Neraca Sosial Ekonomi
Badan Pusat Statistik secara periodik juga mengeluarkan Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE untuk Indonesia. SNSE menyajikan informasi mengenai
keadaan sosial-ekonomi makro Indonesia, tidak hanya meliputi informasi pada Tabel I-O tetapi juga informasi mengenai distribusi pendapatan untuk semua
faktor produksi, pendapatan rumah tangga, dan pola pengeluaran rumah tangga BPS, 2003. Jika dibandingkan dengan Tabel Input-Output, sebuah tabel SNSE
tidak hanya mengidentifikasi struktur produksi tetapi juga bermanfaat dalam menjelaskan distribusi pendapatan, tenaga kerja, dan akumulasi modal.
Model SAM Social Accounting Matrix Model merupakan perluasan dari model I-O Input-Output Model, dimana model ini memotret perekonomian pada
suatu waktu tertentu. Ruang lingkup model SAM jauh lebih luas dan terperinci dibandingkan dengan model I-O. Model I-O hanya menyajikan arus transaksi
ekonomi dari sektor produksi ke sektor faktor produksi, rumahtangga, pemerintah, perusahaan dan luar negeri, sedangkan dalam model SAM hal-hal tersebut di
disagregasi secara lebih rinci. Misalnya, rumahtangga dapat didisagregasi berdasarkan tingkat pendapatan atau kombinasi dari tingkat pendapatan dan lokasi
pemukiman, dan seterusnya. Di samping itu dalam model SAM dapat dimasukkan beberapa variabel makroekonomi, seperti: pajak, subsidi, modal dan sebagainya,
sehingga model SAM dapat menggambarkan seluruh transaksi makroekonomi, sektoral dan institusi secara utuh dalam sebuah neraca.
Keunggulan lain dari model SAM dibanding model I-O adalah bahwa model SAM mampu menggambarkan arus distribusi pendapatan dalam
perekonomian. Sama halnya dengan model I-O, model SAM juga merupakan
sebuah matrix bujursangkar yang terdiri atas kolom dan baris. Kolom menjelaskan transaksi pengeluaran dan baris menjelaskan transaksi penerimaan. Total nilai
transaksi pada kolom harus sama dengan total nilai transaksi pada baris agar syarat keseimbangan terpenuhi Sadoulet dan de Janvry, 1995.
Ada enam tipe neraca dalam model SAM, yakni neraca: aktivitas produksi, komoditas, faktor produki tenaga kerja dan kapital, institusi domestik
rumahtangga, perusahaan dan pemerintah, modal dan rest of the world sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 12 Thorbecke, 2001.
Neraca Aktivitas Produksi merupakan neraca yang menjelaskan mengenai transaksi pembelian raw materials bahan-bahan mentah, intermediate goods
barang-barang antara dan sewa faktor produksi untuk memproduksi komoditas. Pengeluaran aktivitas kolom 1 meliputi permintaan antara, upah,
sewa dan value added nilai tambah dari pajak. Penerimaan baris 1 dari aktivitas produksi diperoleh dari penjualan pada pasar domestik, penerimaan
ekspor dan penerimaan subsidi ekspor dari pemerintah pajak ekspor dicatat sebagai subsidi ekspor bernilai negatif.
Neraca Komoditas menggambarkan pasar domestik. Pada kolom 2, Neraca Komoditas meliputi pegeluaran untuk impor dan pengeluaran untuk memproduksi
barang-barang domestik dimana di dalamnya terdapat biaya-biaya dari jasa sektor perdagangan, pembayaran pajak tidak langsung dan impor. Baris 2 menunjukkan
penerimaan dari penjualan domestik barang-barang antara, permintaan akhir dari rumahtangga, konsumsi pemerintah dan investasi pada Neraca Modal.
