2.7. Investasi Sumberdaya Manusia
Investasi sumberdaya manusia didefinisikan sebagai seluruh kegiatan yang mempengaruhi pendapatan maupun konsumsi di masa yang akan datang dengan
meningkatnya kualitas sumberdaya manusia. Bentuk investasi sumberdaya manusia ini meliputi: pendidikan sekolah dan pelatihan dalam pekerjaan,
kesehatan, migrasi, dan kegiatan mencari informasi mengenai harga dan pendapatan gajiupah. Walaupun investasi ini bervariasi bentuknya dalam
pendapatan dan konsumsi, seluruhnya mempengaruhi keterampilan, pengetahuan atau kesehatan sehingga meningkatkan konsumsi di kemudian hari. Human capital
difokuskan pada permintaan terhadap pendidikan dan peranan sekolah dan pengalaman dalam mempengaruhi perilaku pasar tenaga kerja secara individu.
Investasi bagi anggota keluarga terutama investasi dalam human capital dapat dilakukan dengan sejumlah cara yang berbeda. Cara utama investasi human
capital yang diakui adalah menyelesaikan formal schooling. Dapat diartikan
bahwa penambahan pendidikan selalu berarti penambahan studi ke satu tingkat yang lebih baik.
Seseorang juga dapat menginvestasikan dalam human capital berupa on the job training dan pengalaman seseorang dalam market job atau dalam aktivitas
rumahtangga. Disini, sesorang mengorbankan waktu dari satu pekerjaan atau dari aktivitas rumahtangga dalam menerima pelajaran bagaimana mengerjakannya
lebih baik. Dalam melakukannya, seseorang dapat menerima penghasilan sekarang yang lebih rendah atau menerima output sekarang lebih rendah dari
aktivitas rumahtangga dalam upaya meningkatkan produktivitas yang dimiliki seseorang dalam jangka panjang.
Cara lain berinvestasi dalam human capital adalah dengan mengorbankan waktu dan uang dalam memelihara dan memperbaiki kesehatan seseorang. Sama
halnya dengan investasi seseorang pada sebuah mobil atau rumah dengan memperbaikinya dan membuat perubahan padanya, investasi seseorang pada
kesehatan dengan memelihara dan memperbaiki kesehatan fisik dan mentalnya. Aerobics classes, jogging, physican visits, annual dental checkups, and good
nutrition semuanya adalah investasi dalam kesehatan kita. Menghasilkan hari-hari
sakit yang lebih kecil per tahun, ekspektasi hidup yang lebih panjang, dan produktivitas on the job dan aktivitas rumahtangga yang lebih tinggi.
Pendidikan formal, pengalaman dan kesehatan hanya tiga dari tipe investasi human capital. Investasi human capital lainnya adalah migrasi dari satu
kota, wilayah atau negara ke tempat lain dalam mencari pekerjaan yang lebih baik. Isunya adalah sesorang meninggalkan kesempatan di suatu tempat berusaha
mencari kesempatan yang lebih baik ditempat lain. Rumahtangga mempunyai beberapa pilihan untuk melakukan investasi,
apakah pada physic capital mobil baru, rumah, financial capital bank account, stocks and bonds
atau lowering of debts, atau human capital. Asumsikan bahwa rumahtangga dapat menyimpan dalam bentuk human capital dan motif untuk
menyimpan adalah memaksimumkan total kesejahteraan. Kita diskusi human capital dalam konteks pasar tenaga kerja, dan kita akan membahas hanya satu
jenis human capital, yaitu: formal schooling. Alasan utama individu melakukan investasi human capital dengan menyelesaikan formal schooling adalah
memperbaiki pendapatan mereka di masa yang akan datang dan selanjutnya meningkatkan total kesejahteraan mereka. Misalkan, pada awalnya, bahwa
penambahan schooling meningkatkan produktivitas individu dalam pasar kerja, dan para majikan menghargai hal ini dengan membayar tingkat upah yang lebih
tinggi kepada individu dengan formal schooling yang lebih tinggi. Mengingat individu tidak hanya memperhatikan pembayaran gaji dalam bentuk uang untuk
formal schooling , maka individu akan berinvestasi di dalam penambahan
schooling jika dan hanya jika pembayaran gaji untuk penambahan schooling yang
lebih tinggi. Dalam kasus sederhana yang dianalisis, alternatif lain formal schooling
adalah financial invesment stocks, bonds, savings account pada tingkat suku
bunga pasar, r. Individu akan membandingkan “rate of return” dari penambahan
sekolah dengan tingkat suku bunga pasar, dan akan memilih investasi dengan
“ rate of return” yang lebih tinggi. Jika formal schooling pada awalnya
mempunyai rate of return yang lebih tinggi, individu akan memaksimumkan kesejahteraannya dengan melanjutkan investasi dalam schooling sampai “rate of
return” pada schooling lebih rendah dari “market rate of interest”.
