Pengolahan Data Simulasi Kebijakan

∫       − = z mn dy q p y I z y z P , ; α α 4.43 dimana α adalah poverty-aversion parameter α = 0, 1, 2, z adalah poverty line dan mn adalah pendapatan minimum. Berdasarkan pada pendekatan basic needs, indikator yang digunakan adalah head count index atau poverty incedence index α = 0, yaitu jumlah dan persentase penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan. Jika α = 1 disebut dengan poverty gap index, yang merupakan ukuran rata-rata ketimpangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan jika α = 2 disebut sebagai distributionally sensitive index atau poverty severity index, yang merupakan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran penduduk diantara penduduk miskin, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui intensitas kemiskinan. Poverty line diukur dengan menggunakan monetary poverty line dengan membuat postulat bahwa poverty line ditentukan oleh sejumlah keranjang komoditi baskets of quantities of commodities yang mencerminkan konsumsi kebutuhan dasar, hal ini konsisten dengan pendekatan Ravallion 1994 dalam mengestimasi kemiskinan absolute.

4.4. Pengolahan Data

Program GEMPACK adalah sebuah program perangkat lunak yang dikembangkan Monash University. Tujuan dari program tersebut adalah untuk memecahkan persoalan-persoalan dalam model ekonomi keseimbangan umum computable genaral equilibrim CGE. Selain itu, program tersebut juga digunakan untuk mengkonstruksi, memodifikasi database dan mengolah data dasar yang berasal dari Tabel I-O Nasional Tahun 2003 dan SNSE Nasional tahun 2003. Data dasar yang digunakan dikonstruksi dan memodifikasi mengikuti langkah-langkah pengolahan seperti pada model INDOF Oktaviani, 2000 dan WAYANG Wittwar, 1999. Konstruksi data dasar tersebut, kemudian dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan data dan model yang akan disusun. Setelah data disusun, matriks data tersebut diolah. Dengan mengidentifikasi persamaan yang digunakan, pemilihan peubah eksogen, perubahan pada peubah eksogen dan metode pengolahan sehingga program ini dapat menghasilkan perubahan peubah endogen dalam bentuk perubahan persentase baik pada peubah makro maupun peubah ekonomi sektoral untuk dianalisis selanjutnya. Untuk mengukur kemiskinan dan distribusi pendapatan digunakan bantuan perangkat lunak DAD 4.3: “A Software for Distributive AnalysisAnalyse Distributive” yang dikembangkan MIMAP Programme, International Development Research Center, Government of Canada and CREFA, University Laval.