1
Tabel 12. Struktur Social Accounting Matrix
Pengeluaran
3 Faktor Produksi
4 Institusi
Penerimaan
1 Aktivitas
Produksi 2
Komoditas Tenaga
Kerja Kapital Rumahtangga Perusahaan Pemerintah
5 Neraca
Kapital 6
Rest of the World
7 Total
1. Aktivitas Produksi
Penjualan domestik
Subsidi ekspor
Ekspor Produksi
2. Komoditas Permintaan
antara Konsumsi
rumahtangga Konsumsi
pemerintah Investasi
Permintaan domestik
3. Faktor Produksi
a. Tenaga kerja Upah
b. Kapital Sewa
Pendap. faktor dari
LN GNP atas
faktor produksi
4. Institusi
a. Rumahtangga Pendap.
tenaga kerja
Keuntungan yang
didistribusi Transfer antar
rumahtangga Transfer
Transfer Pendapatan
rumah- tangga
b. Perusahaan Keuntungan
yang Tidak Didistribusi
Transfer Transfer
Transfer dari LN
Pendapatan perusahaan
c. Pemerintah Nilai
tambah pajak
Pajak tidak langsung
Pajak sosial
Pajak Pendapatan
Pajak langsung
Pajak Pendapatan
pemerintah 5. Neraca Kapital
Tabungan rumahtangga
Tabungan perusahaan
Tabungan pemerintah
Transfer kapital
Total tabungan
6. Rest of World Impor
Pembay. faktor
Impor 7. Total
Produksi Penawaran
domestik Pengeluaran faktor
produksi Pengeluaran
rumahtangga Pengeluaran
perusahaan Pengeluaran
pemerintah Total
investasi Pengel.
pertukaran internas.
Sumber: Thorbecke 2001 15
9
Neraca Faktor Produksi, termasuk di dalamnya adalah tenaga kerja dan modal. Mereka menerima pendapatan dicatat pada Baris 3a dari penjualan jasa
mereka untuk aktivitas produksi dalam bentuk upah, sewa dan pendapatan faktor bersih yang diterima dari luar negeri. Sedangkan kolom 3 menunjukkan
pendapatan yang didistribusikan ke rumahtangga sebagai distribusi keuntungan dan pendapatan tenaga kerja, dan distribusi ke perusahaan sebagai keuntungan
yang tidak didistribusikan dan keuntungan perusahaan setelah dikurangi pajak. Neraca Institusi, yang mencakup rumahtangga selanjutnya dapat dirinci
menurut kelompok sosial ekonomi, perusahaan dan pemerintah. Dari baris 3a dapat dinyatakan bahwa rumahtangga menerima pendapatan faktor produksi,
berbagai bentuk transfer seperti transfer pendapatan diantara rumahtangga itu sendiri, transfer pendapatan dari pemerintah, transfer dari perusahaan berupa
asuransi atau transfer dari luar negeri misalnya remittances. Sementara itu pengeluaran rumahtangga kolom 4a terdiri dari pengeluaran atas barang-barang
konsumsi, transfer antara rumahtangga, pajak pendapatan dan sisanya dimasukkan sebagai tabungan dalam Neraca Modal.
Perusahaan baris 4b menerima keuntungan dan transfer, serta membayar kolom 4b pajak dan transfer, kemudian sisanya dimasukkan sebagai tabungan
dalam Neraca Modal. Selanjutnya pengeluaran pemerintah kolom 4c berupa subsidi, konsumsi barang dan jasa, transfer ke rumahtangga dan perusahaan, dan
menabung. Di sisi lain penerimaan pemerintah baris 4c berasal dari pajak dan transfer pendapatan dari luar negeri. Neraca Modal yang memperoleh penerimaan
baris 5 dari tabungan rumahtangga, perusahaan dan pemerintah. Sedangkan sisi pengeluaran kolom 5 berupa pengeluaran investasi untuk Neraca Komoditas.