2.7.1. Investasi di Bidang Pendidikan
Dengan melakukan investasi di bidang pendidikan diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang diperlihatkan oleh
meningkatnya pengetahuan dan keahlian keterampilan seseorang. Peningkatan pengetahuan dan keahlian akan mendorong peningkatan produktivitas kerja
seseorang. Perusahaan akan memperoleh hasil yang lebih banyak dengan mempekerjakan tenaga kerja dengan produktivitas yang lebih tinggi, sehingga
perusahaan akan bersedia memberikan upahgaji yang lebih tinggi kepada yang
bersangkutan. Pada akhirnya seseorang yang memiliki produktivitas yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik, yang dapat diperlihatkan melalui
peningkatan pendapatan maupun konsumsinya. Perbedaan mendasar antara investasi sumberdaya manusia pada schooling
dan on the job terletak dari tujuan melakukan investasi. Schooling merupakan aktivitas pendidikan yang bersifat formal dan dilaksanakan oleh lembaga tertentu
secara reguler. Schooling bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian peserta didik student sehingga setelah menyelesaikan pendidikan
memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai dengan pengetahuan dan keahliannya untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya. Sementara itu, on the
job merupakan aktivitas pendidikan yang umumnya dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan latihan khusus kepada seseorang karyawan sesuai dengan
bidang kerja karyawan sehubungan dengan produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, tujuan
perusahaan melakukan on the job adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga perusahaan dapat megoptimalkan perolehan produksi dan
memaksimalkan keuntungannya. Dalam memutuskan untuk melakukan investasi pada schooling, ada dua
macam biaya yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 1 Indirect cost of schooling biaya tidak langsung dari sekolah. Seseorang dapat bekerja sambil sekolah,
dimana seseorang dapat bekerja setelah atau sebelum sekolah atau selama liburan. Dengan demikian, waktu yang dapat digunakan untuk bekerja lebih rendah,
dengan kata lain seorang pelajar tidak dapat bekerja full time. Konsekuensinya, pendapatan yang diperoleh lebih rendah daripada jika dia bekerja full time atau
bekerja secara reguler. Selisih antara potensial earnings pendapatan potensial dengan actual earnings pendapatan aktual ini disebut indirect cost of schooling
biaya tidak langsung dari sekolah, dan 2 Direct cost of schooling biaya langsung dari sekolah. Biaya kuliah, ongkos, biaya buku dan persediaan,
termasuk biaya transportasi, penginapan dan biaya hidup merupakan biaya langsung dari sekolah. Besarnya direct cost of schooling yang dikeluarkan akan
mempengaruhi net earnings pendapatan bersih seseorang. Pendapatan bersih dapat didefinisikan sebagai selisih antara pendapatan aktual dan biaya langsung
dari sekolah. Secara matematis net earning dapat dirumuskan sebagai berikut: W = MP – k
…………………………………………………….. 2.7 dimana:
W = net earnings pendapatan bersih
MP = actual marginal product diasumsikan sama dengan earnings
K = direct cost of schooling biaya langsung dari sekolah
Persamaan net earnings juga dapat ditulis sebagai: W = MP
–MP – MP + K = MP
– C Dimana MP
adalah marginal product yang dihasilkan dan C adalah Total biaya sekolah. Pada kondisi ini, net earnings adalah selisih potential earnings dengan
total cost . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan investasi
pada schooling seseorang harus mempertimbangkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan, baik direct cost maupun indirect cost of schooling.