4.5. Simulasi Kebijakan

Alternatif simulasi kebijakan yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan data historis dan dianggap dapat terjadi lagi pada masa yang akan datang, yaitu 1 simulasi peningkatan investasi sumberdaya manusia dan 2 transfer pendapatan ke rumahtangga perdesaan. Investasi sumberdaya manusia diwakili oleh pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan. Pengeluaran pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan modal manusia human capital. Modal manusia diwakili oleh output per pekerja output per effective labor . Output per pekerja didefinisikan sebagai jumlah output yang dihasilkan per pekerja, dan untuk seterusnya disebut sebagai produktivitas tenaga kerja. Karena di dalam model INDOF dan WAYANG, investasi sumberdaya manusia tidak dinyatakan secara eksplisit dan pengeluaran pemerintah tidak didisagregasi berdasarkan sektor, maka untuk mengetahui dampak peningkatan investasi sumberdaya manusia terhadap produktivitas tenaga kerja sektoral, digunakan model ekonometrik. Persamaan produktivitas tenaga kerja sektoral dituliskan sebagai berikut: Y jt = α + α 1 WAGE jt + α 2 EDUC t + α 3 HEAL t + U jt 4.44 dimana: Y jt = produktivitas tenaga kerja di sektor j pada tahun t WAGE jt = upah riil di sektor j pada tahun t EDUC t = pengeluaran pemerintah riil untuk pendidikan pada tahun t HEAL t = pengeluaran pemerintah riil untuk kesehatan pada tahun t Persamaan produktivitas tenaga kerja sektoral 4.44 diestimasi dengan menggunakan metode Ordinary Least Squares OLS. Data yang digunakan produktivitas tenaga kerja PDRB sektoral dibagi dengan jumlah tenaga kerja sektoral, tingkat upah tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan bersumber dari BPS. Data rentang waktu series yang digunakan adalah sepanjang 25 tahun pengamatan dimulasi dari tahun 1980-2004. Secara lengkap, hasil estimasi parameter persamaan produktivitas tenaga kerja sektoral adalah sebagai berikut: Produktivitas TK di Sektor Pertanian Y1 = -0.336824 + 0.000001353 AGRI_W + 0.000100 EDUC + 0.000165 HEAL 5.329 1.614 1.356 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.9264 Produktivitas TK Sektor Pertambangan Y2 = -0.469987 + 0.000005112 MINING_W + 0.000133 EDUC + 0.000198 HEAL 2.891 0.815 0.659 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.8987 Produktivitas TK di Sektor Industri Y3 = 1.255264 + 0.000002682 INDUS_W + 0.000107 EDUC + 0.000171 HEAL 0.739 0.459 0.419 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.6575 Produktivitas TK Sektor LGA Y4 = -0.058364 + 0.000003760 LGA_W + 0.000078039 EDUC + 0.000121 HEAL 3.359 0.855 0.764 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.9270 Produktivitas TK Sektor Bangunan Y5 =-1.653449 + 0.000007506 CONST_W + 0.000036186 EDUC + 0.000087996 HEAL 4.697 0.345 0.527 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.9498 Produktivitas TK Sektor Perdagangan Y6 =-1.186052 + 0.000006513 TRADE_W + 0.000013402 EDUC + 0.000043562 HEAL 5.241 0.183 0.331 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.9258 Produktivitas TK Sektor Transportasi Y7 = -0.122122 + 0.000002433 TRANS_W + 0.000035398 EDUC + 0.000120 HEAL 1.930 0.346 0.730 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.8580 Produktivitas TK Sektor Keuangan Y8 = -0.821571 + 0.000003294 BANK_W + 0.000083587 EDUC + 0.000100 HEAL 7.152 1.597 1.035 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.9773 Produktivitas TK di Sektor Jasa Y9 = -0.642525 + 0.000003578 SERVIS_W + 0.000156 EDUC + 0.000190 HEAL 2.513 1.107 0.709 ProbF = 0.0001 R 2 = 0.9005 Angka di dalam tanda kurung adalah nilia uji-t. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa peningkatan investasi sumberdaya manusia berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja sektoral. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar pengeluaran pemerintah baik untuk pendidikan maupun untuk kesehatan, maka semakin besar produktivitas tenaga kerja. Hasil estimasi menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh tingkat upah, investasi pendidikan dan kesehatan, dimana seluruh variabel penjelas berbeda nyata dengan nol pada tingkat kesalahan 15 persen. Sedangkan produktivitas tenaga kerja sektor lainnya hanya variabel penjelas tingkat upah yang berbeda nyata dengan nol, sedangkan investasi pendidikan dan kesehatan umumnya tidak signifikan, tetapi masih memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja Dari hasil estimasi tersebut, nilai dasar dari prediksi persamaan 4.44 ditunjukkan pada Tabel 9 kolom a, selanjutnya dilakukan stimulus ekonomi berupa peningkatan investasi sumberdaya untuk pendidikan nilai perubahan ditunjukkan pada Tabel 9 kolom b dan investasi sumberdaya manusia untuk kesehatan nilai perubahan ditunjukkan pada