Neraca Rest of the World mencatat transaksi antara domestik dan luar negeri. Penerimaan baris 6 yang berhubungan dengan luar negeri dalam
perekonomian domestik berasal dari ekspor, transfer pendapatan institusi dari luar negeri, transfer pendapatan dari faktor produksi dan pemasukan modal dari luar
negeri. Sedangkan pengeluarannya kolom 6 berupa impor, pembayaran faktor dan transfer ke luar negeri. Kerangka sederhana dan komprehensif dari SAM
dapat dijelaskan secara langsung dengan mengamati aliran transaksi yang disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12. Aliran Pendapatan dalam Perekonomian Sumber: Round 2003
Barang Akhir Transfer
Keseimbangan Neraca Eksternal
Tarif Pajak tak
Langsung Transfer
Impor Ekspor
Pajak Tabungan
Penjualan Konsumsi
Antara Value
Added
Aktivitas Produksi
Perusahaan Rumahtangga
Aktivitas Produksi
Pemerintah
Pasar Faktor
Produk
Pasar Komodi
tas
Rest of the World
Keutamaan perekonomian agregat dapat dipastikan secara langsung dari kerangka makro SAM. Oleh karenanya, penciptaan nilai tambah oleh aktivitas
produksi domestik yang menghasilkan GDP ditemui dalam sel 3, 2, pengeluaran konsumsi akhir oleh rumahtangga disajikan dalam sel 1, 4 dan seterusnya. Hal
tersebut membedakan aktivitas produksi dari komoditas-komoditas yang mereka hasilkan. Ini berarti bahwa aktivitas-aktivitas tersebut berasal dari dua komponen
Tabel I-O, yaitu: matriks penggunaan komoditas dan matriks penawaran komoditas Round, 2003. Berikut ini disajikan sebuah skema sederhana SNSE
sebagaimana terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Skema Sederhana SNSE
Pengeluaran Neraca Endogen
Faktor Produksi
Institusi Sektor
Produksi Neraca
Eksogen Total
1 2 3
4 5
Faktor Produksi
1 T
11
T
12
T
13
Distribusi nilai tambah
X
1
Pendapatan faktor produksi
dari LN Y
1
Distribusi pendapata
n faktorial Institusi
2 T
21
Alokasi pendapatan
faktor ke institusi
T
22
Transfer antar institusi
T
32
X
2
Transfer dari luar negeri
LN Y
2
Distribusi pendapata
n institusion
al Nerca En
do gen
Sektor Produksi
3 T
31
T
32
Permintaan domestik
T
33
Permintaan antara
X
3
Ekspor dan investasi
Y
3
Total output
menurut faktor
produksi
Neraca E k
so g
en Jumlah
neraca lainnya
4 L
1
Alokasi pendaatan
faktor ke luar negeri
L
2
Tabungan pemerintah,
swasta dan rumah tangga
L
3
Impor dan pajak tidak
langsung X
4
Trasfer lainnya Y
4
Total pend.
neraca lainnya
Pe n
d ap
atan
Total 5
Y
1
Jumlah pengeluaran
faktor produksi
Y
2
Jumlah pengeluaran
institusi Y
3
Total Input
Y
4
Jumlah pengeluaran
lainnya
Sumber: Thorbecke 1988
SNSE Indonesia tahun 2003 dikeluarkan dalam tiga kelompok sektoral, yaitu versi 13 x 13, 37 x 37 dan 102 x 102. Pengelompokan sektor produksi pada
SNSE berbeda dengan pengelompokan pada Tabel I-O. Untuk menggabungkan data dari SNSE dan Tabel I-O, diperlukan pengelompokkan antara sektor
keduanya Oktaviani, 2000. Pengelompokan antara Tabel I-O dengan SNSE disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Pengelompokan Sektoral dari Tabel Input-Output Tahun 2003 dengan Sistem Neraca Sosial Ekonomi, Tahun 2003
No Sektor dalam
Penelitian Mapping IO
Ke SAM 1 Padi
1 2 Tanaman
Pangan 1
3 Perkebunan 2
4 Peternakan 3
5 Kehutanan 4
6 Perikanan 5
7 Pertambangan 6,
7 8
Industri Makanan dan Minuman 8
9 Industri tekstil, pakaian dan kulit, permintalan
9 10
Industri Kayu, bambu, rotan, kertas dan karton 10, 11
11 Industri kimia, pupuk dan pestisida
12 12 Pengilangan
minyak bumi
7 13
Industri barang karet dan plastik 12
14 Industri barang-barang dari mineral bukan logam
12 15 Industri
semen 12
16 Industri dasar besi dan baja, logam dasar bukan besi
12 17
Industri alat angkutan, listik, mesin dan peralatannya 11
18 Listrik, gas dan Air Bersih
13 19 Bangunan
14 20 Perdagangan
15 21
Restoran dan hotel 16, 17
22 Angkutan 19
23 Komunikasi 19
24 Jasa Keuangan dan Perusahaan
20, 21 25
Pemerintahaan umum dan pertahanan 22
26 Jasa Pendidikan Pemerintah
22 27
Jasa Kesehatan Pemerintah 22
28 Jasa Pendidikan Swasta
22 29
Jasa Kesehatan Swasta 22
30 Jasa Lainnya
22 Sumber: Tabel IO, 2003 dan SNSE, 2003 diolah
Idealnya SNSE dan Tabel I-O yang digunakan adalah SNSE dan Tabel I-O yang diterbitkan pada tahun yang sama. Oleh karenanya, dalam penelitian ini
digunakan tabel SNSE tahun 2003. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya data SNSE digunakan untuk melengkapi data pada Tabel I-O, seperti data mengenai
komposisi tenaga kerja skill dan unskill, pangsa modal dan lahan serta pangsa pendapatan diantara golongan rumah tangga.