Pembahasan tentang investasi pada on the job dapat dilihat dari sisi pekerja karyawan dan dari sisi pengusaha yang melakukan investasi. Dari sisi
karyawan, investasi pada on the job menguntungkan karyawan itu sendiri, tidak saja karena karyawan tersebut memperoleh tambahan pengetahuan dan
keterampilan, namun semua biaya pelatihan ditanggung oleh perusahaan. Dengan demikian, pendapatan on the job trainees karyawan yang mengikuti training
akan bersih tetap menerima pendapatan sesuai dengan potensinya dari semua biaya training, termasuk biaya pendidikan langsung. Peningkatan pengetahuan
dan keterampilan karyawan dengan mengikuti training akan meningkatkan produktivitas kerjanya, sehingga akan berdampak positif terhadap upahgaji yang
akan diterimanya. Dari sisi pengusaha, investasi pada on the job juga memberikan keuntungan. Upaya pengusaha untuk meningkatkan produktivitas
karyawan dengan memberikan training akan meningkatkan produksi yang dihasilkan. Hal ini sudah tentu akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang melakukan investasi sumberdaya manusia pada schooling berbeda dengan
investasi pada on the job tidak hanya dari tujuannya saja. Seseorang yang melakukan investasi pada schooling akan memperoleh actual earnings yang lebih
rendah daripada potential earnings, karena dia tidak dapat pekerja full time selama sekolah. Disamping itu, semua biaya pendidikan pada schooling ditanggung
sendiri peserta didik student atau mengorbankan pendapatan orang tuanya. Sebaliknya, pada investasi on the job, seorang karyawan akan memperoleh actual
earnings sesuai dengan potential earning-nya, dan semua biaya pendidikan
ditanggung oleh perusahaan. Bahkan ada perusahaan yang memberikan imbalan kepada para karyawan yang berprestasi dalam mengikuti training. Tidak jarang
pula perusahaan memberikan kenaikan upahgaji kepada karyawan karena kenaikan prestasi kerja kenaikan produktivtas yang tinggi setelah mengikuti
training . Secara matematis, investasi sumberdaya manusia pada on the job
dituliskan sebagai berikut: W
MP =
……………………………………………………….. 2.8
dimana: W =
net earnings pendapatan bersih
MP = actual marginal product diasumsikan sama dengan earnings
2.7.2. Tingkat Pengembalian Investasi Pendidikan
Rate of return on education didefinisikan sebagai tingkat suku bunga
tertentu yang menyamakan biaya investasi pendidikan dengan present value of the stream of future benefit from investment
nilai sekarang dari manfaat ivestasi pada masa mendatang. Rate of return ROR disebut juga internal rate of return
IRR. Alasan utama individu melakukan investasi pendidikan adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi di masa yang akan datang dan
selanjutnya meningkatkan total kesejahteraan mereka. Individu akan melakukan investasi pendidikan jika dan hanya jika pendapatan yang diterimanya lebih tinggi
daripada investasi dibidang lainnya. Jika pendapatan yang diperoleh tanpa investasi pendidikan pada periode t
adalah E
t
dan pendapatan dengan investasi pendidikan adalah
t
E , maka seseorang akan melakukan investasi pendidikan jika
t
E E
t
, atau individu akan membandingkan “rate of return” dari penambahan pendidikan dengan “market
rate of interest”, dan akan memilih investasi pada pendidikan jika “rate of return” lebih tinggi daripada tingkat suku bunga pasar. Mengacu pada definisi
rate of return, maka perlu dipahami tentang cost of invesment on education biaya
investasi pendidikan dan present value of the stream of future benefit from investment on education nilai sekarang dari manfaat investasi pendidikan pada
masa mendatang. Ada dua komponen biaya investasi pendidikan, yaitu: direct cost biaya
langsung dan indirect cost biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan semua biaya yang dikeluarkan secara langsung selama pendidikan, meliputi: biaya
sekolah SPP, buku, penginapan, transportasi dan biaya lainnya yang langsung dikeluarkan. Sementara itu, biaya tidak langsung merupakan selisih antara
potential earnings pendapatan potensial dengan actual earnings pendapatan aktual. Jika diasumsikan seseorang mengikuti pendidikan sampai tamat sekolah
menengah umum SMU dan setelah tamat SMU seseorang dapat memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau langsung bekerja.