Tabel 9 kolom d. Selanjutnya untuk mengetahui persentase perubahan produktivitas tenaga kerja sektoral sebagai akibat adanya peningkatan investasi sumberdaya manusia untuk pendidikan dan kesehatan dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut ini: 100 x Dasar Dasar Simulasi − = ∆ 4.45 Persamaan 4.45 merupakan persentase perubahan produktivitas tenaga kerja sektoral, dimana besaran perubahan tersebut ditunjukkan pada Tabel 9 kolom c dan e yang selanjutnya akan dimasukkan ke model CGE. Besaran guncangan yang di masukkan ke dalam model ekonometrik tersebut adalah 1 peningkatan investasi sumberdaya manusia yang diwakili oleh pengeluaran pemerintah untuk pendidikan sebesar 20 persen, dan 2 peningkatan investasi sumberdaya manusia yang diwakili oleh pengeluaran pemerintah untuk kesehatan sebesar 20 persen. Dampak investasi sumberdaya manusia terhadap produktivitas tenaga kerja sektoral ditampilkan pada Tabel 9. Tabel 9. Besaran Perubahan Produktivitas Tenaga Kerja yang di Masukkan ke dalam Model CGE Simulasi 1 Simulasi 2 Nilai Dasar Nilai ∆ Nilai ∆ Variabel a b c d e Produktivitas TK Sektor Pertanian 1.15 1.18 2.60 1.21 5.21 Produktivitas TK Sektor Pertambangan 3.28 3.40 3.55 3.36 2.20 Produktivitas TK Sektor Industri 3.14 3.36 6.98 3.38 7.48 Produktivitas TK Sektor LGA 1.75 1.81 3.92 1.79 2.53 Produktivitas TK Sektor Bangunan 1.84 1.88 1.72 1.88 1.74 Produktivitas TK Sektor Perdagangan 1.36 1.40 2.87 1.38 1.17 Produktivitas TK Sektor Transportasi 1.46 1.49 2.13 1.50 3.00 Produktivitas TK Sektor Keuangan 2.01 2.09 3.64 2.05 1.81 Produktivitas TK Sektor Jasa-Jasa 2.42 2.53 4.65 2.58 6.53 Simulasi 1: Peningkatan investasi sumberdaya manusia diwakili oleh pengeluaran pemerintah untuk pendidikan sebesar 20 persen Simulasi 2: Peningkatan investasi sumberdaya manusia diwakili oleh pengeluaran pemerintah untuk kesehatan sebesar 20 persen Besaran perubahan produktivitas tenaga kerja di masing-masing sektor sebagai akibat dari peningkatan investasi sumberdaya manusia sebesar 20 persen yang ditampilkan pada Tabel 9 kolom c dan e, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam model CGE melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja sektoral yang dilakukan selama sepuluh tahun, dimulai dari tahun 2004-2014. Dengan kata lain bahwa variabel yang diguncang dalam model CGE adalah produktivitas tenaga kerja sektoral A1LAB. Dalam pembahasan, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan dinyatakan sebagai investasi sumberdaya manusia, baik dalam pembahasan model CGE, maupun dalam pembahasan distribusi pendapatan dan kemiskinan. Sekali lagi bahwa, nilai perubahan produktivitas tenaga kerja di masing-masing sektor yang tertera pada Tabel 9 diperoleh dengan melakukan simulasi kenaikan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan. Simulasi 3 adalah transfer pendapatan ke rumahtangga yang merupakan salah satu instrumen fiskal pemerintah dalam mempengaruhi distribusi pendapatan dan kemiskinan. Simulasi yang dilakukan adalah transfer pendapatan ke rumahtangga perdesaan sebesar Rp 100 000 untuk masing-masing kelompok rumahtangga perdesaan, atau meningkat sebesar yang ditunjukkan pada Tabel 10 dari rata-rata pendapatan kelompok rumahtangga perdesaan. Peningkatan pendapatan untuk masing-masing kelompok rumahtangga di perdesaan yang ditampilkan pada Tabel 10 selanjutnya akan dimasukkan kedalam model CGE sebagai instrumen kebijakan pemerintah. Pada kenyataannya, transfer pendapatan yang diberikan oleh pemerintah ke rumahtangga tidak hanya di daerah perdesaan, tetapi juga pada masyarakat di perkotaan. Argumen utama mengapa hanya transfer pendapatan ke rumahtangga perdesaan di masukkan ke dalam model adalah karena pada kelompok rumahtangga perdesaan tersebut jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan lebih dari 50 persen Susenas, 2002. Tabel 10. Persentase Peningkatan Pendapatan untuk Masing-Masing Kelompok Rumahtangga Perdesaan No Rumah Tangga Simulasi 3 1 Buruh pertanian di desa 18.388 2 Pengusaha pertanian di desa 18.041 3 Pengusaha bebas golongan rendah di desa 17.860 4 Bukan angktan kerja dan golongan tidak jelas di desa 17.689 5 Pengusaha bebas golongan atas di desa 17.848 6 Pengusaha bebas golongan rendah di kota 7 Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas di kota 8 Pengusaha bebas golongan atas di kota Sumber: Data Susenas, 2002 diolah Simulasi 3: Transfer pendapatan ke rumahtangga perdesaan sebesar Rp. 100 000 kepada masing-masing kelompok rumahtangga perdesaan Dana peningkatan investasi sumberdaya manusia dan transfer pendapatan kepada kelompok rumahtangga perdesaan dalam simulasi ini berasal dari luar anggaran pengeluaran pembangunan dan bukan berasal dari dana realokasi dana sektor lainnya.

4.6. Closure