5.3.1. Klasifikasi Rumah Tangga
Kelompok rumah tangga dibagi menjadi 8 kelompok yaitu 5 kelompok rumah tangga pedesaan dan 3 kelompok rumah tangga di perkotaan. Adapun
pembagian kelompok rumah tangga pedesaan adalah: 1 Pedesaan 1 adalah rumah tangga buruh pertanian, 2 Pedesaan 2 adalah rumah tangga pengusaha
pertanian, 3 Pedesaan 3 adalah rumah tangga bukan pertanian golongan bawah, 4 Pedesaan 4 adalah bukan angkatan kerja, dan 5 Pedesaan 5 adalah rumah
tangga bukan pertanian golongan atas. Sedangkan untuk 3 golongan rumah tangga yang berada di perkotaan meliputi: 1 Perkotaan 1 adalah rumah tangga
pertanian golongan bawah, 2 Perkotaan 2 adalah rumah tangga bukan angkatan kerja, dan 3 Perkotaan 3 adalah rumah tangga bukan pertanian golongan atas.
Klasifikasi kelompok rumahtangga dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 15. Pada Tabel tersebut dapat diketahui besaran pengeluaran kelompok
rumahtangga untuk masing-masing sektor. Sekali lagi bahwa klasifikasi rumahtaggan didisagregasi menjadi delapan dengan jumlah sektor sebanyak 30
sektor.
160 Tabel 15. Pengeluaran Kelompok Rumahtangga di Sektor Perekonomian dalam Model CGE, Tahun 2003
Miliar Rupiah
Nomor Sektor
Rural1 Rural2 Rural3 Rural4 Rural5 Urban1 Urban2 Urban3 Total
1 Padi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Tanaman
Pangan 5165 17955 9926 3915 6993 15994 5834 19098 84880
3 Perkebunan 493 1715 948 374 668 1527 557 1824 8106
4 Peternakan 3227
11219 6202 2447 4370 9994 3645 11934 53038
5 Kehutanan
111 385 213 84 150 343 125 410 1821 6 Perikanan
2187 7602 4203 1658 2961 6772 2470 8087 35939 7
Pertambangan 117 408 226 89 159 364 133 434 1930
8 Industri Makanan
dan Minuman
17759 61740 34131 13463 24047 54996 20061 65671 291867 9
Industri tekstil, pakaian dan kulit, permintalan 3328
11571 6397
2523 4507
10307 3760
12308 54700
10 Industri Kayu, bambu, rotan, kertas dan karton
1170 4068
2249 887
1584 3624
1322 4327
19232 11
Industri kimia, pupuk dan pestisida 2538
8823 4877
1924 3436
7859 2867
9384 41708
12 Pengilangan minyak
bumi 2309 8026 4437 1750 3126 7150 2608 8537 37944
13 Industri barang karet dan plastik
1377 4788
2647 1044
1865 4265
1556 5093
22636 14
Industri barang-barang dari mineral bukan logam 262
911 503
199 355
811 296
969 4304
15 Industri
semen 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Industri dasar besi dan baja, logam dasar bukan besi
376 1309
723 285
510 1166
425 1392
6186 17
Industri alat angkutan, listik, mesin dan peralatannya 6420
22320 12339
4867 8693
19882 7252
23741 105514
18 Listrik, gas
dan Air
Bersih 1577 5481 3030 1195 2135 4883 1781 5831 25913
19 Bangunan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Perdagangan
6321 21975 12148 4792 8559 19575 7140 23375 103885 21 Restoran