Secara matematis biaya investasi pendidikan tersebut dapat ditulis sebagai berikut: MC = E
+ C …………………………………………………… 2.9
dimana: MC =
marginal cost untuk menyelesaikan pendidikan sampai tamat sekolah menengah umum SMU
E = Biaya tidak langsung
C = Biaya langsung
Benefit dari investasi pendidikan adalah selisih antara pendapatan yang diharapkan setelah melakukan investasi pendidikan dengan pendapatan yang
diperoleh apabila tidak melakukan investasi pendidikan. Seseorang akan menentukan pilihannya untuk melakukan investasi pendidikan atau tidak, juga
dapat dilihat dengan membandingkan rate of return on education i dengan market rate of interest r. Rate of return on education i dapat dihitung dengan
menyamakan marginal benefit tambahan pendapatan dengan marginal cost tambahan biaya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
t i
n t
t E
t E
MB 1
1 +
∑ =
− =
……………………………………………. 2.10
C E
MC +
= …………………………………………………. 2.11
MB = MC ………………………………………………………… 2.12 maka
C E
t i
n t
t E
t E
+ =
+ ∑
=
−
1 1
…………………………………….. 2.13
dimana: i = rate of return atas investasi pendidikan
E
t
= perolehan pendapatan tanpa investasi pendidikan pada periode t
t
E = perolehan pendapatan dengan investasi pendidikan pada period Ada tiga implikasi yang dapat diungkapkan dari persamaan 2.13, yaitu:
1 Jika i r, sesorang akan melakukan investasi pendidikan, 2 Jika i = r, sesorang bisa saja melakukan investasi pendidikan atau tidak,
karena melakukan investasi pendidikan atau tidak hasilnya tetap sama, dan 3 Jika i r, seseorang tidak akan melakukan investasi pendidikan dan akan
melakukan investasi pada bidang lainnya misalnya investasi di bidang keuangan.
2.7.3. Investasi Kesehatan Fisik dan Mental
Investasi dalam human capital juga dapat dilakukan dengan memelihara dan memperbaiki emotional and physical health kesehatan fisik dan emosi.
Salah satu kunci keberhasilan negara-negara maju dibidang perekonomian adalah melalui upaya yang dilakukan pemerintahnya dan individu masyarakat untuk
memelihara dan memperbaiki kesehatan fisik dan emosi. Tidak mengherankan jika binis terapi kesehatan fisik dan emosi
berkembang pesat di negara-negara maju. Meningkatnya kesehatan fisik dan emosi diyakini mampu meningkatkan produktivitas kerja individu, menurunkan
angka kematian pada usia kerja, dan dapat memperpanjang usia kerja produktif sehingga memperpanjang waktu menambah penghasilan. Peningkatan kesehatan
fisik dan emosi penting diperhatikan karena merupakan faktor penentu perolehan penghasilan di seluruh pelosok dunia. Dengan demikian, pentingnya emotional
and physical health sebagai bagian dari investasi human capital dapat dilihat dari sisi pencari kerja dan pemberi kerja. Investasi pada emotional and physical health
berimplikasi langsung bagi kestabilan dan perbaikan kesehatan fisik dan emosi bagi pencari kerja. Kondisi fisik dan emosi pencari kerja yang baik dan stabil akan
menghasilkan tingkat produktivitas kerja yang baik sehingga dengan mempekerjakannya perusahaan akan memperoleh pendapatan sesuai dengan yang
diharapkan.
2.8. Pengeluaran Pembangunan