dan hotel
8061 28025 15492 6111 10915 24963 9106 29809 132483 22 Angkutan
6012 20901 11554 4558 8141 18618 6791 22232 98807 23 Komunikasi
1397 4856 2685 1059 1891 4326 1578 5166 22958 24
Jasa Keuangan dan Perusahaan 7562
26289 14533
5733 10239
23417 8542
27963 124277
25 Pemerintahaan
umum dan
pertahanan 133 463 256 101 180 413 151 493 2190
26 Jasa Pendidikan
Pemerintah 1483 5155 2850 1124 2008 4592 1675 5484 24371
27 Jasa Kesehatan
Pemerintah 449 1560 862 340 607 1389 507 1659 7373
28 Jasa Pendidikan
Swasta 893 3104 1716 677 1209 2765 1009 3302 14674
29 Jasa Kesehatan
Swasta 510 1773 980 387 691 1579 576 1886 8382
30 Jasa Lainnya
4233 14715 8135 3209 5731 13108 4781 15652 69564 Total
85468 297140
164262 64794
115730 264680
96548 316060 1404681
Sumber: Tabel IO 2003 dan SNSE 2003 Diolah
165
5.3.2. Klasifikasi Tenaga Kerja
Model CGE membutuhkan informasi mengenai pengeluaran tenaga kerja untuk masing-masing sektor berdasarkan jenis pekerjaan. Klasifikasi tenaga kerja
dibagi menjadi 2 jenis pekerjaan, yaitu tenaga kerja terdidik skill dan tenaga kerja tidak terdidik unskill. Untuk mengetahui besar upah berdasarkan jenis
pekerjaannya dibutuhkan data SNSE. Pengeluaran upah tenaga kerja berdasarkan jenis pekerjaan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Pembayaran Upah di Setiap Sektor Berdasarkan Jenis Pekerjaan,
Tahun 2003 Miliar
Rupiah
No Sektor
Terdidik Tidak
Terdidik Total
1 Padi 49.67
8941.85 8991.52
2 Tanaman Pangan
264.65 24486.87 24751.53 3 Perkebunan
503.88 16069.66 16573.54 4 Peternakan
1366.11 18636.12 20002.23 5 Kehutanan
450.52 3514.79
3965.32 6 Perikanan
308.30 8772.89
9081.19 7 Pertambangan
6382.18 12985.19 19367.38 8 Industri
Makanan dan
Minuman 8513.53 30576.99 39090.52
9 Industri tekstil, pakaian dan kulit, permintalan
4117.99 22772.40
26890.39 10
Industri Kayu, bambu, rotan, kertas dan karton 2821.44
13693.65 16515.09
11 Industri kimia, pupuk dan pestisida
5591.10 14272.02
19863.12 12
Pengilangan minyak bumi 2709.54
6790.95 9500.49
13 Industri barang karet dan plastik
3064.16 7679.62
10743.78 14
Industri barang-barang dari mineral bukan logam 1294.97
3245.09 4540.06
15 Industri semen
679.20 1733.56
2412.77 16
Industri dasar besi dan baja, logam dasar bukan besi 3533.43
9018.25 12551.68
17 Industri alat angkutan, listik, mesin dan peralatannya
7369.69 18470.43
25840.13 18
Listrik, gas dan Air Bersih 2107.20
2390.14 4497.34
19 Bangunan 10097.13 46272.81 56369.94
20 Perdagangan 64452.31
3766.54 68218.85 21 Restoran
dan hotel
26461.74 618.26 27080.00
22 Angkutan 5490.30 17023.89 22514.19
23 Komunikasi 2373.60
5276.72 7650.32
24 Jasa Keuangan dan Perusahaan
33513.94 2000.12
35514.06 25
Pemerintahaan umum dan pertahanan 44229.84
11975.52 56205.36
26 Jasa Pendidikan
Pemerintah 17913.28
4850.06 22763.34 27 Jasa
Kesehatan Pemerintah
5419.15 1467.25
6886.40 28 Jasa
Pendidikan Swasta
10785.67 2920.25 13705.92
29 Jasa Kesehatan
Swasta 6161.25
1668.17 7829.43
30 Jasa Lainnya
26615.66 5093.57 31709.24
Total 304641.44
326983.66 631625.13
Sumber : BPS, Diolah dari Tabel I-O, 2003 dan SAM, 2003
5.3.3. Pendapatan atas Lahan dan Modal
Model keseimbangan umum Indonesia juga membutuhkan informasi mengenai pendapatan atas lahan dan modal per sektor. Informasi mengenai
pendapatan tersebut diperoleh dari matriks SNSE. Pada SNSE, faktor produksi dibagi menjadi lebih rinci, diantaranya adalah tenaga kerja, lahan, perumahan, dan
modal lainnya di daerah pedesaaan dan modal-modal lainnya di sekitar perkotaan, modal swasta, modal pemerintah dan modal asing. Pembayaran terhadap faktor
produksi lahan dan kapital pada tahun 2003 disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Pendapatan Lahan dan Modal, Tahun 2003
Miliar Rupiah
No Sektor Lahan Modal
1 Padi 23760.15 26954.54
2 Tanaman Pangan
45574.39 50392.65 3 Perkebunan
16340.37 14129.92 4 Peternakan
9152.39 21525.91 5 Kehutanan
7311.35 7412.91
6 Perikanan 27434.30
8883.55 7 Pertambangan
0.00 148129.6 8
Industri Makanan dan Minuman 0.00
77479.14 9
Industri tekstil, pakaian dan kulit, permintalan 0.00
45251.74 10 Industri Kayu, bambu, rotan, kertas dan karton
0.00 39157.27
11 Industri kimia, pupuk dan pestisida 0.00
28987.91 12 Pengilangan minyak bumi
0.00 68063.14
13 Industri barang karet dan plastik 0.00
18050.38 14 Industri barang-barang dari mineral bukan logam
0.00 7320.6
15 Industri semen
0.00 5354.92
16 Industri dasar besi dan baja, logam dasar bukan besi 0.00
22534.63 17 Industri alat angkutan, listik, mesin dan peralatannya
0.00 49887.29
18 Listrik, gas dan Air Bersih 0.00
17709.72 19 Bangunan
0.00 52856.88 20 Perdagangan
0.00 180540.8 21 Restoran dan hotel
0.00 41386.86
22 Angkutan 0.00
53784.8 23 Komunikasi
0.00 30546.61 24 Jasa Keuangan dan Perusahaan
0.00 133006.5
25 Pemerintahaan umum dan pertahanan 0.00
6959.26 26 Jasa
Pendidikan Pemerintah
0.00 5490.45
27 Jasa Kesehatan Pemerintah 0.00
1660.98 28 Jasa
Pendidikan Swasta
0.00 3305.83
29 Jasa Kesehatan Swasta 0.00
1888.43 30 Jasa
Lainnya 0.00 36649.07
Sumber : BPS, Diolah Tabel I-O, 2003 dan SAM, 2003
Untuk memperoleh data pendapatan lahan dan modal ini diperlukan pengelompokan sektor antara SNSE dan Tabel I-O yang diaplikasikan untuk
mendapatkan proporsi lahan dan modal pada 30 sektor yang terdapat pada penelitian. Setelah proposi pendapatan lahan dan kapital diperoleh, nilai tersebut
dikalikan dengan nilai total dari surplus usaha sektor 202 pada Tabel I-O dan biaya depresiasi sektor 203 pada Tabel I-O.
5.4. Elastisitas dan Parameter Lain